Arawinda dan Blunder KITE Entertainment: Pentingnya Logika Berbahasa


“Yang Penting Ngerti.” Masa?

Sejak dulu gue orang yang paling rewel soal ketertiban berbahasa dan paling “gemes” (pengen nyubit — pake gunting kawat) sama orang yang bilang, “Udahlah, nggak usah terlalu musingin bahasa, yang penting sama-sama ngerti.” Iya kalo elu lagi belajar bahasa asing, memang bener nggak usah terlalu mikirin struktur dulu, karena keberanian mencoba lebih penting. Kayak pedagang-pedagang di daerah wisata: strukturnya kacau, pelafalan sekadar mirip tapi yang penting bisa ngobrol sama turis dan dagangan laku. Nggak papa. Tapi kalo lagi ngomong bahasa sendiri, bahasa yang kita pelajari sejak kecil, maka bahasa itu ibarat OS (operating system) di ponsel: dia melandasi bagaimana informasi kita terima, kita olah, dan kita sampaikan balik ke dunia. Kalau logika bahasa kita kacau, maka kita ibarat ponsel yang OS-nya error: biar kata prosesornya pake Snapdragon seri terbaru, RAM 1 TB, maka pas dipake juga akan error. Minimal lemot banget dan bikin emosi pemakainya.

Kasus Arawinda dan “press release” yang dikeluarkan perusahaan manajemen yang menaunginya; Kite Entertainment (selanjutnya gue singkat KE ya) adalah contoh betapa gawatnya kalau logika bahasa yang error dipaksakan untuk menulis publikasi massa: mencoba meredam satu masalah dengan menciptakan masalah baru yang dampaknya malah lebih luas.

Mari kita bahas satu per satu.

(lebih…)

Sebuah Kisah Penelusuran Nirfaedah


Semalem lagi scroll2 Twitter dan nemu capture IG story seorang celebgram berinisial RV yang nagih pembayaran sebuah tas dari orang bernama MZ. Tapi kemudian ada capture lain dari RV yang menyatakan MZ sudah bayar tasnya dan kasus dinyatakan selesai.

Eh scroll lagi, nemu capture IG story dari orang bernama CK yang juga merasa belum dibayar oleh MZ. Gue sebagai orang yang jarang mengikuti dunia perartisan bertanya-tanya siapakah CK ini, apakah bintang film, penyanyi atau komedian. Maka gue cek Google, dan ketemulah biodata ringkasnya bahwa dia adalah pemain sinetron bersuamikan orang bernama RA.

Nah nama RA ini rasanya mengingatkan pada sebuah berita yang viral baru-baru ini, tapi lupa apaan. Maka gue googling nama RA dan ketemulah berita bahwa dia baru dituntut pertanggungjawaban dari seorang perempuan bernama WA yang mengaku pernah dihamili oleh RA.

Untuk lebih mendalami kasus, gue beralih ke YouTube dan mencari pemberitaan tentang WA dan RA. Ketmulah sebuah acara wawancara gosip di mana WA membeberkan kedekatannya dengan RA sejak tahun 2012. “Bahkan waktu RA kecelakaan motor tahun 2012, saya yang pertama kali dia telepon,” kata WA.

Lalu muncul cuplikan reportase waktu RA kecelakaan motor tahun 2012, teman-teman artisnya datang menjenguk, dan salah satunya Agnes Monica.

Nah, ini bagian serunya.

(lebih…)

Cakar Monyet


Dalam kurun waktu seminggu terakhir, 2 kejadian melintas di sekitar gue.

Kejadian pertama berskala nasional, tentang dua anak muda yang konon putus hubungan secara nggak baik, dan bikin kata ‘ghosting‘ jadi trending topic di Twitter. Kenapa pake konon, karena kita belum (dan mungkin nggak perlu, karena bukan urusan kita) denger cerita lengkap dari kedua belah pihak, jadi apakah beneran terjadi ghosting atau enggak biarin aja hanya mereka yang tau.

Kejadian kedua terjadi dalam lingkup lebih kecil, tentang seorang kenalan yang lagi mencoba memperkarakan perusahaan tempat kerjanya karena, menurut dia, udah merampas hak kerjanya secara tidak sah.

Kedua kejadian ini mengingatkan gue pada sebuah cerita pendek yang judul aslinya “The Monkey’s Paw”, karya W.W. Jacobs yang terbit tahun 1902. Gue baca terjemahannya dalam bentuk sisipan majalah Femina dengan judul “Cakar Monyet”, lupa tahun berapa, yang jelas berhasil bikin gue susah tidur beberapa hari sesudahnya.

Begini ceritanya:

(lebih…)

Celeb Online Minta Endorse Senilai 1 Miliar, Masuk Akal Gak?


Dua hari lalu rame di Twitter tentang celeb online yang minta sebuah biro wisata untuk mengongkosi dia dan rombongannya (20 orang) jalan2 ke US. Berikut hitungan gue apakah permintaan itu masuk akal secara bisnis atau enggak.

Gue pake hitungan konservatif aja ya, biaya 2 minggu ke US saat low season, dengan sharing kamar hotel 2 orang per kamar, maka akan perlu ongkos 50 juta/orang. Ini belum termasuk makan siang dan malam serta transportasi selama di US ya.

Dengan jumlah rombongan 20 orang, maka biro wisata yang sedianya akan mengongkosi dia harus mengeluarkan duit minimum 1 miliar. Apakah jumlah ini gede?

Tergantung.

(lebih…)

Perpaduan Maut antara Volume Pol dan Rem Blong


Di kantor yang sekarang, hiduplah seorang cewek asli dari Purbalingga bernama Heti (bukan nama sebenarnya, karena nama sebenarnya adalah Heni). Umurnya masih sedikit, tenaganya pun masih banyak, sehingga kalo dia ngomong di lantai 10, yang nyahut Pak Satpam dari lobby. Nggak heran si Heti ini laris diminta jadi MC. Mungkin kalo tiba-tiba sound system mati, volume suaranya cukup untuk menghibur penonton segedung. 

Jumat minggu lalu, Heti dan sejumlah temannya dapet tugas luar. Mereka pun pesen taksi online. Ternyata, Pak Supir taksi online ternyata adalah seorang pemain sinetron, sebut saja namanya Budi Setiawan (ini bukan nama sebenarnya, karena mana laku nama Budi Setiawan jadi pemain sinetron. Cocoknya jadi Manager Keuangan).

Yang pertama kali mengenali adalah teman Heti sebutlah namanya Adi, yang duduknya di depan di samping Pak Supir. Adi merasa kenal dengan wajah Pak Supir ini, tapi dia masih agak ragu. Diam-diam Adi googling dulu mencari nama Budi Setiawan, dan… yak ketemu. Adi merasa cukup kaget serta terkesan karena jarang-jarang disupiri seorang pemain sinetron.

Karena ingin berbagi kegembiraan dengan teman-teman lainnya, Adi mengoper ponselnya yang masih dalam keadaan terbuka memajang foto Budi Setiawan ke belakang. Kebetulan, orang yang tepat duduk di belakangnya adalah The One and The Only, Heti.

“Apa ini Mas?” tanya Heti, seperti biasa dengan volume speaker tukang getuk.

Tentunya sulit bagi Adi untuk menjelaskan maksudnya, maka dia hanya diam sambil mengoperkan ponsel. Heti pun menerima ponsel tersebut, mengamat-amati halaman yang terbuka di layarnya, lalu berkomentar…

Sebentar.

Agar kalian bisa sedikit membayangkan situasinya, maka bayangkan kalian masuk ke toko elektronik, bagian televisi.

Masing-masing televisi yang terpajang di sana menayangkan film yang berbeda-beda, dengan suara yang berbeda-beda juga, kan?

Bayangkan kalian memilih satu dari sekian banyak televisi, lalu kalian ingin mengetes kualitas suaranya. Kalian tekan tombol volume + lebih tinggi lagi, lebih tinggi lagi, hingga satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara dari televisi yang sedang kalian tes itu.

Cukup keras, bukan?

Nah, lalu bayangkan, televisi itu kalian sambungkan ke sound system konser Metallica di Istora Senayan.

Yak, volumenya sekeras itu.

Dengan volume yang full power seperti biasanya, Heti pun bertanya,

“INI FOTO ARTIS SIAPA SIH MAS, BUDI SETIAWAN… KOK NAMANYA NGGAK PERNAH KEDENGERAN, MANA ORANGNYA JELEK BANGET!”

Seisi mobil langsung hening beberapa saat.

Lalu Pak Budi Setiawan sendiri yang jawab, “Itu saya, mbak…”

Sisa perjalanan berlangsung dalam hening.

Setelah sampai tujuan, barulah rame. Mem-bully Heti. Sampai hari ini.

Chuck Norris kagak ada matinya…


Gue lupa persisnya kapan, kalo nggak salah sih sekitar setahun yang lalu gue mulai sering nemuin aneka joke tentang Chuck Norris beredar di internet. Biasanya dalam bentuk joke-joke pendek yang cuma sebaris, dan temanya menggambarkan betapa jagoannya Chuck Norris ini. Misalnya seperti ini:

Some people wear Superman pajamas. Superman wears Chuck Norris pajamas.

Kenapa harus Chuck Norris, entahlah. Dugaan gue adalah karena dalam film-filmnya, Chuck Norris selalu tampil sebagai jagoan tak terkalahkan, super macho, pokoknya nggak ada matinya. Dan mungkin joke-joke ini bermunculan sebagai reaksi ‘ngeledek’ terhadap Chuck Norris. Beberapa yang jadi favorit gue:

Chuck Norris ordered a Big Mac at Burger King, and got one.

Chuck Norris irons his trousers with them still on.

There is no theory of evolution. Just a list of creatures Chuck Norris has allowed to live.

Chuck Norris is the reason why Waldo is hiding.

When Chuck Norris does a pushup, he isn’t lifting himself up, he’s pushing the Earth down.

Chuck Norris is so fast, he can run around the world and punch himself in the back of the head.

Chuck Norris doesn’t wear a watch. HE decides what time it is.

Chuck Norris owns the greatest Poker Face of all-time. It helped him win the 1983 World Series of Poker despite him holding just a Joker, a Get out of Jail Free Monopoly card, a 2 of clubs, 7 of spades and a green #4 card from the game Uno. <= ini paling lucu menurut gue

Chuck Norrisnya sendiri konon nggak keberatan dengan kemunculan joke-joke tersebut, kecuali saat ada perusahaan yang menerbitkannya jadi buku dan mengambil keuntungan komersial, baru dia mengajukan tuntutan. Selain itu dia juga menyatakan keberatan dengan salah satu joke yang berbunyi:

There is no theory of evolution. Just a list of creatures Chuck Norris has allowed to live.

Chuck Norris nampaknya merasa sungkan dan takut kualat, maka dia merespon dengan

It’s funny. It’s cute. But here’s what I really think about the theory of evolution: it’s not real. It is not the way we got here. In fact, the life you see on this planet is really just a list of creatures God has allowed to live. We are not creations of random chance. We are not accidents. There is a God, a Creator, who made you and me. We were made in His image, which separates us from all other creatures. By the way, without Him, I don’t have any power. But with Him, the Bible tells me, I really can do all things — and so can you. (sumber: wikipedia)

Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata ada sebuah website yang mengkhususkan diri mengumpulkan aneka joke tentang Chuck Norris, namanya “Chuck Norris Facts”. Selain bisa numpang baca aneka joke tentang Chuck Norris di sini, kita juga bisa pesan joke-joke itu dalam bentuk kaos. Mudah-mudahan sih mereka udah minta ijin belum sama Chuck Norris. Karena…

If Chuck Norris round-house kicks you, you will die. If Chuck Norris misses you with the round-house kick, the wind behind the kick will tear out your pancreas.

6 langkah menuju Kevin Bacon (posting paksa)


Ini (rasanya) baru kali pertama gue posting dengan materi yang dipasok oleh orang lain. Masoknya sambil maksa, lagi. Pelakunya siapa lagi kalo bukan si blogger kambuhan.

Temanya adalah tentang “6 Degrees of Kevin Bacon”.
Pertama kali gue denger tentang hal aneh ini adalah di salah satu episodenya Mad About You. Di situ digambarkan para tokohnya lagi main iseng mengurutkan berapa langkah seorang aktor terhubung dengan Kevin Bacon lewat kemunculan dalam satu film.
Misalnya, Sylvester Stallone pernah main bareng Demi Moore di film “Your Studio an You” sedangkan Demi Moore pernah main bareng Kevin Bacon di film “A Few Good Men”; maka Sylvester Stallone berjarak 2 “langkah” dari Kevin Bacon atau punya Bacon score = 2.
Kenapa Kevin Bacon? Dalam wawancara untuk mempromosikan film “River Wild” (1994, bareng Meryl Streep) Kevin mengaku udah pernah bekerja sama dengan “semua” orang di Hollywood atau minimal pernah kerja bareng seseorang yang akan menghubungkannya dengan semua aktor Hollywood – saking banyaknya film yang pernah dia bintangi. Dalam periode yang kurang lebih sama, muncul sebuah newsgroup dengan judul “Kevin Bacon is the center of the universe” – walaupun masih kurang jelas apakah Kevin sendiri yang memulai newsgroup tersebut.
Belakangan permainan mencari hubungan antara Kevin Bacon dan aktor lainnya menjadi semakin populer dan muncul keyakinan bahwa sejauh-jauhnya koneksi seorang aktor dengan Kevin Bacon, lompatannya maksimal hanya 6 langkah – makanya disebut “6 Degrees of Kevin Bacon”.
Walaupun awalnya rada sebel dengan urusan Bacon score ini, lama-lama Kevin nampak mulai menikmati dan di berbagai kesempatan mulai mau berkomentar soal ini.
Kalo di titik ini kalian mulai berpikir-pikir di mana pentingnya seorang Kevin Bacon sehingga layak dihitung-hitung koneksinya sampe segini njelimet, cek deh website “The Oracle of Bacon”. Website ini dikelola oleh sekumpulan orang gila yang secara sangat serius sekaligus sangat kurang kerjaan memasukkan jutaan data aktor Hollywood dari Internet Movie Database untuk menguji teori apakah benar semua aktor di Hollywood terhubung dengan Kevin Bacon dalam maksimal 6 langkah.
Hasilnya? Ternyata ada 182 aktor yang terhubung dalam lebih dari 6 langkah ke Kevin Bacon, dan ternyata Kevin Bacon belumlah pantas menjadi pusat dunia Hollywood. Dengan perhitungan pembobotan antara jumlah aktor yang terhubung di setiap langkah dan kemudian membaginya dengan jumlah total aktor, mereka menemukan bahwa Bacon score untuk Kevin Bacon adalah 2.980 sementara aktor Sean Connery, misalnya, malah punya score yang lebih kecil: 2.849 – artinya rata-rata aktor terhubung ke Sean Connery dalam langkah yang lebih sedikit ketimbang Kevin Bacon. Ditambah lagi, hanya 100 aktor yang terhubung dengan Sean Connery dalam lebih dari 6 langkah.
Kalo di titik ini kalian masih belum terlalu terkesan dengan keisengan para webmaster Oracle of Bacon, coba simak Bacon score untuk aktor-aktor berikut:
Anjasmara: 4 Bacon score
Benyamin S: 3 Bacon score
Rhoma Irama: 4 Bacon score
Wolly Sutinah (mak Wok): 4 Bacon score
Connie Sutedja: 3 Bacon score
Nicholas Saputra: 3 Bacon score
Dengan kata lain, Sylvester Stallone hanya berselisih satu Bacon Score dengan Benyamin, Connie Sutedja dan Nicholas Saputra. Hebat?
Kesimpulannya: kalo mau iseng, jangan nanggung.
Foto Kevin Bacon bermata 3 gue ambil dari situs ini.
Referensi: halaman wiki tentang 6 degrees of Kevin Bacon

Ada yang terganggu dengan iklan ini ga sih?


Kalo elo pemirsa setia SCTV pasti pernah mengalami kejadian sebagai berikut:

Lagi asik-asik nonton acara seru, tegang, penasaran ingin tau kelanjutannya, trus pembawa acaranya bilang “tetaplah bersama kami, kami akan kembali setelah pesan-pesan berikut” lantas di layar kaca muncul wajah Dewi “oops-melorot dua kali” Persik mengiklankan sebuah sinetron.

(lebih…)