Satu setengah tahun yang lalu, gue cuma tau kode html untuk bikin tulisan bold dan italic. Sekarang, bermodalkan latihan di MP dan nanya sana-sini, ternyata bisa juga gue mengutak-atik CSS. Padahal berdasarkan tes IQ, gue dinyatakan punya kemampuan analisa non-verbal yang ‘cukup’ (istilah halus untuk ‘pas-pasan’), atau dengan kata lain otak gue sebenernya nggak didesain untuk memahami kode-kode ajaib HTML dan CSS. Kesimpulannya: kita bisa menguasai bidang apa aja, asal kita mau belajar – terserah apapun kata tes IQ.
Berbekal kesimpulan tersebut, maka hari Sabtu kemarin gue mulai belajar sesuatu yang baru: main gitar! Sebenernya sih udah lama gue kepingin menguasai alat musik yang satu ini, tapi nggak kebayang gimana caranya menyelipkan jadwal kursus di tengah jadwal yang udah numpuk ini. Jadi bertahun-tahun niat kursus main gitar cuma sekedar niat doang.
Bulan lalu, Kanta, keponakan gue yang sekarang duduk di kelas 1 SMA, ikutan kursus gitar di Purwacaraka cabang Cikini. Lokasi yang cukup deket dengan rumah, jadwal pertemuan yang cuma 1 x 45 menit / minggu dan di hari Sabtu pula, bikin gue teringat niat lama dan akhirnya…memutuskan untuk ikutan daftar!
Istri tercinta nggak abis2nya ngetawain suaminya yang udah tua bangka ini berangkat les gitar bersama keponakan yang masih SMA. Udah mana kursus tersebut kayaknya membidik pangsa pasar pelajar sehingga di form pendaftaran ada isian “asal sekolah”, “kelas”, dan “nama orang tua”. Mbak-mbak petugas pendaftaran juga nampaknya setengah nggak percaya mendengar hubungan antara gue dan Kanta.
“Ini siapanya?”
“Oom.”
“Ini, oomnya Kanta?”
“Iya.”
“Mau ikutan kursus di sini?”
“Iya, boleh kan?”
Tentu aja boleh, walaupun aneh. Sebagai akibatnya, semua orang di sana, mulai dari mbak2 petugas pendaftaran sampe guru kursusnya, manggil gue “oom” – saking pada bingung mau manggil apa dan belum pernah punya murid setua ini.
Kemarin kursus pertama gue, dan hari ini gue beli gitar di Gunung Agung biar bisa latihan di rumah.
Ya, gue mulai kursus gitar.
Setua ini.
Karena gue yakin apapun bisa dipelajari, selama kita mau.
Ada yang mau gabung?
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.