Kalo lo mau beli sepatu di toko, dan sepatu yang lo pilih nggak tersedia ukurannya, apa yang biasanya dilakukan penjaga tokonya?
Kalo dia sekedar bilang, “Maaf, ukurannya nggak ada” mungkin lo akan maklum.
Kalo dia bilang “Maaf, ukurannya nggak ada. Berminat dengan model yang ini, barangkali?” lo mungkin akan sedikit terkesan dengan upaya si penjaga toko untuk membantu.
Tapi yang gue dan Ida alami kemarin bener-bener jauh melebihi ekspektasi kami atas pelayanan toko sepatu manapun yang pernah kami kunjungi.
Ceritanya, kemarin gue dan Ida jalan-jalan ke Grand Indonesia, refreshing dikit mumpung dapur kotakkue.com lagi libur. Niat awalnya sih cuma mau cuci mata, tapi akhirnya jadi ngiler waktu liat tulisan “discount” tergantung-gantung di toko Planet Sports. Ida lantas inget pernah ngincer sepatu merk Skechers beberapa waktu yang lalu. Kami pun mampir.
Pilih punya pilih, Ida akhirnya naksir sepasang sepatu tipe casual, dan minta dibawain nomor 37 kepada Mbak Pramuniaga. Si Mbak Pramuniaga yang belakangan kami tau bernama Mbak Dhayu kemudian membawakan – bukan cuma satu – tapi 3 (tiga) kotak sepatu bernomor 37 berlainan model. Maksudnya, biar pembeli bisa lebih leluasa milih sepatu yang dirasa paling cocok. Di sini Ida udah mulai terkesan dengan semangat proaktif Mbak Dhayu.
Dari ketiga model yang disodorkan, Ida memilih sepatu warna krem bermotif bunga-bunga kecil. Tapi… “Lho, mbak, ini kok ada noda di ujungnya, ada yang masih baru nggak?” tanya Ida.
Sepatu Pilihan Nggak Tersedia di Stok
“Wah sayangnya model ini tinggal satu-satunya… Sebentar ya Bu, saya coba bersihin dulu di belakang,” katanya. Abis ngomong gitu dia pergi ke belakang menenteng sepatu pilihan Ida. Beberapa menit kemudian dia balik dengan tampang menyesal, “Bu, saya udah coba bersihin, tapi nodanya nggak mau hilang…maaf ya Bu… Ibu mau model lainnya?”
“Nggak mau, maunya yang itu aja… di toko lain ada nggak?”
“Sebentar ya Bu, saya coba telepon ke toko kami yang lain di Plaza Indonesia ya, siapa tau mereka masih punya stok sepatu ini.” Mbak Dhayu mencoba menelepon, tapi ternyata di cabang sana sepatu itu juga udah nggak tersedia.
“Ibu, mohon maaf sekali… ternyata di cabang lainnya juga nggak ada…” kata Mbak Dhayu.
“Yaaah….”
![sepatu](https://ocehansimbot.com/wp-content/uploads/2008/03/sepatu.jpg)
“Iya, sayang sekali ya Bu…”
“Tapi… hmmm… ya udah deh kalo gitu, saya beli yang ini aja,” kata Ida.
Mbak Dhayu yang lagi sibuk membereskan kotak-kotak sepatu ternganga kaget. “Hah? Ibu mau? Tapi kan… sepatunya kotor gini, Bu… nggak papa?”
“Nggak papa deh, abis saya maunya yang ini. Lagian nodanya juga nggak terlalu keliatan kok.”
“Mohon maaf sekali ya bu, soalnya ini tinggal satu-satunya…”
“Iya, nggak papa,” kata Ida.
Di titik ini gue udah amat sangat terkesan dengan kesungguhan Mbak Dhayu melayani pembeli. Dia udah berusaha ngebersihin noda, nyariin ke toko lain, dan nampak bersungguh-sungguh ingin memberikan yang terbaik buat pembeli. Gue bisik-bisik ke Ida, “Luar biasa nih servisnya, oke banget… kasih tip gih…”
Ida juga terkesan banget, tapi dia ngerasa sungkan dan serba salah untuk ngasih tip. “Gimana ngasihnya, ntar diliat temen-temennya malah nggak enak lho..”
“Ya udah ntar abis bayar kita belaga liat-liat sepatu lainnya, nunggu sepi trus kasih tip ke dia… kan bisa.”
Tapi ternyata waktu mau bayar di kasir, kejutan lainnya menanti.
Kejutan Terbesar
Kasirnya bilang, “Ibu, ini Dhayu merasa bersalah sekali karena sepatu yang ibu beli ada cacatnya, oleh karena itu ibu mendapat discount khusus sebesar sekian persen, yang diambil dari jatah discount karyawan milik Dhayu…”
Jadi rupanya para pegawai toko Planet Sports punya jatah discount khusus untuk karyawan. Setau gue, discount ini hanya bisa digunakan secara terbatas. Wajar aja kalo dibatasi, sebab kalo nggak ntar para pegawainya pada rame-rame jual sepatu di rumahnya masing-masing, kan? Toh dengan fasilitas discount yang sebenarnya terbatas itu, Mbak Dhayu merelakannya untuk digunakan oleh pembeli, yang bukan siapa-siapanya, bukan saudara, bukan temen, hanya karena dia mau memberikan pelayanan terbaik! Dan fakta bahwa ada noda nempel di sepatu itu kan sama sekali bukan kesalahan dia, lho. Orang dia bawa sepatu dari gudang, masih dalam kotak, tau-tau setelah dibuka ada nodanya. Gue dan Ida sampe speechless mendapat pelayanan seperti itu.
“Mbak, nggak usah begitu, istri saya juga nggak keberatan kok dengan noda itu, toh nggak terlalu kelihatan juga. Ntar kalo Mbak sendiri mau beli sepatu di sini gimana dong, jatah discountnya udah kita pake?”
“Nggak papa Pak, soalnya saya nggak enak banget, sepatu yang Ibu beli ada cacatnya…”
Seumur-umur belum pernah gue nemuin tingkat pelayanan setinggi ini di toko sepatu manapun. Yang lebih luar biasa lagi, ini dilakukan atas inisiatif seorang pegawai biasa, bukan supervisor apalagi owner.
Pulang dari toko itu, gue dan Ida nggak bisa berhenti ngomongin soal betapa luar biasanya pelayanan yang diberikan Mbak Dhayu. “Kalo begini urusannya, mending dibuatin kue aja deh, DCC Special! Besok pagi kita ke sini lagi ya suami, anterin kue!”
***
Rencana “Pembalasan”
![kue](https://ocehansimbot.com/wp-content/uploads/2008/03/kue.jpg)
Tadi pagi, gue, Ida dan Eriq yang seperti biasa selalu ngintil kemanapun kami pergi, dateng lagi ke Grand Indonesia dengan membawa sekotak DCC Special buat Mbak Dhayu. Di toko yang masih sepi pengunjung itu kami bertiga berbaris masuk. Kotak kue di tangan Ida, kamera siap di tangan gue dan Eriq. Kami langsung menemukan Mbak Dhayu lagi bertugas di bagian sepatu wanita.
Ida langsung menyodorkan kue sambil bilang, “Mbak Dhayu, saya sangat terkesan dengan bantuan Mbak Dhayu kemarin… jadi, ini saya bawakan kue untuk Mbak, terima kasih ya Mbak…”
Sekarang giliran Mbak Dhayu yang speechless. “Waduh ibu, nggak papa bu, itu kan barangnya udah reject sekali… saya… juga terkesan sekali ini…dapat kue begini…”
Eriq langsung mulai beraksi menjepretkan kamera, tapi karena umumnya di dalam toko kita nggak bisa seenaknya motret, maka buru-buru gue ajak Mbak Dhayu untuk berfoto bareng di depan toko. Jepret-jepret-jepret… beres, dan sebelum dia sepenuhnya sadar apa yang telah terjadi, kami langsung pamit pulang 🙂
![](https://ocehansimbot.com/wp-content/uploads/2008/03/idakue.jpg)
![](https://ocehansimbot.com/wp-content/uploads/2008/03/penyerahan.jpg)
![](https://ocehansimbot.com/wp-content/uploads/2008/03/bareng-1.jpg)
***
Pesan Buat Para Boss
Buat para boss di PT.Mitra Adi Perkasa, pemilik jaringan Planet Sports, gue berharap ada apreasiasi lebih buat orang-orang seperti Mbak Dhayu. Dia membuktikan bahwa apapun pekerjaan kita, kalo dikerjakan dengan sepenuh hati dan nggak males berbuat lebih, maka efeknya juga akan sangat
luar biasa. Saat memberikan pelayanan ke Ida, gue yakin Mbak Dhayu nggak akan menyangka perbuatannya akan diketahui oleh ratusan orang lewat tulisan ini. Mudah-mudahan bisa menginspirasi rekan-rekannya di Planet Sports, atau para pekerja di manapun, untuk nggak tanggung-tanggung saat bekerja. Lucunya, saat kita main ‘hitung-hitungan’ di pekerjaan, maka yang kita terima biasanya jauh di bawah hitungan. Tapi sebaliknya, saat kita berhenti berhitung dan rela berbuat lebih, biasanya yang kita dapet malah jauh melebihi harapan!
Semoga Mbak Dhayu makin sukses, dan buat kalian yang berencana beli sepatu dalam waktu dekat, gue rekomendasikan beli di Planet Sports Grand Indonesia dan jangan lupa cari Mbak Dhayu ya!
**posting ini juga gue kirimkan ke beberapa alamat e-mail yang gue temukan di situs PT. Mitra Adi Perkasa. Mudah-mudahan ada respon positif dari para boss di sana untuk Mbak Dhayu.
***Buat yang gemar copy-paste, untuk posting yang satu ini gue merelakan kalian meng-copy-paste sepuasnya, sekalipun nggak disebut sumbernya juga nggak papa.Silakan sebar luaskan cerita ini, gue ikhlasin deh 🙂
Epilog
Setahun kemudian, Ida berkunjung lagi ke toko sepatu itu, sekedar ingin tahu gimana kabar Mbak Dhayu. Ternyata yang terjadi kemudian sangat mengejutkan! Baca lengkapnya di posting Ida yang ini.
mbot
/ 30 Maret 2008betul. yang membedakan bukan apa jenis pekerjaannya, tapi bagaimana seseorang melakukan pekerjaan tersebut. 🙂
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008wah.. CS yang jujur, ya…
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008hmmm… berarti gaya bahasanya harus diedit dulu nih, hehehe….
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008setiap berita positif membawa sedikit harapan bahwa ternyata negara ini nggak rusak-rusak amat kok… masih bertebaran orang-orang hebat dalam berbagai bentuk 🙂
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008trus apa, ngambek? mutung? nggak mau ikut lagi, heh?
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008boleeeh… terima kasih ya Ima 🙂
SukaSuka
mbot
/ 30 Maret 2008gue yakin seandainya Ima mengalami langsung peristiwa ini juga pasti akan tergerak untuk bersikap yang sama… bener-bener surprise dapat pelayanan yang jauh melebihi ekspektasi seperti ini 🙂
SukaSuka
terbanglahlbhtinggi
/ 30 Maret 2008Postingan yg sangat humanis (dan tulisan yg bagus).Apalagi setahu gue standar gaji MAP itu kecil sekali (insider infos, huehehe), bahkan buat level staf. Jangan pula bicara pelayan toko biasa spt Dhayu. Mudah2an ada penghargaan yg bisa diberikan kepadanya. Tapi soal kue itu. pasti udah bikin dia & teman2nya senang. Salut!
SukaSuka
brecs
/ 30 Maret 2008si Mbak Dhayu itu sudah punya pacar belum Gung?Kayaknya cocok buat Eriq…
SukaSuka
omotusair
/ 30 Maret 2008Membaca jurnal ini hati jadi terasa dingin damai. Thanks for sharing the story. Semoga cerita tentang mbak Dhayu bisa jadi motivasi buat siapapun (minimal gue sendiri) untuk bekerja dengan hati bukan hanya karena tuntutan pekerjaan. Amin.Kuenya bagus banget…..mau dong!
SukaSuka
linagladman
/ 30 Maret 2008Terharu …. salut banget buat mba Dhayu 🙂 semoga sukses selalu. TFS.
SukaSuka
bukumurmer
/ 30 Maret 2008wah hebat…cantik lagi, si mbak dhayu-nya*jd inget 2 temen SMPku yg namanya Dayu*
SukaSuka
hayanovia
/ 30 Maret 2008waah..siip deh mbak dhayu….ikut acungin jempol deh
SukaSuka
diniauliya
/ 30 Maret 2008mbak dhayu….saluuut bangeet…:)kuenya cantiiiik….
SukaSuka
loopeen
/ 30 Maret 2008KWEREEENNN!!!
SukaSuka
cambai
/ 30 Maret 2008salut buat mbak dhayu, buat mbot, buat ida dan buat eriq… ^_^
SukaSuka
ekape
/ 30 Maret 2008Salut utk mb Dhayu, sukses mb… Istiqamah ya mb:-).TFS ya mas Agung:-)
SukaSuka
arddhe
/ 30 Maret 2008wah…hebat…!!coba semua pelayan toko seperti mbak Dhayu…btapa menyenangkan jadinya aktivitas berbelanja….hehe
SukaSuka
edward0382
/ 30 Maret 2008wow nice story..tfs mas mbot..
SukaSuka
yogie
/ 30 Maret 2008waaah…baek banget yak…tadi pas mulai baca, gw udah takut2 aja…bakal sad ending seperti biasanya hihi…salut utk mbak dayu
SukaSuka