Realita, Cinta, dan Rock n Roll

Pertama kali gue denger tentang film ini adalah waktu liat posternya di bioskop Setiabudi, setelah nonton film Mirror yang lucu sekali itu. Gue bilang sama keponakan gue yang waktu itu ikutan nonton, “Wah, ini dia film Indonesia berikut yang harus kita tonton…! Judulnya aja udah NORAK ABIS gitu, pasti filmnya ancuuur… bagus untuk dibikin review!
Pesimisme gue terhadap kualitas film ini tambah jadi waktu gue baca di Cinemags bahwa mobil pengangkut kostum mereka kebakar di tengah proses shooting. Dengan kata lain, urusan continuity akan jadi masalah yang menarik sekali untuk ditonton.

Tapi saat filmnya udah mulai diputer tanggal 2 Februari kemarin, dengan heran gue menemukan banyak sekali review positif untuk film ini. Sinemaindonesia aja yang biasanya suka sadis ngebantai film jelek, kali ini muji abis2an dan ngasih 4 bintang! Wah, apa-apaan ini? Empat bintang? Untuk film dengan judul senorak itu? Maka hari ini berangkatlah gue dan Ida ke Megaria untuk membuktikan langsung kehebatan film ini.

Ceritanya tentang 2 anak SMA, Ipang (Vino Bastian) dan Nugi (Herjunot Ali) yang hobi ngeband, merasa diri rocker tulen yang cool abis padahal latihan 1 lagu aja nggak beres-beres. Kedua anak ini bertemen dengan Sandra (Nadine), penjaga toko CD langganan mereka. Ketiga orang ini masing-masing punya masalah dengan keluarganya. Sandra, bapaknya bunuh diri dan ibunya pemabuk. Ipang, baru tau kalo dirinya anak adopsi. Nugi, tiap hari berantem dengan ibunya (Sandy Harun), eksponen flower generation yang udah bercerai sejak Nugi masih umur 6 tahun.
Pada suatu hari, rapor Nugi kebakaran dan ibunya yang udah keabisan cara untuk ngadepin anaknya itu mengirim Nugi untuk berlibur di rumah “Ayah” yang belum pernah dia lihat sejak usia 6 tahun itu. Pada saat yang bersamaan, Ipang juga lagi pingin minggat dari rumah karena baru tau dirinya anak adopsi. Sebagai sahabat yang baik, Nugi mengajak Ipang liburan di rumah “Ayah”. “Yuk, mending lo ikut gue aja liburan di rumah bokap, ntar pasti asik deh, kita cuma cowok-cowok aja bertiga,” ajak Nugi.
Maka pergilah rocker2 macho dan cool ini untuk pergi berlibur di rumah “Ayah” dan menemukan kenyataan pahit bahwa “Ayah” kini telah ganti kelamin dan berubah wujud menjadi Mariana (Barry Prima). Gue nggak akan ngasih spoiler tentang apa yang terjadi antara Nugi dan “Ayah”, tapi buat yang baru berniat nonton film ini, gue mau memberikan sebuah prakondisi untuk kalian. Perhatikan poster film di bawah ini:
Image hosting by Photobucket
Ingat baik-baik, camkan di benak masing-masing kata2 berikut:
Barry Prima
=
aktor laga
macho
badan gede
ahli bela diri
sangar abis
otot
jaka sembung
action

Nah, dengan prakondisi tersebut, tontonlah film ini. Insya Allah elo akan ketawa sampe melintir di kursi seperti yang gue alami. Sesuai judul filmnya, mungkin ini bagian yang menjadi ‘realita’ yang harus dihadapi kedua rocker cool kita. Mereka yang tadinya ngeledekin temen2nya bila mereka melakukan hal yang “kurang rocker” seperti les perancis (“huu… rocker les perancis! Mana ada!” kata Nugi) atau jemput pacar (“Pacar mulu lo pikirin, kapan latihannya?!” kata Ipang) tiba2 harus melakukan hal2 yang sangat-sangat nggak rocker seperti menemani “Mama” Mariana belanja di

“Ini namanya
nasi goreng cinta,
karena bikinnya
pake cinta
=Mariana=
(Barry Prima)

supermarket, bantuin milih selendang bulu mana yang lebih lucu; pink-atau-merah, dan merangkai bunga. Dan jangan lupa makan “Nasi Goreng Cinta” dengan hiasan telur ceplok berbentuk hati – buatan Mama Mariana.
Selain itu, kehadiran Sandra di tengah mereka juga jadi sumber konflik baru. Biasa deh, dua-duanya diem2 naksir sementara Sandranya juga digambarkan gatel banget.

Semua konflik diselesaikan dengan manis di akhir film. Soal musik rocknya? “Ini adalah film drama, bukan film tentang musik,” kata Upi sang sutradara. Jadi, rock n roll di sini memang sekedar jadi pengantar tema aja. Sebuah kenyataan ironis mengingat film ini jauh terasa lebih rock ketimbang garasi yang nampaknya kepingin banget disebut film rock.

Komentar gue:

Ini film edan!! Memang nggak salah dia dapet pujian di mana2. Karakter2nya hidup dengan dialog yang realistis banget. Komunikasi antara tokoh Ipang dan Nugi, misalnya, penuh dengan kata2 ancur seperti ng*he, ng*pet, t*i, dan anjing. Para pemain pendukungnya bagus2, terutama Barry Prima – dia layak dapet piala dari film ini. Barry membawakan tokoh Mariana dengan manusiawi sekali. Kalopun mengundang tawa penonton adalah akibat prakondisi orang tentang sosok Barry Prima (macho, laga, sangar, etc) jadi ambyar liat dia pake baju kembang-kembang dan kuteks – dengan tangannya yang berotot gede banget itu. Tokoh Mariana di sini sama sekali bukan tempelan lucu2an seperti Emon di Catatan Si Boy, misalnya, tapi bener2 sebuah karakter yang utuh dan berperasaan. Anak yang jadi adiknya Ipang juga mainnya bagus. Sedikit bocoran: tokoh adiknya Ipang ini menitipkan amplop kepada bapaknya untuk disampaikan pada Ipang yang lagi minggat. Tadinya gue sok merasa bisa nebak apa isi amplop itu, tapi ternyata salah – dan adegan itu jadi salah satu adegan terbagus di film ini 🙂

Detil propertinya kompulsif. Antara rumah Ipang yang digambarkan keluarga mapan kelas menengah dengan rumah Mariana yang bantalnya aja berpita sampe kos-kosan Ipang yang kamar mandinya jorok banget – semuanya memperkuat cerita. Sedikit ada yang kelewat juga sih, misalnya waktu adegan tokoh Sandra muncul di awal film, saat dia balik badan kelihatan kotak microfon di belakang pinggangnya. Kalo diperhatiin, tokoh Sandra memang sedikit bawa sial untuk nih film. Tiap kali ada dia, dialog yang udah bagus itu jadi kembali terdengar seperti film indonesia; antara lain dengan munculnya pertanyaan “pernahkah kamu jatuh cinta?” – yang kemudian dijawab secara tak kalah puitisnya oleh tokoh2 rocker kita, padahal 5 menit sebelumnya mereka masih saling berkomunikasi dengan taburan t*i dan anjing. Tapi berhubung secara keseluruhan film ini bagus, gue maafkan lah. Termasuk sedikit pertanyaan recet seperti dari mana Ipang dan Nugi (yang masih SMA itu) punya duit untuk kabur dari rumah berhari-hari sambil mabuk2an minum tequilla yang segelasnya aja 50 ribu ++?

Kesimpulan:

Ini film yang layak BANGET untuk ditonton. Bahkan lebih bagus dari Arisan, IMHO. Salut buat Upi sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Pada nonton gih. Dan jangan lupa: sebelum masuk bioskop, bayangin Barry Prima sebagai penumpas terroris yang macho.

Gambar dari Astaga.com
Referensi:

32 comments


  1. kalo gw kok justru judulnya yang bikin gw tertarik..rock n roll !!, waktu itu udah kebayang kalo the sigit pasti ga bakal ketinggalan ngisi OST-nya, jadi penasaran..dan setelah nonton filmnya (di SCTV)..cool !, dan bener, harusnya tokoh sandra mending ga usah ada deh…dan last but not least, rambutnya si vino bastian keren..gw pengen tuh potong kayak gitu, cuma pasti ntar orang kantor pada rese hehehe..maap telat kasih komen, berhubung baru nonton hehe..pis


  2. agah said: makasih ya buat reviewnya…*berangkat ke toko vcd/dvd terdekat* (udah keluar kan vcd releasenya?)

    sama-sama, iya.. VCD orogonalnya udah keluar, dan gue tentunya beli walaupun udah nonton di bioskop. Nggak ngebosenin untuk ditonton berulang kali 🙂


  3. Ari Harigini berkata:gw nomad kemaren berhasil meracuni 7 orang lagi buat nonton bareng 😀 salagh satu anak yg gw kasi link lo ini Gung lansung ngajak 2 orang temanya hehehe. Terus gimana, nggak kecewa kan liat filmnya? Ari Harigini juga berkata:Btw pada nge-ces nggak sei liat dandanya si Nadine? Kalo gue kok agak capek ya liat aktingnya. Kayaknya berusaha keras banget tampil seksi… dengan sorot mata yang sok dikereng2in sampe hampir juling gitu… Gue mah nge-cesnya liat ida aja deh :-))


  4. gw nomad kemaren berhasil meracuni 7 orang lagi buat nonton bareng 😀 salagh satu anak yg gw kasi link lo ini Gung lansung ngajak 2 orang temanya hehehe. Yah Mama Barry eh Mama Mariana emang cantik euy.Btw pada nge-ces nggak sei liat dandanya si Nadine?


  5. setelah baca review punya mas Agung — jd penasaran ma ni film, pdhal awalnya males bgt apalagi ma judulnya yg aneh. Ternyata film asyik setelah Janji Joni… Two Thumbs UP!! …Hillarious!!! [sok kritikus bgt..hehhee]walo ada adegan yg kyknya kok maksa dan tokoh Sandra yg kyk cuma pengganggu ajah tapi dijamin ga bosen ditonton brapa kali juga neh film 🙂


  6. donguantengbgt said: kalo ga salah kita nontonnya bareng deh….lo pas motret poster jomblo dimarahin satpam bukan???? gw yang pake baju ijo duduk di pinggiran tembok

    hahaha.. iya.. tapi gue nggak ngeh elo yang mana 🙂


  7. mbot said: Kalo diperhatiin, tokoh Sandra memang sedikit bawa sial untuk nih film. Tiap kali ada dia, dialog yang udah bagus itu jadi kembali terdengar seperti film indonesia; antara lain dengan munculnya pertanyaan “pernahkah kamu jatuh cinta?” – yang kemudian dijawab secara tak kalah puitisnya oleh tokoh2 rocker kita, padahal 5 menit sebelumnya mereka masih saling berkomunikasi dengan taburan t*i dan anjing.

    One piece which destroys everything in this movie!!! kenapa juga sih mesti ada nih tokoh!!!!*ooopss sorry berbagi sebel boleh kan??*


  8. mbot said: Kalo diperhatiin, tokoh Sandra memang sedikit bawa sial untuk nih film. Tiap kali ada dia, dialog yang udah bagus itu jadi kembali terdengar seperti film indonesia; antara lain dengan munculnya pertanyaan “pernahkah kamu jatuh cinta?” – yang kemudian dijawab secara tak kalah puitisnya oleh tokoh2 rocker kita, padahal 5 menit sebelumnya mereka masih saling berkomunikasi dengan taburan t*i dan anjing.

    SETUJU BANGET!!kisah cinta sgitiga ini ga perlu ada.. ini yang bikin ceritanya jadi agak2 basi… huh..kalo sandranya aja gapapa.. tapi ga usah ada cinta2an.. emang perlu sih..pake bumbu cinta *kalo ga kan pasti ga seru* tapi jangan sandraaa!!


  9. mbot said: belum tentu muncul VCD (original)nya lho. Gue dulu nonton film “bendera” dan terkesan banget, berharap ada vcd-nya biar bisa ditonton lagi… tapi sampe sekarang nggak pernah ada. film itu bagus banget!

    ‘Bendera’ dan beberapa film dibawah nama i-Sinema emang kayaknya nggak jadi ke home video. Tapi kalau ini sudah hampir pasti akan ke VCD, yang belum pasti biasanya sih format DVD. Kalau TV rights kayaknya ke Indosiar.Satu aja sayangnya film ini, pemilihan judul agak bikin il-feel gitu. Pas undangan premiere jadi males…


  10. mbot said: tokoh adiknya Ipang ini menitipkan amplop kepada bapaknya untuk disampaikan pada Ipang yang lagi minggat. Tadinya gue sok merasa bisa nebak apa isi amplop itu, tapi ternyata salah – dan adegan itu jadi salah satu adegan terbagus di film ini 🙂

    sama mas! aku juga nebak-nebak..tapi salah.. huhuhuhuhuhuhuhuhuhu.. aku pengen adenya tuhhh.. lucu bangeet.. dapet dari mana ya anak lucu kaya gitu..


  11. sorayalannazia said: bagus yah mas mbot….nunggu VCDnya aja deh!kan bisa ditonton ama sekelurga hehehehe ;)lg nungguin VCD GIE nih lama bgt!lg koleksi hehehehehe

    belum tentu muncul VCD (original)nya lho. Gue dulu nonton film “bendera” dan terkesan banget, berharap ada vcd-nya biar bisa ditonton lagi… tapi sampe sekarang nggak pernah ada. film itu bagus banget!


  12. kangbayu said: kalo gitu besok nonton ahh… selagi nomat…

    nonton Bay, ini film keren banget! walaupun tata suaranya jelek – sampe nggak kedengeran tuh orang2 pada ngomong apa. eh, atau mungkin karena gue nontonnya di megaria ya? hehehehe..