[review] Red Lights


There are two kinds of people out there with a special gift. The ones who really think they have some kind of power. And the other guys, who think we can’t figure them out. They’re both wrong.

Film ini bercerita tentang 2 orang peneliti, Dr. Margaret Matheson (Sigourney Weaver) dan asistennya Tom Buckley (Cillian Murphy) yang kerjanya mencari orang-orang yang mengaku punya kekuatan supranatural – dan membuktikan bahwa mereka semua penipu.

(lebih…)

shutter island


shutter_island_movie_posterSinopsis:
Berseting di tahun 1954, petugas U.S. Marshal Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio) dan Chuck Aule (Mark Ruffalo), pergi ke RS Ashecliff di Shutter Island untuk menyelidiki seorang pasien yang hilang secara misterius. RS Ashecliff adalah rumah sakit khusus bagi para pelaku kriminal yang sangat berbahaya namun secara hukum nggak bisa ditahan di penjara biasa karena “kejahatan” mereka dilakukan akibat adanya gangguan jiwa.

Pasien yang hilang bernama Rachel Solando. Kamarnya terkunci dari luar, nggak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu ataupun jendela, bahkan sepatunya juga masih tersimpan rapi di kamar. Padahal, kondisi alam Shutter Island yang didominasi batu karang sangat ganas, hampir mustahil orang bisa bertahan tanpa peralatan yang cukup – apalagi tanpa alas kaki.

Teddy Daniels curiga ada sesuatu yang nggak beres dilakukan oleh pihak RS kepada para pasien di sana. Repotnya, setelah badai besar menghantam pulau itu, praktis Teddy putus kontak dengan dunia luar dan hanya dapat mengandalkan Chuck, seorang rekan yang boleh dibilang masih belum terlalu jelas jati dirinya.

Komentar:
Kalo menurut gue, untuk bisa menikmati film ini kita perlu menyetel ekspektasi ke taraf yang tepat. Beberapa orang yang gue denger kecewa dengan SI rupanya berharap akan ada banyak adegan action dan tembak-tembakan, sehingga ketika ternyata nggak terpenuhi mereka memvonis SI sebagai film jelek. Ya memang, film ini didominasi oleh dialog-dialog yang cukup ruwet, apalagi ketika semakin lama kasus hilangnya Rachel bukannya semakin jelas malah semakin aneh. Martin Scrosese, sutradara kawakan yang pernah membuat film-film legendaris seperti Raging Bull dan Cape Fear menurut gue berhasil menggiring penonton untuk mempertanyakan banyak hal hingga bisa ikut merasakan paranoia Teddy Daniel yang makin lama makin parah. Leonardo DiCaprio bermain cukup meyakinkan membawakan peran yang keliatannya cukup menguras mental. Yang gue suka dari aktingnya adalah terlihat perubahan gradual yang cukup meyakinkan, dari sosok US Marshall yang awalnya penuh percaya diri bergeser menjadi sosok yang penuh ketakutan dan merasa tersudut di akhir film.

Dari banyak film yang mengaku-aku sebagai “psychological thriller“, hanya sedikit yang layak mendapat stempel itu karena kebanyakan hanya menjadikan kelainan psikologis sebagai penjelasan gampang mengapa tokoh penjahatnya berkeliaran membunuhi orang. Sedangkan film SI ini, menurut gue cukup berhasil mengupas bagaimana isi benak seorang penderita kelainan jiwa, mulai dari paranoia, halusinasi, hingga amnesia selektif. Hebatnya, aspek-aspek itu tersusun rapi hingga akhirnya terkuak menjadi ending yang sangat mengejutkan di akhir film, hingga beberapa saat setelah penjelasan diberikan gue masih sempet bingung bertanya-tanya: “loh jadi, yang bener yang mana nih?”

Kalaupun ada sedikit kekurangan yang mengganggu, adalah ‘males’-nya Martin Scorsese menyewa penggubah musik khusus untuk film ini sehingga di beberapa adegan musik latarnya lumayan bikin senewen. Yang paling ‘gengges’ adalah adegan waktu Teddy baru mendarat di Shutter Island, musiknya heboh sendiri tanpa adegan yang sebanding di layar. Selebihnya, gue sangat merekomendasikan film ini buat penonton yang mau sedikit repot untuk ikutan mikir mengurai teka-teki hilangnya seorang pasien di pulau yang terisolasi.

Poster film gue pinjem dari wikipedia

Posting terkait film lainnya bisa diklik di blog Nonton Deh ya!