Lanjutan dongeng untuk Rafi (bagian 3)

Jack dan Andy semakin dekat ke bulan. Andy mengeluh karena sudah tidak kuat berjalan. Jack ingin maju terus karena ingin segera melepaskan bulan dari jeratan pohon raksasa.

“Tapi aku sudah tidak kuat lagi!” kata Andy.

“Ayo jalan terus!” kata Jack.

Tiba-tiba mereka melihat di depan ada sebuah bayangan yang lebih besar lagi dari yang tadi.

Bayangan itu berbunyi mendesis-desis. Sebaiknya Jack dan Andy bersembunyi, atau jangan?

“Sembunyi!”

Terlambat! Bayangan itu semakin mendekat, dan ternyata…

“Hiii… aku takuuut….”

…dia adalah Thomas!

“Thomas si kereta?”

Iya!

“Kenapa tiba-tiba ada Thomas di atas pohon raksasa?”

Thomas bercerita, “Aku sedang berjalan di atas rel tiba-tiba ada pohon yang tumbuh sangat cepat. Aku tersangkut salah satu dahannya dan sekarang ada di sini. Untung batangnya cukup besar jadi aku sedang dalam perjalanan kembali ke bawah.”

“Nah kebetulan,” kata Andy, “Kami sedang dalam perjalanan ke bulan untuk melepaskan bulan dari jeratan pohon raksasa. Tapi aku sudah sangat kelelahan. Maukah kamu mengantar kami dulu ke bulan, Thomas?”

“Tapi batu baraku sudah hampir habis, apinya sudah hampir padam. Aku sudah tidak kuat lagi berjalan sampai atas,” jawab Thomas.

“Tenang,” kata Jack, “Kami akan mencarikan bahan bakar lain untuk mengganti batu baramu.”

Nah, apa yang bisa dilakukan Jack untuk mengisi batu bara Thomas?

“Pergi ke gudang batu bara!”

Terlalu jauh! Mereka sudah hampir sampai di bulan. Hayo, apa lagi yang bisa dibakar untuk memperbesar api?

“Apa ya?”

Mereka ini sedang ada di mana, hayo?

“Sedang ada di pohon raksasa. Oh iya! Mereka bisa menggunakan daun dan ranting pohon!”

Yak, Jack dan Andy mengambil ranting-ranting yang kecil dari pohon raksasa itu lalu memasukkannya ke dalam tungku Thomas. Berhasil, apinya jadi besar lagi!

“Hore!”

Sekarang Jack dan Andy bisa duduk nyaman di dalam Thomas dan mereka bergerak lagi menuju bulan.

“Wah, senang sekali ya ada kendaraan, aku jadi tidak kecapean lagi,” kata Andy.

Saat itu Andy menoleh ke belakang dan dia sangat terkejut melihat apa yang ada di belakang!

“Ada apa? Ada apa?”

Anjing besar yang tadi! Ternyata dia sedang berlari mengejar Thomas yang sedang memuat Jack dan Andy!

“Hiii….”

Thomas berusaha melaju secepat mungkin tapi ternyata tidak berhasil! Anjing itu semakin dekat!

“Aduuuh….” *ngumpet di balik bantal

Akhirnya anjing raksasa itu berhasil menyusul kereta! Dia berlari bersebelahan dengan Thomas! Lalu anjing itu menggonggong, “Guk!”

“Thomas, berhenti dulu,” kata Andy.

“Kenapa berhenti? Ayo jalan terus!”

“Berhenti dulu Thomas, anjing ini nampaknya ingin berteman,” kata Andy.

“Ah tahu dari mana kamu?” kata Jack.

“Kelihatannya ia hanya ingin mengajak bermain. Berhenti dulu Thomas!” kata Andy.

Thomas berhenti. Anjing itu juga berhenti.

Andy pun turun. Pelan-pelan ia mengulurkan tangannya hendak memegang anjing itu. Pelan-pelaaaan… sekali… pelan-pelaaaaaannnn… sekali….Tiba-tiba!

“Whuaaa!”

Anjing itu menjilat-jilat Andy sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Anjing itu kalo mengibaskan ekornya tandanya senang.

“Ooo gitu ya?”

Iya.

“Waah, anjing ini ternyata baik! Bagaimana kalau kita ajak saja ke bulan? Barangkali nanti dia bisa berguna!” kata Andy.

“Ya boleh,” kata Jack.

“Kalau begitu, anjing ini kunamakan… Timmy,” kata Andy.

*ya memang juru dongengnya kurang kreatif bikin nama.

Akhirnya rombongan mereka bertambah, mejadi Thomas, Timmy, Jack, dan Andy. Mereka terus bergerak menuju bulan dan akhirnya sampai.

“Huff… banyak juga ranting-ranting yang membelit bulan ya. Kalau begitu aku akan melihat suasana sekitar dulu. Thomas, jaga di sini saja ya,” kata Jack.

Lalu Jack, Andy dan Timmy berjalan pergi sementara Thomas tetap di tempat.

Setelah beberapa saat mereka berjalan, sampailah mereka di sebuah bukit kecil. Jack melihat dari sisi bukit, ternyata di balik bukit itu ada sebuah UFO yang sangat besar! Di sekitarnya ada banyak sekali alien berkulit hijau sedang sibuk melakukan sesuatu!

Apa yang akan dilakukan alien-alien itu? Tunggu sambungannya besok, ya!

“AAAH!”