12.00
Orang tua Ida datang dari Bandung, diantar adiknya Ida (Novel). Lagi-lagi dilatarbelakangi sebuah peristiwa ‘kebetulan’. Weekend itu, sebenernya si Novel yang sekarang kerja di Jakarta nggak berencana pulang ke Bandung. Tapi karena mendengar ada promosi travel Cititrans “beli tiket one-way dapat tiket pp” maka Jumat malam berangkatlah dia ke Bandung. Eh… ternyata kepulangannya itu seperti disiapkan untuk mengantar kedua orangtua Ida berangkat ke Jakarta!
Yah namanya orang tua, ngeliat anaknya merintih-rintih gitu malah jadi ikutan bercucuran air mata. Merasa ditangisi, Ida jadi ikutan cengeng deh. Berantakan sudah semua upaya hiburan gue dari tadi, termasuk dongeng “kanguru dan buah nenas”.
Soal sakit menjelang melahirkan ini emang serba salah sih. Progres bukaan jalan lahir memang sakit, jadi sakit adalah baik – dalam arti prosesnya berjalan lancar. Tapi sakit kan juga nggak enak, dan nggak ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk meringankannya, maksud gue dibius, misalnya. Bius malah akan mematikan kontraksi otot yang mendorong bukaan jalan lahir.
15.00
Akhirnya proses bukaan mencapai kemajuan: bukaan 3. Nanin kirim SMS:
[gimana perasaannya menyambut kelahiran bayi, lo mondar-mandir di lorong nggak spt para ayah di film2?]
gue jawab dengan,
[oh enggak. hanya para ayah dungu yang melakukan hal seperti itu]
Dari tadi pagi gue liat pelayanan di RS ini cukup meyakinkan kok, jadi gue nggak (belum) punya alasan untuk kuatir. Detak jantung bayi diperiksa berulang-kali dan gue juga bisa denger sendiri keadaannya baik-baik aja. Dokter juga tadi udah menjelaskan bahwa proses dari bukaan 1 ke bukaan 5 memang lama, tapi dari bukaan 5 ke 10 akan cepet sekali. Sekarang udah bukaan 3, berarti ada kemajuan yang menggembirakan. Gue bahkan bisa dengan santainya meninggalkan RS sebentar, ngurus penginapan di hotel terdekat buat para mertua.
16.00
Bukaan 4. Latihan senam hamil selama ini ternyata membantu banget. Ida inget pesan instruktur senam hamilnya untuk nggak membuang banyak energi dengan berteriak-teriak. Kalaupun sakit, lebih baik mengatur nafas biar badan tetep dapet oksigen. SMS dan telepon terus bermunculan, antara lain dari Bayu dan Ade yang lagi nengok kelahiran Freya, putri Victor dan Lala. Katanya mereka mungkin akan mampir juga sepulang dari sana.
Kedua orangtua Ida memutuskan untuk mampir dulu ke hotel, mandi dan ganti baju.

Tinggalkan Balasan ke phitree Batalkan balasan