[being nice for dummies] #0012: kejutan istimewa dari Planet Sports


Kalo lo mau beli sepatu di toko, dan sepatu yang lo pilih nggak tersedia ukurannya, apa yang biasanya dilakukan penjaga tokonya?

Kalo dia sekedar bilang, “Maaf, ukurannya nggak ada” mungkin lo akan maklum.

Kalo dia bilang “Maaf, ukurannya nggak ada. Berminat dengan model yang ini, barangkali?” lo mungkin akan sedikit terkesan dengan upaya si penjaga toko untuk membantu.

Tapi yang gue dan Ida alami kemarin bener-bener jauh melebihi ekspektasi kami atas pelayanan toko sepatu manapun yang pernah kami kunjungi.

Ceritanya, kemarin gue dan Ida jalan-jalan ke Grand Indonesia, refreshing dikit mumpung dapur kotakkue.com lagi libur. Niat awalnya sih cuma mau cuci mata, tapi akhirnya jadi ngiler waktu liat tulisan “discount” tergantung-gantung di toko Planet Sports. Ida lantas inget pernah ngincer sepatu merk Skechers beberapa waktu yang lalu. Kami pun mampir.

Pilih punya pilih, Ida akhirnya naksir sepasang sepatu tipe casual, dan minta dibawain nomor 37 kepada Mbak Pramuniaga. Si Mbak Pramuniaga yang belakangan kami tau bernama Mbak Dhayu kemudian membawakan – bukan cuma satu – tapi 3 (tiga) kotak sepatu bernomor 37 berlainan model. Maksudnya, biar pembeli bisa lebih leluasa milih sepatu yang dirasa paling cocok. Di sini Ida udah mulai terkesan dengan semangat proaktif Mbak Dhayu.

Dari ketiga model yang disodorkan, Ida memilih sepatu warna krem bermotif bunga-bunga kecil. Tapi… “Lho, mbak, ini kok ada noda di ujungnya, ada yang masih baru nggak?” tanya Ida.

Sepatu Pilihan Nggak Tersedia di Stok

“Wah sayangnya model ini tinggal satu-satunya… Sebentar ya Bu, saya coba bersihin dulu di belakang,” katanya. Abis ngomong gitu dia pergi ke belakang menenteng sepatu pilihan Ida. Beberapa menit kemudian dia balik dengan tampang menyesal, “Bu, saya udah coba bersihin, tapi nodanya nggak mau hilang…maaf ya Bu… Ibu mau model lainnya?”

“Nggak mau, maunya yang itu aja… di toko lain ada nggak?”

“Sebentar ya Bu, saya coba telepon ke toko kami yang lain di Plaza Indonesia ya, siapa tau mereka masih punya stok sepatu ini.” Mbak Dhayu mencoba menelepon, tapi ternyata di cabang sana sepatu itu juga udah nggak tersedia.

“Ibu, mohon maaf sekali… ternyata di cabang lainnya juga nggak ada…” kata Mbak Dhayu.

“Yaaah….”

sepatu
Bisa nemuin nodanya di mana?

“Iya, sayang sekali ya Bu…”

“Tapi… hmmm… ya udah deh kalo gitu, saya beli yang ini aja,” kata Ida.

Mbak Dhayu yang lagi sibuk membereskan kotak-kotak sepatu ternganga kaget. “Hah? Ibu mau? Tapi kan… sepatunya kotor gini, Bu… nggak papa?”

“Nggak papa deh, abis saya maunya yang ini. Lagian nodanya juga nggak terlalu keliatan kok.”

“Mohon maaf sekali ya bu, soalnya ini tinggal satu-satunya…”

“Iya, nggak papa,” kata Ida.

Di titik ini gue udah amat sangat terkesan dengan kesungguhan Mbak Dhayu melayani pembeli. Dia udah berusaha ngebersihin noda, nyariin ke toko lain, dan nampak bersungguh-sungguh ingin memberikan yang terbaik buat pembeli. Gue bisik-bisik ke Ida, “Luar biasa nih servisnya, oke banget… kasih tip gih…”

Ida juga terkesan banget, tapi dia ngerasa sungkan dan serba salah untuk ngasih tip. “Gimana ngasihnya, ntar diliat temen-temennya malah nggak enak lho..”

“Ya udah ntar abis bayar kita belaga liat-liat sepatu lainnya, nunggu sepi trus kasih tip ke dia… kan bisa.”

Tapi ternyata waktu mau bayar di kasir, kejutan lainnya menanti.

Kejutan Terbesar

Kasirnya bilang, “Ibu, ini Dhayu merasa bersalah sekali karena sepatu yang ibu beli ada cacatnya, oleh karena itu ibu mendapat discount khusus sebesar sekian persen, yang diambil dari jatah discount karyawan milik Dhayu…”

Jadi rupanya para pegawai toko Planet Sports punya jatah discount khusus untuk karyawan. Setau gue, discount ini hanya bisa digunakan secara terbatas. Wajar aja kalo dibatasi, sebab kalo nggak ntar para pegawainya pada rame-rame jual sepatu di rumahnya masing-masing, kan? Toh dengan fasilitas discount yang sebenarnya terbatas itu, Mbak Dhayu merelakannya untuk digunakan oleh pembeli, yang bukan siapa-siapanya, bukan saudara, bukan temen, hanya karena dia mau memberikan pelayanan terbaik! Dan fakta bahwa ada noda nempel di sepatu itu kan sama sekali bukan kesalahan dia, lho. Orang dia bawa sepatu dari gudang, masih dalam kotak, tau-tau setelah dibuka ada nodanya. Gue dan Ida sampe speechless mendapat pelayanan seperti itu.

“Mbak, nggak usah begitu, istri saya juga nggak keberatan kok dengan noda itu, toh nggak terlalu kelihatan juga. Ntar kalo Mbak sendiri mau beli sepatu di sini gimana dong, jatah discountnya udah kita pake?”

“Nggak papa Pak, soalnya saya nggak enak banget, sepatu yang Ibu beli ada cacatnya…”

Seumur-umur belum pernah gue nemuin tingkat pelayanan setinggi ini di toko sepatu manapun. Yang lebih luar biasa lagi, ini dilakukan atas inisiatif seorang pegawai biasa, bukan supervisor apalagi owner.

Pulang dari toko itu, gue dan Ida nggak bisa berhenti ngomongin soal betapa luar biasanya pelayanan yang diberikan Mbak Dhayu. “Kalo begini urusannya, mending dibuatin kue aja deh, DCC Special! Besok pagi kita ke sini lagi ya suami, anterin kue!”

***

Rencana “Pembalasan”

kue

Tadi pagi, gue, Ida dan Eriq yang seperti biasa selalu ngintil kemanapun kami pergi, dateng lagi ke Grand Indonesia dengan membawa sekotak DCC Special buat Mbak Dhayu. Di toko yang masih sepi pengunjung itu kami bertiga berbaris masuk. Kotak kue di tangan Ida, kamera siap di tangan gue dan Eriq. Kami langsung menemukan Mbak Dhayu lagi bertugas di bagian sepatu wanita.

Ida langsung menyodorkan kue sambil bilang, “Mbak Dhayu, saya sangat terkesan dengan bantuan Mbak Dhayu kemarin… jadi, ini saya bawakan kue untuk Mbak, terima kasih ya Mbak…”

Sekarang giliran Mbak Dhayu yang speechless. “Waduh ibu, nggak papa bu, itu kan barangnya udah reject sekali… saya… juga terkesan sekali ini…dapat kue begini…”

Eriq langsung mulai beraksi menjepretkan kamera, tapi karena umumnya di dalam toko kita nggak bisa seenaknya motret, maka buru-buru gue ajak Mbak Dhayu untuk berfoto bareng di depan toko. Jepret-jepret-jepret… beres, dan sebelum dia sepenuhnya sadar apa yang telah terjadi, kami langsung pamit pulang 🙂

***

Pesan Buat Para Boss

Buat para boss di PT.Mitra Adi Perkasa, pemilik jaringan Planet Sports, gue berharap ada apreasiasi lebih buat orang-orang seperti Mbak Dhayu. Dia membuktikan bahwa apapun pekerjaan kita, kalo dikerjakan dengan sepenuh hati dan nggak males berbuat lebih, maka efeknya juga akan sangat
luar biasa. Saat memberikan pelayanan ke Ida, gue yakin Mbak Dhayu nggak akan menyangka perbuatannya akan diketahui oleh ratusan orang lewat tulisan ini. Mudah-mudahan bisa menginspirasi rekan-rekannya di Planet Sports, atau para pekerja di manapun, untuk nggak tanggung-tanggung saat bekerja. Lucunya, saat kita main ‘hitung-hitungan’ di pekerjaan, maka yang kita terima biasanya jauh di bawah hitungan. Tapi sebaliknya, saat kita berhenti berhitung dan rela berbuat lebih, biasanya yang kita dapet malah jauh melebihi harapan!

Semoga Mbak Dhayu makin sukses, dan buat kalian yang berencana beli sepatu dalam waktu dekat, gue rekomendasikan beli di Planet Sports Grand Indonesia dan jangan lupa cari Mbak Dhayu ya!

**posting ini juga gue kirimkan ke beberapa alamat e-mail yang gue temukan di situs PT. Mitra Adi Perkasa. Mudah-mudahan ada respon positif dari para boss di sana untuk Mbak Dhayu.

***Buat yang gemar copy-paste, untuk posting yang satu ini gue merelakan kalian meng-copy-paste sepuasnya, sekalipun nggak disebut sumbernya juga nggak papa.Silakan sebar luaskan cerita ini, gue ikhlasin deh 🙂

Epilog

Setahun kemudian, Ida berkunjung lagi ke toko sepatu itu, sekedar ingin tahu gimana kabar Mbak Dhayu. Ternyata yang terjadi kemudian sangat mengejutkan! Baca lengkapnya di posting Ida yang ini.

Pos Sebelumnya
Tinggalkan komentar

115 Komentar

  1. Mbak, itu kan sepatu yang aku mau juga…tp selalu aja gak ada nomornya, nomor 36 😦

    Suka

    Balas
  2. yaah..itulah the power of ikhlas..kan udah Tuhan janjiin balesan yg jauh lebih baik buat orang2 yg ikhlas..

    Suka

    Balas
  3. deuuh…aku telat nih bacanyah….bodo ach…wise thing are never expired..===============================================salute untuk mbak Dhayu.. Negeri kita ini sangat miskin org2 dg”service soul” jiwa melayani…qta bisa byangin khan, berapa sih pendapatannya mbak Dhayu, dibandingkan dengan :”sepenuhnya hati” yg diserahkan ke setiap pelanggannya padahal dia bukan seorang cusomer care.(.secara.. aku pernah sakit hati sama customer care nya operator hape… yg ga tau apa apah…!!)org kaya mbak dhayu, adalah aset yg tak ternilai..wah abis ini … banyak perusahaan yg nawarin posisi yg bagus buat dia… (ha ha ha…)great appreciate jg buat mas agung en mbak Ida…semoga amal kalian menjadi do`a

    Suka

    Balas
  4. wah …. mbak dhayu, membuatku bersemangat untuk kerja lagi nih …. ijin ya Mas ….. artikelnya disimpan…

    Suka

    Balas
  5. Mas, kebetulan aku kenal salah satu boss (kebetulan store operations directornya) MAP, aku copy paste dan email ke ybs. Terima kasih, ya mas. Postingannya so thoughtful dan yg menulisnya juga kebaca nih tipenya : tulus alias gak itung2an. Salam buat mbak ida.

    Suka

    Balas
  6. Huwaaaa~Sugoi~ ^^

    Suka

    Balas
  7. aku link yah mas…. Tq

    Suka

    Balas
  8. waduh, kalo aku beda lagi mas… Waktu itu aku sama mamaku jalan ke suatu pertokoan yang ada di kawasan Blok M. Disitu aku masuk ke toko sepatu, sayangnya waktu itu kami sedikit kucel abis, aku bercelana pendek dengan bersandal jepit, mama ku pake terusan batik yang kalo sekilas mirip daster. Disela2 melihat2 mamaku tertarik sama salah satu sendal ibu2, eh.. pas mamaku tanya ukuran, si penjaga toko sama sekali tidak menggubris kami, kami di acuhkan, padahal kami yakin dia dengar lagi juga posisi kami dengan penjaga itu dekat, eh.. malah tuh penjaga malah berpaling ke salah satu cewek yang lumayan modis dengan full make up dan ber you can see… Gak lama kami langsung keluar dari toko tersebut sambil mama bilang ke aku “lain kali jangan pake celana pendek dan sandal jepit ya tri…”sekejap aku jadi mikir, apakah penampilan bisa menentukan kantong? Oya mas, aku link ya blog nya…. Tq…

    Suka

    Balas
  9. waduh, kalo aku beda lagi mas… Waktu itu aku sama mamaku jalan ke suatu pertokoan yang ada di kawasan Blok M. Disitu aku masuk ke toko sepatu, sayangnya waktu itu kami sedikit kucel abis, aku bercelana pendek dengan bersandal jepit, mama ku pake terusan batik yang kalo sekilas mirip daster. Disela2 melihat2 mamaku tertarik sama salah satu sendal ibu2, eh.. pas mamaku tanya ukuran, si penjaga toko sama sekali tidak menggubris kami, kami di acuhkan, padahal kami yakin dia dengar lagi juga posisi kami dengan penjaga itu dekat, eh.. malah tuh penjaga malah berpaling ke salah satu cewek yang lumayan modis dengan full make up dan ber you can see… Gak lama kami langsung keluar dari toko tersebut sambil mama bilang ke aku “lain kali jangan pake celana pendek dan sandal jepit ya tri…”sekejap aku jadi mikir, apakah penampilan bisa menentukan kantong? Oya mas, aku link ya blog nya…. Tq…

    Suka

    Balas
  10. myshant said: baru baca …terharu :)mbak dhayu-nya ini juga beruntung “ditemukan” oleh orang2 spt agung&ida. apresiasinya oke banget 🙂

    gue juga mikirnya gitu. gue salut sama mbak dhayu, tapi juga sama agung-ida-eriq. mungkin ada banyak mbak dhayu di sekitar kita, tapi seringnya dicuekkin gitu aja. untung banget kalian saling bertemu, ato lebih tepatnya lagi, dipertemukan sama Allah

    Suka

    Balas
  11. wah… baiknya

    Suka

    Balas
  12. kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeen.. banget… terharu…jadi terinspirasi habis.. thanks banget buat penulisnya… salam kenal ya…

    Suka

    Balas
  13. baru baca …terharu :)mbak dhayu-nya ini juga beruntung “ditemukan” oleh orang2 spt agung&ida. apresiasinya oke banget 🙂

    Suka

    Balas
  14. hai,blog anda menarik. saya ingin anda membuka blog saya dan mengomentarinya. terima kasih

    Suka

    Balas
  15. jarang ada cerita positif tentang pelayanan ke konsumen di indonesia, jadi posting yg ini seperti titik cerah di tengah2 kusamnya dunia jasa di sini! *tau entry yg ini dari jurnalnya ima, yang kebetulan juga baru posting ttg hal ini*

    Suka

    Balas
  16. Mas agung, saya kok udah ngga jadi temen mas agung lagi? ;(hikss…

    Suka

    Balas
  17. prajuritkecil said: ida lagi hamil ya gung???

    wooiiii! enggaaaaak!hihihi..dijamin, perut sayah masih rata..tahun depan aja deh hamil laginya, kalo dah dapet rumah..huhuhuitu baju yg aku pake emang bikin sayah nampak sepertiorang hamil! waakakakakakak…

    Suka

    Balas
  18. ida lagi hamil ya gung???

    Suka

    Balas
  19. makasih sharingnya mas.. jd terinspirasi juga nih. punya harapan mempunyai pelayanan yang terbaik.

    Suka

    Balas
  20. terharu banget. Thanks for sharing yah

    Suka

    Balas

Ada komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca