Setelah beberapa hari terbayang-bayang komik itu, akhirnya gue memutuskan untuk beli. Gue balik ke tokonya, dan… komiknya udah dibeli orang.
Untung berkat kecanggihan teknologi bernama internet, kemarin gue nemu situs yang nyediain komik ini lengkap. Usai sudah penantian selama 16 tahun…
Cerita komik ini sama dengan cerita film-film redator lainnya yaitu tentang kedatangan calon ksatria Predator ke bumi sebagai syarat penobatannya jadi ksatria. Jadi rupanya di kalangan bangsa Predator, seorang calon ksatria harus membuktikan kemampuannya dengan mengalahkan ksatria terkuat dari planet lain.
Berhubung yang dicari adalah ksatria terkuat, maka korban pertama yang diincar adalah juara tinju dunia. Abis itu giliran petinju penantangnya ikut dihabisi. Ngeliat ada pembunuhan berantai gini, akhirnya Batman ikut turun tangan dan akhirnya Predator harus berhadapan dengan Batman.
Di dunia komik, tokoh Predator udah beberapa kali dilawankan dengan tokoh lainnya, Kalo nggak salah pernah dengan Tarzan, Judge Dredd, bahkan Justice League. Tapi menurut gue lawan paling pas untuk Predator memang Batman. Seperti Batman, Predator didukung oleh sederetan gadget yang aneh-aneh. Bahkan dia juga punya senjata yang mirip Battarang-nya Batman.
Tapi yang paling gue suka dari komik ini adalah: untuk menghadapi Predator yang bisa ngilang itu, Batman pake kostum khusus dengan helm sonar – jadi mirip sistem navigasi kelelawar betulan! Ini dia kostumnya:
Huhuhu… COOL… eh?
Penjualan komik ini rupanya cukup sukses, buktinya dia menghasilkan 2 sequel lainnya yaitu Batman Vs. Predator II: Bloodmatch dan Batman Vs. Predator III: Blood Ties. Tapi kedua sequel ini digarap oleh tim yang berbeda-beda.
Tentang ilustratornya: Andy dan Adam Kubert adalah anak-anak dari Joe Kubert, ilustrator komik legendaris yang terkenal dengan serial JLA versi klasik. Joe Kubert lantas mendirikan sekolah komik sendiri, dan kedua anaknya itu ikutan jadi murid di sana. Hmmm… sekeluarga komikus semua gitu, kalo pada ngumpul ngobrolin apa ya?
jadi penasaran… tapi hebat uy, penantiannya selama 16 tahun… :Dbintang 4 dah untuk tulisannya 😀
sorry ikutan nih,kalo gak punya cddisplay, rename aja file cbr-nya jadi berekstensi *.rar trus buka pake winrar, hasilnya file berformat *.jpg*salam kenal buat semuanya*
iya juga sih.. kalau menggunakan pilihan windowed mode kelihatan ada menu File –> Save To File. :)cuma kalau gonvisor bisa extract seluruh gambar. jadi nggak satu per satu.fitur lain yang bikin gonvisor enak, di bagian kanan jendela ada list seluruh page dari file cbr. jadi kalau mau liat ending cerita (biasanya justru 2 atau 3 halaman sebelum halaman terakhir), bisa langsung klik.kalau di cd display cuma ada pilihan next page, previous page, first page dan last page. sementara last page kalau file cbr biasanya bukan halaman terakhir comic kan? tapi credit title yang nyeken.tapi cd display memang banyak kelebihannya juga.zoomingnya seperti kaca pembesar bisa jalan-jalan. itu lucu juga kalau mau neliti satu detil. tapi secara umum zooming spt itu nggak guna. karena ukuran kotak zoomnya gak bisa disetel, satu panel atau satu baloon belum tentu bisa di zoom secara keseluruhan. malah jadi ruyek kalau satu text dalam satu baloon kepotong-potong.cd display juga ada automatic slideshow. tapi rasanya juga nggak guna, karena susah nentuin limit waktu satu slide muncul yang enak itu berapa lama.ada juga fungsi rotate sampai invert gambar, yang lagi-lagi entah untuk tujuan apa program ini dilengkapi fasilitas itu. entah org lain, cuma gw sih rasanya bete banget baca komik dengan mode invert :)untuk bisa lihat halaman sekian secara langsung, fasilitasnya pakai slider yang pop up secara cukup nyebelin.atau alternatif lain dimuat thumbnail seluruh halaman komik. itu kalau baca edisi paperback yang ratusan halaman bisa lumayan nyebelin.jadi pikir-pikir… kelebihan cd display ini memang lebih banyak fasilitasnya yang nggak guna, atau kalau pun berguna, gunanya lebih… nyebelin. :p*imho lho… soalnya memang lebih senang pakai gonvisor*
cdisplay juga bisa kok save gambar jadi jpg, tinggal klik kanan trus save page as…tapi memang dia nggak bisa create cbr / cbz file
dibanding CD Display, lebih suka Gonvisor. Lebih powerfull. Bisa export gambar cbr ke jpg. Bisa rubah gambar jpg jadi cbr/cbz.Udah pernah pakai? Coba-in deh. Bisa di download di http://es.geocities.com/gonvisor/index_sp.htm
antara lain bisa pake cdisplay, program gratisan yang bisa didownload di http://www.geocities.com/davidayton/CDisplayprogram ini oke juga lho, sangat memudahkan untuk baca komik di layar monitor.
Gung, file extentionnya *.cbr. Kita ngeliatnya pake program apa ya?
silakan diubek di http://comicsrapidshare.blogspot.com/tapi hati2, sebagian komik di sana berbahasa spanyol 🙂
y aitu seperti gue bilang, di beberapa bgian dia melakukan kesalahan anatomi. salah satu akibatnya ya itu, jadi nampak cebol 🙂
cool kan seragamnya 🙂
nah ini gue baru tau… ternyata frank miller pernah nggarap batman juga toh… cari ah 🙂
hehehe… malah baru denger ada komik berjudul watchmen… :-))ngomong2 soal frank miller, beberapa hari yang lalu gue abis download… eh, baca… robocop karya dia. ternyata di komik itu dia sebagai penulis. pantes gambarnya aneh.
Linknya tuk donlot dimana om Agung?
tp kok kayak cebol ya? 😀
wuih batmannya keren bgt 🙂
gw suka batman yang frank miller (300,sin city) bikin. kewreenn
eh, Jim lee & Greg Capullo itu maksudnya dia dari tukang gambar lalu bikin script dan nerbitin judul komiknya sendiri.tambahan satu lagi Joe Madureira juga kan bikin scriptnya (plus gambar) Battle Chaser — ini insiprasi Kanato Saga-nya gw soale…
Heheh… Majalah Wizard lamanya udah pada dimakan rayap ya?Gibons udah nggambar sejak akhir tahun 70-an. Tapi seinget gq sih jadi sangat beken sejak ngegarap serial Watchmen. (Scriptnya Alan Moore).Banyak kan artist yang juga sukses jadi penulis script. Frank Miller (Sin City) misalnya dulu kan gambar Batman juga (dan meski gambarnya kotak-kotak gitu, tapi tu gambar bener-bener keren..).Jim Lee juga bikin Divine Right (huheheh gue punya DR #1 lho..), Capullo bikin The Creech (gw punya The Creech #1 juga whoaaa..)Banyak deh…
bener banget… bahkan di beberapa panel anatominya salah, hehehe… tapi kekurangan ini dia tutupi dengan banyak ambil close-up view. gue baru tau dave gibbons itu juga artist. dia nggambar komik apa sih?
ini sebetulnya keren. cuma gambarnya kubert masih “taraf pengembangan” bandingin waktu gambar Ka-zar atau Hulk… soal dave gibbons… gw bingung lebih doyan dia sebagai artist atau script ya? kayaknya gw pilih yang pertama aja.