Mendefinisikan Ulang Makna Ngeblog di Usia 50+

Published by

on


agung mbot sedang ngeblog

Buat kalian yang terhubung dengan medsos gue seperti IG atau Facebook mungkin mengamati, dalam 2 minggu terakhir gue banyak posting tentang asuransi. Ceritanya, gue lagi ngebangun blog yang khusus untuk edukasi asuransi jiwa dan kesehatan. Blog ini udah sekitar 3 tahunan gue bikin, tapi selama ini ngebelangsak nggak terurus. Tahun ini, karena mau mencoba konsisten jualan asuransi secara online, gue membangun ulang blog itu dari nol.

Berhubung ilmu blogging gue udah ketinggalan 20+ tahun, gue banyak berkonsultasi sama ChatGPT dan alat bantu SEO (Search Engine Optimization) seperti Yoast SEO. Gue belajar lagi unsur-unsur apa yang bisa bikin sebuah blog cepet terindeks oleh Google. Eh, dalam prosesnya, yang gue temukan malah jawaban kenapa blog yang ini, blog utama gue, belakangan sepi banget pembacanya.

Blog yang Seksi di Mata Google

Ada banyak aspek yang perlu ‘dijagain’ dari sebuah blog biar masuk hasil pencarian Google, tapi benang merah utamanya adalah:

  • tema blognya harus jelas tentang apa. Makin homogen atau saling terkait topik bahasannya, makin bagus nilainya di mata Google
  • setiap posting harus punya kaitan dengan keyword utama blog tersebut
  • setiap elemen posting, mulai dari judul, nama file foto ilustrasi, sampe tag juga harus terkait

Gue menerapkan semua jurus itu ke blog baru gue. Hasilnya, dalam 2 minggu udah ada 1 keyword yang bisa masuk page 1 Google. Itu terjadi karena setiap posting-nya memang gue rancang khusus untuk saling terkait dan saling mendukung keyword utama yaitu asuransi jiwa dan kesehatan.

Melirik Blog Tua yang Merana

Lalu gue teringat dengan blog tua ini. Apa kabar dengan blog ini, yang isi tulisannya random abis gini?

Asal tau aja ya, tulisan yang masih terendus Google belakangan ini adalah tulisan-tulisan lama gue seperti:

Di luar topik-topik itu ada topik tentang tips CSS, review film, pengalaman-pengalaman bodoh… Topiknya bener-bener random. Kalo Google adalah manusia, mungkin dia akan bilang,

Dengan jumlah post lebih dari 1.000 dan tema yang super-random, blog ini akan jauh dari lirikan Google. Hanya ada 1 tulisan relatif baru yang bisa muncul di pencarian Google, yaitu posting tentang protes netizen ke Kovo.

Tadinya gue sempet berpikir untuk ngerapiin blog ini. Makanya gue beli domain ocehansimbot.com, dengan cita-cita memperbaiki SEO-nya, biar bisa muncul di page 1 Google, lalu…

Lalu apa?

Pilihan Sulit

Kalo gue mau bikin blog ini SEO friendly, gue harus menentukan satu keyword besar yang nantinya didukung oleh keyword-keyword turunan di masing-masing blogpost. Artinya, gue harus memilih satu tema besar dari sekian banyak tema random di sini, lalu sisanya gue hapus atau gue archive biar nggak terendus Google.

Berikutnya, gue harus memperbaiki struktur blogpost yang gue biarkan tampil: tag-nya, keywordnya, judulnya, excerpt-nya… Barulah, mungkin, blog dianggap cukup koheren oleh Google, sehingga layak masuk hasil pencarian.

Lalu gue mulai berhitung:

Dengan 1.000+ blogpost di sini, maka apabila per hari gue bisa membereskan 3 blogpost aja, baru kelar dalam waktu setahun!

Kira-kira worth it nggak ya, gue ngabisin waktu sebanyak itu untuk blog tua ini?

Kembali ke Tujuan Awal Ngeblog

Hari ini sebuah obrolan bikin gue teringat pada awal mula gue ngeblog.

Awalnya kan gue main Friendster, lalu mikir, “Andaikan Friendster memungkinkan user untuk posting suatu tulisan yang bisa dibaca sama orang yang bukan pengguna, pasti lebih seru.” Eh nggak lama kemudian muncul Multiply, dan gue menemukan jawaban atas kebutuhan gue di sana.

Kenapa gue ingin platform untuk berbagi tulisan? Karena gue suka nulis, dan gue ingin tulisan gue bisa dibaca orang banyak. Itu doang.

Dalam perjalanan waktu, blog Multiply gue lumayan viral di masanya. Waktu itu eranya Google pagerank, dan sempet dapet pagerank lumayan tinggi. Masuk juga ke daftar 100 blog terbaik di Indonesia. Habis itu fokus gue mulai bergeser: gue nulis blog biar pembacanya lebih banyak lagi. Lantas gue mulai terfokus sama pageviews. Kalo udah capek-capek nulis dan yang baca sedikit, rasanya gemes. Sia-sia. Mubazir.

Padahal awalnya gue ngeblog karena gue suka nulis. Lama-lama ngeblog karena haus validasi.

Di awal gue ngeblog, gue nulis dan yang baca segelintir, tapi gue tetep nulis. Karena gue suka. Kenapa sekarang kalo yang baca sedikit jadi nggak semangat?

Manfaat Nulis di Blog (Sekalipun Sedikit yang Baca)

Dalam sebuah sesi dengan ChatGPT, gue bikin sebuah tulisan mentah sepanjang 1.500-an kata yang lalu dia edit jadi tinggal 600-an. Gue tanya, “Kenapa dibikin pendek amat?”

Jawabnya, “Karena panjang tulisan yang ideal untuk SEO adalah di bawah 800 kata.”

Lalu gue mikir, sebuah tulisan mungkin jadi ideal secara SEO, tapi nggak memuaskan gue sebagai penulis. Karena gue inginnya ngomong 1.500 kata, bukan 800. Maka gue putuskan, di blog yang ini, gue akan sebodo amat dengan SEO. Gue udah memutuskan, manfaat yang gue cari dengan ngeblog di sini adalah:

  • Bikin a copy of my mind, hal-hal yang gue pikirin dan pelajarin dalam hidup, biar bisa jadi referensi buat orang lain sekalipun gue udah nggak ada (dengan catatan insyaallah wordpress panjang umur, aamiiin).
  • Memudahkan gue ngejelasin suatu hal kepada orang lain.

Contohnya beberapa hari yang lalu ada temen nanya tentang perkuliahan di psikologi. Dengan mudah gue tinggal kirim link tulisan gue tentang jenis orang yang cocok kuliah di psikologi.

Kemarin, pas lagi sarapan bareng, obrolan nyampe ke tipe orang yang demen banget minta difotoin pas lagi traveling. Gue pernah bikin tulisan tentang itu, maka gue kirim link ini.

Beberapa hari lalu, gue nemu obrolan di thread tentang ‘thieves of joy’, orang yang suka ngerusak kesenangan orang lain dengan komentar negatif. Gue inget, gue pernah nulis tentang dementor, gue kirim.

Gue sampai pada kesimpulan, di umur 50+ ini udah nggak penting buat populer. Yang lebih penting adalah legacy, warisan, bahwa gue pernah hidup di dunia ini dan berpikir seperti yang tertulis di blog ini. Mungkin nggak semuanya berguna, tapi gue harap ada lah satu atau dua penggalan yang bermanfaat. Dan mungkin penggalan-penggalan pikiran gue nggak SEO friendly, atau akan lebih dari 800 kata, atau mungkin nggak menarik untuk dibaca karena kepanjangan. Bodo amat. Yang lebih penting buat gue adalah: gue menikmati proses nulisnya.

Buat para blogger di luar sana, keep on writing your legacy!

4 tanggapan untuk “Mendefinisikan Ulang Makna Ngeblog di Usia 50+”

  1. anandastoon Avatar
    anandastoon

    Wah, semoga konsisten selalu ngeblognya ya Pak. Semoga bisa jadi mentor bagi kami-kami yang masih di usia 20-30an. Jujur saya juga merasa semenjak 2017, definisi blogging sudah berubah semenjak adanya motivasi.

    Jujur semenjak itu saya jadi jarang melihat blog-blog yang murni dari hati. Kebanyakan isinya seolah mengejar SEO tiada akhir, isinya hampir hampa.

    Saya juga Blogger yang alhamdulillah sudah punya domain sendiri, blogging dari 2014 yang tulisannya masih acakadut sampai sekarang. Terkadang rindu masa-masa saya blogwalking sesama blogger yang masih menulis benar-benar by passion.

    Suka

    1. Agung Nugroho Avatar

      Begitu niat ngeblognya karena tertarik SEO, bubar deh niat untuk berbagi cerita 😁

      Tapi ironisnya, banyak tulisan bagus yang akhirnya nggak dapat pembaca karena blognya nggak SEO friendly. Semoga Google makin canggih sehingga bisa menyajikan tulisan bermutu sekalipun struktur coding nggak SEO friendly.

      Suka

    2. Anandastoon Avatar

      Betul bapak, apalagi algoritma SEO Google selalu berubah dari tahun ke tahun. Akhirnya semenjak Covid kemarin saya cuma fokus blogging saja, menuangkan isi hati tanpa peduli SEO kecuali saran sedikit seperti memasukkan kata kunci di paragraf-paragraf pertama, dst.

      Bagi saya sekarang SEO hanyalah pemanis atau rekomendasi saja. Kebanyakan artikel blog saya mencapai lebih dari 1000 kata dan banyak yang berhasil ‘mejeng’ di halaman pertama Google. Yah, meski harus bertarung dengan situs berita dan blog-blog dari marketplace.

      Tetap menulis Bapak, sekarang saya mencari blogger yang menulis murni passion sudah jarang…

      Suka

    3. Agung Nugroho Avatar

      siiip, tetap semangat yaaa!

      kita jadi mahluk langka, sisa2 blogger jadul hahaha

      Suka

Ada komentar?

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca