Awalnya gue menyambut film ini dengan harap-harap cemas. Di satu sisi nggak kebayang ada segini banyak bintang film aksi ngumpul di satu film. Di sisi lain, kayaknya udah sering banget kasus di mana sebuah film terlalu ingin menampilkan banyak tokoh dan akhirnya bukannya seru malah jadi serba nanggung.
Film ini dibuka dengan adegan penyanderaan awak kapal. Datanglah tim pasukan bayaran bernama “The Expendables” pimpinan Sylvester Stallone berhasil membebaskan sandera dan menghabisi para penjahat. Tapi saat misi berhasil, salah satu anggotanya bikin ulah gara-gara sedang teler narkoba. Dia adalah Gunnar, diperankan Dolph Lundgren yang dulu memerankan Ivan Drago di film Rocky IV. Stallone lantas mengeluarkan Gunnar dari The Expendables.
Cerita lantas bergulir ke job berikut bagi The Expendables, yang datang dari Mr. Church (Bruce Willis). Mereka diminta untuk menghabisi seorang diktator di sebuah negara kecil.
Selanjutnya udah bisa ditebak, kurang lebih kebayang lah, apa yang dilakukan pasukan ini saat menjalankan misinya dan bagaimana hasil akhirnya. Sempet ada sedikit bumbu intrik konspirasi di balik misi dari Mr. Church tsb, tapi biarlah, itu nggak terlalu penting.
Yang kemudian menjadi kejutan bagi gue adalah, ternyata walaupun dalam film ini Stallone bertugas sebagai penulis naskah, sutradara, dan pemeran utama, di luar dugaan gue ternyata di film ini dia nggak tampil dominan serba menang dan serba jago sepanjang film. Justru naskahnya memberi ruang yang cukup leluasa buat tokohnya Jason Statham, Dolph Lundgren, dan Jet Li untuk unjuk kebolehan.
Selain itu, ternyata cukup ada porsi humor yang sebenernya biasa aja, tapi berhubung kemunculannya di luar dugaan jadi lucu juga. Maksud gue, kalo dibandingin dengan film-filmnya Stallone yang terdahulu, perhatiin betapa dia selalu menampilkan dirinya sebagai sosok super gahar dan super cool. Sedangkan di film ini, selain ada humor juga beberapa kali digambarkan teman-temannya nyeletuk kepada Stallone, “lu udah nggak secepat dulu lagi.”
Akhir kata, sebuah film yang lumayan untuk hiburan, dan di luar dugaan ternyata nggak sekonyol yang gue khawatirkan.
ampe rada tuli si liatnya karena segala sesuatu diledakin. Tapi bener, humornya nongol di waktu yang gak terduga. Kayak si Arnold yang diejekin pengen jadi presiden scara dalam dunia nyata..emang. Hehehe…
nggak tau, soalnya belum nonton ninja assasins..
ya, kurang lebih begitulah
soalnya memang beneran menghibur sih..
hmmm… baru minggu depan ya? apa sekalian gue tulis spoilernya di sini yak…
jgn lupa tulis reviewnya juga ya.
sama jgn lupa lempar-lemparan pisau… kayak nggak ada beban banget… hehehe
katanya sadis ya filmna? seperti Ninja Assasin gitu sadisna
The A Team tanpa Mr BA :))
murah hati ngasih tiga bintang
Baru minggu depan keluar disini, mas.Dan aku sendiri enggak habis pikir: kenapa juga diriku harus ng-klik review ini padahal belom nonton filmnya? (yang hampir enggak pernah baca review film sebelum beneran nonton sendiri)
besok mau nonton.. 🙂
film yg sangat jantan! macho abis!! tembak2an, bacok2an, tukaran, gaya2an. wes ngono tok! m/