Terus terang nggak terlalu tinggi harapan gue atas film ini, dan akhirnya memang sebegitulah yang gue liat di layar. Prediksi gue sebelum nonton adalah, film ini akan jadi film aksi – komedi yang ceritanya gak terlalu masuk akal, yang penting seru banyak tembak-tembakannya dan memuaskan mata penonton dengan kehadiran bintang-bintang yang ganteng dan cantik. Ternyata prediksi itu nggak terlalu meleset.
Alkisah ada seorang cewek bernama June Haven (Diaz) yang kebetulan kenalan dengan seorang cowok bernama Roy Miller (Cruise) di sebuah airport. Setelah sempet mengalami masalah dengan boarding passnya, June akhirnya berhasil naik ke pesawat dan lagi-lagi ketemu dengan Roy. Aneh, pesawat itu penumpangnya hanya sedikit sekali, nggak nyampe 10 orang, dan belakangan terbukti mereka semua, termasuk pilot dan pramugari, adalah agen-agen rahasia yang berusaha membunuh Roy – yang juga agen rahasia.
Sebentar… sebentar… gimana mungkin agen-agen rahasia itu mengatur agar sebuah pesawat diisi hanya oleh mereka doang, dengan jadwal penerbangan yang pas dengan yang dipilih oleh target, dalam hal ini Roy Miller? Gampang; yaitu mulai sejak Roy Miller pesan tiket pesawat, dia dilayani oleh agen rahasia. Supir taksi yang mengangkut dia ke airport juga agen rahasia, untuk memastikan dia datang tepat waktu dan tidak pindah ke jadwal penerbangan lainnya. Petugas check-in di airport juga agen rahasia, sehingga hanya Roy dan para agen rahasia doang yang boleh masuk pesawat. Bahkan mungkin, penulis naskah dan sutradara film ini juga agen rahasia.
Karena udah kadung ‘melibatkan’ June tanpa sengaja dalam kancah peragenrahasiaan ini, akhirnya Roy mengaku bahwa dia sedang dikejar-kejar banyak orang karena memiliki Zephyr, sebuah baterai kecil ajaib penemuan ilmuwan bernama Simon Feck yang kekuatannya mampu memenuhi kebutuhan energi sebuah “kota kecil atau sebuah kapal selam raksasa”.
Tapi udahlah, lupakan soal si baterai itu karena dia hanyalah tempelan untuk mengantarkan adegan kejar-kejaran antara sepasukan agen rahasia plus segerombolan penjahat suruhan seorang dedengkot geng asal Spanyol bernama Antonio melawan Roy dan June. Tentulah Roy bisa mengatasi mereka semua tanpa kurang suatu apa, hanya sempet sedikit lecet di bagian perut. Mengapa lecetnya di perut, dan bukan di jidat? Karena dengan adanya lecet di perut bisa ada alasan untuk menampilkan perut Tom Cruise yang masih lumayan (baca: udah nggak terlalu tapi yah maklumlah, umur) six pack di usianya yang kian senja.
Penggambaran tokoh June di film ini sebenernya rada mengejutkan buat gue, karena di era emansipasi seperti sekarang ini ternyata para cukong film Hollywood masih merasa bahwa tokoh cewek pirang yang:
- lemah
- panikan
- kalo disuruh diam di tempat nggak pernah nurut dan memilih untuk sok berani mengendap-endap ke sana-sini dan akhirnya terjerumus ke perangkap penjahat
- di tengah hujan peluru sempet-sempetnya ngambek karena merasa kurang diperhatikan oleh sang jagoan
- praktis kurang berperan terhadap upaya mempertahankan nyawa karena harus diboyong-boyong oleh tokoh jagoan dalam keadaan pingsan atau terbius
…adalah masih ‘in’ di mata penonton abad 21.
Ternyata anggapan tersebut keliru karena film ini menjadi film dengan pendapatan box office terburuk dalam sejarah karir Tom Cruise. Kalaupun ada hal yang sedikit unik dari film ini adalah penggambaran tokoh Roy Miller sebagai agen rahasia yang sopan santun dan sangat peduli kepada sesama.
Pertanyaan terakhir: kalo film ini begitu bodoh dan mengada-ada, kenapa gue kasih bintang 3? Karena kalo ditonton tanpa ekspektasi yang terlalu tinggi, film ini bisa menghibur juga, dan juga sebagai penghargaan atas film bodoh lainnya, Mr. & Mrs. Smith yang waktu itu juga gue kasih bintang 3.

Tinggalkan Balasan ke myshant Batalkan balasan