toy story 3

Berdasarkan apa yang gue baca di wikipedia, Pixar studio rada kurang akur dengan Disney, perusahaan yang membesarkannya. Waktu pembuatan Toy Story 2, misalnya, Disney menekan Pixar untuk segera membuat sequel Toy Story, sekalipun dalam kualitas minimal, karena tergiur dengan kesuksesan Toy Story yang pertama. Sebaliknya, Pixar memilih untuk nggak terburu-buru membuat sequel karena ingin jaga kualitas.

Di Toy Story 3, kasus yang sama kembali terulang. Saat Pixar menolak membuat sequel ke dua untuk Woody dan Buzz cs, Disney menunjuk perusahaan animasi lain, Circle 7, untuk mengerjakan Toy Story 3. Gawatnya, Tim Allen si pengisi suara Buzz udah mengisyaratkan persetujuannya untuk kembali mengisi suara Buzz – sekalipun tanpa Pixar. Dan tau nggak, cerita Toy Story 3 yang dikembangkan oleh Circle 7 adalah: mainan Buzz Lightyear ternyata mengalami cacat produk sehingga ditarik dari pasaran dan akan dikapalkan balik ke Taiwan, sehingga seluruh temannya bekerja sama untuk menyelamatkan Buzz.

Syukurlah, cerita garing itu akhirnya batal naik ke layar lebar karena perjanjian baru antara Pixar dan Disney memberikan hak penuh bagi Pixar untuk menentukan nasib bagi seluruh serial yang pernah diproduksinya. Kerja sama dengan Circle 7 dibatalkan, dan John Lasseter, dedengkot Pixar, kembali menduduki kursi pimpinan produksi film Toy Story 3.

Dan syukurlah, Toy Story 3 nggak jadi ditangani Circle 7 dengan cerita pengapalan ke Taiwan karena Pixar mampu menggarapnya secara sangat luar biasa. Gue berani bilang, ini adalah film sequel ke dua yang terbaik, terkeren, dari semua squel ke dua yang pernah dibuat, bahkan jauh lebih keren dari Toy Story pertama!

Ceritanya, kali ini Andy, pemilik Woody & Buzz cs udah beranjak dewasa. Dia akan meninggalkan rumah untuk tinggal di asrama. Kondisi ini membuat mainan-mainannya cemas akan dicampakkan oleh Andy, apalagi karena udah banyak mainan yang dipensiun lewat ajang garage sale bertahun-tahun sebelumnya.

Karena satu dan lain hal, mainan-mainan Andy yang tadinya mau dia simpen di loteng malah akhirnya terdampar di sebuah tempat penitipan anak bernama “Sunnyside”. Awalnya mereka senang berada di sana, apalagi dengan sambutan hangat dari Lotso, boneka beruang pimpinan para mainan di sana. Tapi belakangan mereka menyesal terdampar di sana karena harus berhadapan dengan segerombolan balita penyiksa mainan serta ‘mafia’ di kalangan para mainan. Maka mereka pun berusaha melarikan diri dari Sunnyside.

Gue berani bilang bahwa film ini mampu melebihi ekspektasi atas sebuah film sequel, apalagi sequel ke dua. Dan kalo gue bilang film ini ‘lucu’, maka gue cuma menggambarkan sebagian kecil dari apa yang disuguhkannya bagi penonton. Film ini mendidik, menghibur, mengharukan, menegangkan, mengejutkan – sama sekali nggak seperti film sequel pada umumnya. Kalo di film sequel lain para karakternya akan nampak basi karena kembali mengulang aksi yang pernah dilakukannya di film sebelumnya, di sini mereka justru nampak makin solid mengembangkan cerita. Coba liat aja strategi mereka melarikan diri melewati aneka barikade sulit di Sunnyside, serasa nonton Mission Impossible! Juga kemunculan tokoh Ken yang cunihin serta Buzz yang mendadak berubah jadi Spanyol juga kocak banget. Dugaan awal gue di mana seluruh mainan akan berusaha mengembalikan ingatan Buzz dengan cara negosiasi basi seperti yang sering muncul di film-film lain ternyata salah besar 🙂

Seluruh rangkaian cerita yang jungkir balik itu kemudian ditutup dengan sebuah adegan penutup yang sangat manis dan menyentuh – dan nggak sok menjanjikan akan ada sequel berikut.

Kesimpulan gue: bener-bener sebuah film keluarga yang mampu menghibur seluruh keluarga. Kelemahannya hanyalah film pendek pembuka yang menurut gue nggak selucu biasanya. Tapi ya sudahlah, itu gue maafkan setelah nonton film utamanya yang bener-bener layak dapet bintang 5.

Referensi dan sumber nilep foto: wikipedia tentang Toy Story 3 dan Toy Story 2

19 comments


  1. setuju ama bintang 5-nya…..gw suka ama ceritanya yang gak maksa dan cara film ini mengubek2 emosi penonton…semuanya terasa pas, lucu yang gak jadi garing, dan adegan yang bikin gw terharu tapi juga gak berlebihan….^^


  2. mbot said: smg d sana gak didubbing bhs korea ya. :-p

    tentu tidaaaak …kalo iya, manalah mungkin setiap kamis pagi aku kelayapan ke Lotte Cinema, mas? Mampus aja kalo disuruh nonton film yang ngomongin Cici Paramida mulu.*semoga menangkap maksud dari lelucon garing ini.disini is,am,are-nya memang imnida imnida gitu.jadi kalo ndengerin orang nggosip berasa kayak penyiar infotainment sedang nguncek cici paramida.


  3. mbot said: Kalo mau yg pasti kinclong nunggu dvd originalnya keluar sktr 3 bln lg, baru yg bajakan bs ngopy dr yg original dan bs kinclong

    hhmmm…brati nunggu abis lebaran baru nitip beliin dvd di ITC ambas ya ? 😀


  4. revinaoctavianitadr said: atau bareng ama Bram aja, gimana

    yuk, nobar…nonton bareng, Keiva di Korea, Bram di Jogjadi korea pake’ kacamata 3D gak ya ? keknya bakalan cucok tuh dipake’ Keiva *inget kacamata ungunya*


  5. @shanti: gak mungkin ada dvd bajakan yg udah kinclong, krn filmnya jg br rilis. Kalo mau yg pasti kinclong nunggu dvd originalnya keluar sktr 3 bln lg, baru yg bajakan bs ngopy dr yg original dan bs kinclong.