Pernah denger tentang Hachiko?
Dia adalah anjing milik seorang profesor di Jepang, yang setiap hari setia mengantar dan menjemput majikannya ke stasiun kereta api. Suatu hari, majikannya meninggal di tempat kerja, dan tidak pernah pulang lagi ke stasiun. Sementara itu Hachiko terus setia menunggu di stasiun hingga akhir hayatnya 10 tahun kemudian.
Dengan dasar cerita yang begitu sederhana dan udah begitu terkenal, pertanyaan yang mendorong gue untuk nonton film ini adalah: gimana cara sutradaranya mengolah agar film ini bisa tetap menarik bagi penonton?
Sebelum masuk bioskop gue udah menyiapkan mental untuk menonton film yang sangat ngebosenin, tapi ternyata… pengemasannya lumayan OK kok. Sosok Hachiko yang merupakan ras anjing Akita, anjing khas Jepang nampak menggemaskan. Entah gimana caranya, tapi interaksinya dengan Richard Gere sang pemeran utama kelihatan natural banget.
Alur ceritanya sebenernya datar banget, menggambarkan kegiatan sehari-hari pak profesor Richard Gere dengan ulah si anjing sebagai daya tarik utamanya. Untung Hachiko ini memang dari cerita aslinya anjing tipe Akita yang lucu dan nampak ramah. Akan sulit buat sutradara mengembangkan cerita yang menyentuh kalo anjingnya tipe rottweiler atau dobberman. Yang jelas, andaikan yang nonton film ini bukan penggemar anjing, mungkin akan bosen setengah mati. Aspek lain yang cukup berhasil dari film ini adalah musik latarnya yang didominasi piano – pas dengan ceritanya yang sederhana.
O iya, buat penggemar film di akhir era 80-an dan awal 90-an, di film ini kalian bisa ngeliat penampilan Cary Hrioyuki Tagawa yang biasanya dapet peran pimpinan Yakuza, kali ini tampil bersahaja sebagai seorang profesor temennya majikan Hachi.
Gue rekomendasikan film ini sebagai hiburan keluarga, khususnya keluarga pecinta anjing.
Selain Hachiko, ternyata juga ada anjing lain yang menunjukkan kesetiaan yang sama. Namanya Shep, dan akhir hidupnya malah lebih tragis dari Hachiko: dia ketabrak kereta waktu lagi mondar-mandir di sela-sela rel menunggu kedatangan majikannya. Sama seperti Hachiko, Shep juga dikenang orang dalam bentuk patung perunggu. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini.
Poster film gue pinjem dari wikipedia.
Bener banget tuh… G juga nanya itu…Aktingnya yang paling bagus di film ini adalah akting si anjing…
Sad ending yaa..
pengen nonton, tapi menyiapkan mental. Pengalaman waktu nonton Marley, liat anjing mati nangis ga berhenti. Takut anjingku mati 🙁
orang jepang sekarang kayak richard gere?
Kenapa cuma 3 bintangny?
gak bisa ke bioskop 🙁 Grrrrrrrr….
Awalnya aku gak tertarik, tapi setelah tahu yang ngesyut Lasse Halstrom, jadi penasaran. Salah satu sutradara fav-ku 🙂
why Richard Gere?
pertamaaax!