rafi: kecil-kecil realistis

Published by

on


Suatu malam, saat gue lagi sibuk mengerjakan tugas penting main mafia wars di komputer, Rafi datang sambil bawa selembar kertas dan spidol.

 
“Bapak… tolong gambarin mobil dong,” katanya.
Berhubung lagi tanggung, dikit lagi naik level, gue jawab dengan, “Bentar ya… bapak lagi ketik-ketik ini… Rafi nggambar aja dulu di luar ya, nanti bapak nyusul.”
 
Abis itu gue kembali sibuk mengerjakan tugas penting main mafia wars, sementara Rafi anteng di depan TV.
 
Beberapa menit kemudian, dia kembali mendatangi gue sambil bilang, “Bapaaak… liat!” Dengan tampang bangga dia mengacungkan kertas yang sekarang udah dipenuhi coretan-coretan kusut seperti gumpalan rambut rontok, praktis sama sekali nggak berbentuk.
 
Reaksi pertama gue sih geli ngelihat kontras antara ekspresi kebanggaan di wajahnya dengan coretan amburadul yang dipamerkannya. Tapi gue lantas ingat dengan segala macam teori psikologi perkembangan anak waktu di bangku kuliah dulu; bahwa karya anak harus dihargai, bahwa sebagai orang tua kita nggak bisa menggunakan standar keindahan orang dewasa untuk menilai karya seorang anak yang mungkin dibuatnya dengan segala keterbatasan dan susah payah.
 
Maka dengan mengerahkan segenap antusiasme, gue pun bilang, “Waaah… Rafi nggambar mobil ya?”
 
…dan dia menjawab dengan lempeng, “Bukan. Ini kan cuma coret-coret.”
 
Walaupun masih kecil, rupanya Rafi cukup realistis menilai kualitas hasil karyanya sendiri.
 
foto: Rafi lagi menggambar di whiteboard milik eyangnya

36 tanggapan untuk “rafi: kecil-kecil realistis”

  1. irvanairlangga Avatar

    daniapratiwi said: anak jaman sekarang kayaknya lebih realistis ya, mas. seminggu yang lalu aku mainin jam tangan power ranger punya sepupuku (4 tahun). terus aku pura2 ‘berubah’ jadi power ranger dengan jam tangan itu. akunya udah heboh2 ‘berubah’ jadi power ranger, sepupuku cuma ngeliatin dengan muka datar terus bilang,”itu kan cuma mainan, kak…”heuuuuhhhhh…

    keren nih….;p

    Suka

  2. mylathief Avatar

    anak pinter!

    Suka

  3. blackishblue Avatar

    mbot said: …dan dia menjawab dengan lempeng, “Bukan. Ini kan cuma coret-coret.”

    SALUT!!!!! hihihihiii

    Suka

  4. kangbayu Avatar

    tau bapaknya dulu kuliah psikologi kali? jadi ngetes… 🙂

    Suka

  5. cindil Avatar

    PINTAR!

    Suka

  6. trasyid Avatar

    pinteer..

    Suka

  7. p3n1 Avatar

    bapak kena, deh! hahaha….

    Suka

  8. beautterfly Avatar

    rafi hebaaaaattt, bisa ngalahin sarjana psikologiiickckcck

    Suka

  9. orinkeren Avatar

    kalo gak salah enggak boleh menjudge semacam itu “ini mobil ya??/’Tapi tanya aja langsung, “rafi gambar apa?” biar dia menceritakan gambarnya 😀

    Suka

  10. cambai Avatar

    Hehe, smart boy…

    Suka

  11. duabadai Avatar

    ahahahaha kocak! 🙂

    Suka

  12. debapirez Avatar

    haha……aya2 wae. Pasti kata Rafi:”Yang dodol itu aku atau Bapak sich” haha….

    Suka

  13. pipitta Avatar

    hahaha.. berarti mesti ada perubahan teori yahh.. udah ga cocok kali ama anak “jaman sekarang”

    Suka

  14. revinaoctavianitadr Avatar

    myshant said: hahahaha …..hahahahaha….Rafi emang unpredictable deh komennya

    Lah, bapaknya aja kalo nulis gayanya selalu unpredictable kan, Shan?

    Suka

  15. revinaoctavianitadr Avatar

    mbot said: gue kembali sibuk mengerjakan tugas penting main mafia wars

    btw, ilfil ngeliat club Mafia Wars Nusantara atau malah justru girmat, mas? *girang mati

    Suka

  16. revinaoctavianitadr Avatar

    ha-ha!Sang psikolog pun langsung jeduk-jedukin pala ke tembok.

    Suka

Ada komentar?

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca