
Soal kenapa Rafi begitu seneng tersenyum, mungkin emang udah dari ‘sono’-nya ditakdirkan begitu. Bahkan sejak belum becus melek, dia udah rajin tebar pesona ke mana-mana. Dan pada dasarnya, setiap orang senang diajak tersenyum – walaupun cuma dari seorang bayi yang nggak tau apa-apa. Itulah sebabnya berdekatan dengan Rafi kadang melelahkan bapaknya yang males basa-basi ini, karena harus meladeni obrolan spontanitas banyak orang.
Yang masih jadi misteri buat gue adalah: pepatah ‘banyak senyum banyak rejeki’ nampaknya terealisasikan secara optimal pada diri bocah ini, karena boleh dibilang hampir semua keinginannya bisa terkabul – kadang secara misterius!
Nggak percaya?
Kasus pertama, waktu gue ngajak Rafi ke Carrefour dan lewat bagian hewan peliharaan. Rafi tertarik pada kandang hamster, yang waktu itu belum dia ketahui namanya.
“Puss… puss…” katanya.
“Itu bukan pus, itu namanya hamster,” kata gue.
“Pe-tel,” kata Rafi
“Ya… apalah terserah.”
“Bapak, mau petel bapak…”
Berhubung gue juga berminat pelihara hamster, tadinya udah hampir gue beliin. Tapi Ida memveto.
“Males ah pelihara hamster! Repot! Bau, lagi!”
Negosiasi langsung berakhir saat itu juga, tentunya dengan kemenangan di tangan ibunda yang kejam. Tapi seperti yang ditulis Ida di j
ournalnya yang ini, beberapa hari kemudian tau-tau lewat seorang mas-mas yang nggak kami kenal membawa seekor hamster dalam kardus! Menurut pengakuannya, dia udah telanjur beli hamster tapi nggak bisa ngurusnya karena nggak punya kandangnya. Maka dia nyari orang yang berkenan menampung hamster malang itu. Berhubung waktu itu Ida lagi agak telmi, langsung gue sambar tawaran si mas, dan terkabullah keinginan Rafi untuk punya ‘petel’.
Nggak berhenti sampe di situ. Rafi juga suka sekali lihat ikan. Kalo lagi jalan-jalan di seputar rumah, dia suka mampir di rumah salah satu tetangga yang punya aquarium di terasnya. Cuma ngintip doang di pager, sambil manggil-manggil, “Ikaaan… sini ikaann…”.
Ida, seperti biasa nggak kooperatif soal binatang-binatang peliharaan, sehingga bisa ditebak reaksinya adalah, “Ngapain pelihara ikan! Repot!”
Eh, beberapa hari kemudian, sepulang dari jalan-jalan sore bersama mbak pengasuh, Rafi datang menenteng sebuah kantong plastik berisi beberapa ekor ikan! Kata mbak pengasuh, seorang ibu yang nggak dia kenal memanggil Rafi dan memberikan seplastik ikan itu.
Ikannya sih bukan ikan hias yang cantik jelita, cuma beberapa ikan kecil yang sering dipake sebagai umpan Arwana, tapi buat Rafi ikan ya ikan. Dia senang sekali dengan peliharaan barunya itu, yang lagi-lagi didapat dengan cara ‘misterius’.
Di luar hamster dan ikan, masih ada beberapa hal-hal kecil lainnya yang secara ‘kebetulan’ berhasil terkabul hanya selang beberapa saat setelah terucap dari mulut Rafi. Misalnya, waktu lagi main mobil-mobilan di rumah, Rafi bilang, “Bunda, mau mobil lagi kayak ini, bunda….” Eh tau-tau besoknya seorang tantenya datang bawa mobil persis seperti yang diminta Rafi.
Tapi kejadian yang paling ‘ajaib’ menurut gue adalah waktu Rafi dan Ida lagi jalan-jalan di Senayan City. Setelah makan kenyang di sebuah restoran, rupanya Rafi masih ingin ngemil. Dia bilang, “Bunda, mau donat.”
“Iya, abis dari sini kita beli donat ya.”
Nggak sampe 15 menit kemudian, dateng sebuah keluarga yang duduk di sebelah meja Ida dan Rafi. Keluarga ini, terutama si ibu, nampak tertarik memperhatikan Rafi. Eh, tiba-tiba aja dia membuka sebuah kotak dari rangkaian belanjaannya, dan mengeluarkan… donat!
“Adek mau donat?”
Ida langsung speechless ngeliatnya.
Rafi, semoga rejekimu terus lancar sampe besar ya nak… dan mudah-mudahan nantinya nggak lupa mendoakan bapak biar bukunya best seller… 🙂
foto: Rafi dan ‘petel’ ajaibnya
Tinggalkan Balasan ke agneswollny Batalkan balasan