Gue inget banget, waktu juara dunia tinju Elly Pical sedang jaya-jayanya dulu, dia selalu berlatih di daerah puncak. Alasannya adalah: di dataran tinggi udaranya lebih ‘tipis’ sehingga paru-parunya harus bekerja ekstra keras untuk menyedot udara. Hasilnya, angka VO2-Max alias kapasitas maksimal paru-parunya untuk menghimpun oksigen meningkat, sehingga lebih optimal untuk mendukung staminanya. Selain itu, di daerah puncak banyak tanjakan-tanjakan curam yang ideal untuk melatih kekuatan otot kaki. Konon Bang Elly sanggup lari 5 KM naik-turun tanjakan setiap harinya.
Seandainya sekarang Elly Pical masih aktif bertinju, gue yakin dia akan berlatih di Hotel Puri Asri, Magelang.
Takdir mengirimkan gue terdampar di hotel ini selama 3 hari 2 malam tanggal 8-10 November 2007, dalam rangka menghadiri sebuah workshop nasional yang diadakan oleh kantor. Sehubungan dengan pekerjaan gue di bagian communication, maka tugas gue di sana adalah meliput acara: memotret dan merekam dalam video. Dan apakah ada di antara kalian, wahai para pembaca, yang pernah liat seksi dokumentasi duduk manis di satu titik secara terus-menerus? Tentu saja tidak, bukan? Artinya, gue harus sering mondar-mandir ke sana-sini. Nggak masalah sih, seandainya lokasinya bukan di Hotel Puri Asri Magelang.
Hotel Puri Asri ini dibangun di atas lahan seluas 18 hektar yang berupa…lembah. Jadi lobby-nya terletak di pinggir jalan, dan kamar-kamarnya terletak nun jauh di bawah sana, beberapa PULUH meter lebih rendah. Memang sih, pihak hotel menyediakan beberapa buah mobil suzuki carry yang dimodifikasi jadi mirip mobil golf (terbuka) untuk mengantar para tamu ke kamar masing-masing… tapi apa iya selama nginep di sana lo mau terus-terusan mengandalkan mobil-mobil yang jumlahnya terbatas itu? Nggak mungkin, kan? Artinya, cepat atau lambat, lo harus jalan kaki.
###
Hari pertama, komentar gue: "Wah hotelnya asik ya, alami banget, berbukit-bukit gini!"
Di sela-sela acara gue menyempatkan diri meninjau aneka fasilitas hotel: ada kolam untuk berbecak air, fitness center, karaoke, aneka permainan anak, bendi, kolam renang pun lebih dari satu. Di dasar lembah ada sungai, dan di pinggirnya kita bisa main ping-pong sambil menikmati gemericik air. Di sebuah sudut juga ada papan catur raksasa, bidak caturnya gede-gede dan dijalankan di atas ubin warna hitam putih. Di sudut lainnya ada lapangan badminton. Mau main volley pantai di pinggir kali? Bisa juga! Tau nggak, untuk menjaga agar pemandangan dari hotel tetap alami, pihak hotel membeli sawah di seberang kali – hanya untuk memanjakan mata para tamu doang. Sawahnya boleh digarap oleh para petani setempat, hasilnya juga untuk mereka.
Hotel ini juga punya gedung pertemuan berlantai dua dengan kapasitas lebih dari 500 orang (berdiri). Kalo masih kurang, ada gedung pertemuan ke dua dengan kapasitas lebih kecil. Berhubung peserta workshop lumayan banyak, kedua gedung ini dipakai. Dari pagi sampai sore, gue sibuk mondar-mandir dengan riang gembira di antara kedua gedung pertemuan ini untuk mengabadikan acara.
Sekitar jam 8 malam, acara makan malam bersama di restoran hotel, nggak jauh dari lokasi kedua gedung pertemuan. Abis makan gue mampir ke kamar untuk mandi dan istirahat sebentar, karena sesudahnya ada acara ‘hiburan malam’ bersama artis setempat. Saat itulah gue mulai merasa males."Betis gue kok nyut-nyutan ya…?"
###
Hari ke dua, komentar gue: "Kenapa sih, tanahnya nggak diratain dulu sebelum dibangun jadi hotel?!"
Betis dan paha gue serasa dibetot-betot, gue nyaris ngesot dari tempat tidur menuju kamar mandi. Saat diumumkan sarapan udah menanti di restoran, pikiran gue: "Ufff… apa nggak bisa room service aja ya?" Tau nggak, saking miringnya lahan hotel ini, mesin mobil-mobil suzuki carry milik hotel sampe harus meraung-raung dengan RPM tinggi, walaupun penumpangnya hanya satu orang.
Seperti kemarin gue masih harus mondar-mandir di antara dua gedung pertemuan yang SEANDAINYA berada pada ketinggian yang sama jaraknya nggak sampe 20 meter, tapi KENYATAANNYA terdapat perbedaan ketinggian sebesar kurang lebih 10 meter (jangan langsung percaya, mungkin ini cuma hiperbola orang yang lagi ngos-ngosan). Berdasarkan rumus Pythagoras, di mana c2=a2+b2, maka jarak yang mesti gue tempuh dari gedung pertemuan A ke B tentunya lebih dari 22 meter dan NANJAK. Memang sih, untuk memudahkan para pengunjung jalan-jalan, pihak hotel udah membangun undak-undakan di seluruh area hotel. Tapi, nanjak adalah nanjak, mau lewat undak-undakan atau enggak, buat gue sama nyebelinnya.
Dampak positifnya adalah: konsumsi rokok jadi berkurang karena boro-boro mau ngisep rokok, mau nyedot udara aja udah susah. Dampak negatifnya adalah, gue jadi agak kurang penyabar. Contohnya, sehabis makan siang gue mampir ke kamar, dan sesudahnya kembali bertugas di gedung pertemuan, lantas di sana baru sadar bahwa tripod ketinggalan di kamar, rasanya ingin banting-banting alat pecah belah.
###
Hari ke tiga, gue nggak berkomentar. Gue rela telat sarapan asalkan bisa punya waktu lamaan untuk mengistirahatkan kaki yang merana.
Kesimpulannya: hotel ini cocok buat tempat liburan keluarga dengan anak-anak kecil, juga pas buat ajang pertemuan bisnis… hanya pastikan dulu bahwa JANGAN SAMPE ELO JADI PANITIANYA – apalagi jadi seksi dokumentasi. Oh iya, kelupaan: cocok juga buat berlatih tinju. Jangankan Elly Pical, sepulang dari sana gue pun merasa VO2 Max gue meningkat drastis. Efek sampingnya, jadi rada-rada trauma kalo liat aneka jenis tanjakan dan undak-undakan.
Buat yang ingin liat foto-foto Hotel Puri Asri Magelang, silakan klik di sini
mau tanya nih, jadi kalo misalnya gw jadi panitia family gathering (artinya bawa anak2) nginep di puri asri, ni hotel gemana? recommended ga? trus makanannya enak2 gak, pelayanan n keramahannya? mohon info nya yaa.. tengkyu sebelumnya n tengkyu kalo nanyanya kebanyakan ;))
oh gue sempet lewat tuh di depan SMA-nya. deket situ ada gedung yang ada patung angsa raksasa… itu termasuk gedung sekolahnya atau bukan ya?
Ganten? eh smp 4 bukan. em larinya kok malah malanggaten ya mas surya ha ha ha ha habtw smp 4 buaknnya daerah bayeman trus kl lurus sampai puri asri juga.. tapi bukan smu 1 ya
bukan bayeman, tapi ganten 😀
cieh bayeman…. bilang aja sekalian deket sama smp juga 😛
hotel ini deketan ama rumah mertua. Seumur2 di magelang, baru satu kali masuk Puri Asri 😀
waduh, di mana tuh? begitu turun bis langsung masuk hotel, belum sempet eksplorasi daerah sekitar sih
kayaknya nggak turun deh, soalnya di sana makanannya enak-enak 🙂
Waah iya. Saya pernah nginep di sini. Tapi saya enjoy banget tuh, view nya indah sih.. udaranya juga sejuk Cocok buat refreshing. Tapi mungkin kalo saya disuruh turun-naik lembah & bukit kayak mas Agung, jd gak enjoy lagi.. he he
setujuuuu
Aduh..kacian deh Mbot. Asli aku ketawa baca postingan kamu. Langsung dong, berat bada melorot gak usah ke gym lagi.
ahahahahahahaha ….mending nginep di rumahku ya gung, di tengah sawah juga kok :))
masa’ hasil b2wnya ga ngefek disini, mbot..??
*kikik kikik ngga jelas, ngga bisa brenti*
hihihi lumayan bakar kalori :p
wah gung, mayan nih. buat nurunin berat badan.berapa kcal yang kebakar?
wakakakakakaka…itu hotelnya deket banget ama SMAku tuh… kikikik..dulu aku sering lari pagi keliling sampe hotel puri asri juga 😀
komentar disini bakalan ditanggepin gak ya.. :p
bwahahahhahahahhhhh
deket dengan rumah nenek kurumah eyang di depan Gelanggang Gunung Tidar
he he,…udah nimbang belum? turun berapa? :-p