Kalo Psikolog ikut Psikotes (2/4): The Old Gang Reunion!

Published by

on


Robert Yerkes, penemu Army Alpha Test

cerita sebelumnya:

…dan dengan santainya mbak petugas meletakkan lembaran tes berjudul “ARMY ALPHA” di depan gue.

FYI, Army Alpha Test adalah alat test yang mulai dikembangkan tahun 1915 dan belakangan dipakai secara massal untuk menyeleksi calon-calon tentara Amerika Serikat yang akan dikerahkan untuk mobilisasi massal dalam rangka menyambut PERANG DUNIA PERTAMA. Tujuan tes ini sederhana banget; yaitu menguji konsentrasi para calon tentara dalam hal menyimak instruksi lisan.

Reality check: pertama kamera jadul itu, disusul dengan psikotes jaman Perang Dunia I… jangan-jangan gue abis nyemplung dalam zona limbo dan mundur balik ke masa lalu… Tapi kalopun iya, kayaknya gue akan lulus kualifikasi jadi tentara.

Tes-tes berikutnya adalah kumpulan lembaran nostalgia jaman kuliah. Ada “Test E” segala – yaitu tes yang tujuannya menguji bakat mekanik seseorang. Biasanya tes ini dipake untuk saringan masuk STM, atau minimal untuk seleksi montir, teknisi, dan sejenisnya. Sementara konon kabarnya gue mau direkrut ke bagian INDUSTRIAL RELATION. Mari kita renungkan bersama relevansinya.

Gue juga terkesima ngeliat soal aritmatika yang antara lain berbunyi,

Ibu Budi membeli 2 kilo mentega seharga 50 sen. Berapa kilo mentega yang dapat dibeli bila Ibu Budi mempunyai uang Rp. 1.5?

Di mana sih alamatnya Ibu Budi ini, gue mau ajak join bikin usaha jual martabak manis ah… secara beliau mampu beli 2 kilo mentega seharga 50 sen.

Deretan tes-tes intelegensi ditutup dengan kehadiran the classic one, tes “Standard Progressive Matrices” (SPM). Ini adalah tes untuk mengukur intelegensi umum. Karena tingkat intelegensia manusia makin meningkat dari tahun ke tahun, maka SPM belakangan diperbaharui menjadi “Advanced Progressive Matrices” (APM). Karena APM juga dirasa makin nggak valid, sekitar 5 tahun yang lalu LPT UI mengembangkan APM yang telah diperbaharui menjadi APM – revised. Dengan kata lain tes ini telah berevolusi dalam beberapa revisi, dan hari ini gue bertemu dengan VERSI ORIGINALNYA. Bahkan waktu gue kuliah praktek tahun 1995 dulu, tes ini cuma dipake untuk ngetes anak kelas 1 SMA. (Sekedar info doang lho, tanpa bermaksud mengungkit fakta bahwa sekarang tahun 2007 dan gue diseleksi untuk posisi Industrial Relation).

Selesai mengerjakan SPM dalam tempo 5 menit, gue disuruh istirahat dan dapat nasi padang kotak. Habis itu dipanggil masuk lagi. Waktunya wawancara (hore).

[bersambung]
Foto: Robert Yerkes, tokoh yang mengembangkan Army Alpha, dipinjem dari sini.

19 tanggapan untuk “Kalo Psikolog ikut Psikotes (2/4): The Old Gang Reunion!”

  1. Kalo Psikolog ikut Psikotes (4/4): Naga dan Tukang Duku | (new) Mbot's HQ Avatar

    […] bagian 2: The Old Gang Reunion! […]

    Suka

  2. Kalo Psikolog ikut Psikotes (3/4): Tipe seperti apakah gue? | (new) Mbot's HQ Avatar

    […] bagian 2: The Old Gang Reunion! […]

    Suka

  3. phatcore Avatar

    mbot said: loh, udah ganti toh? bukannya dulu dia jualan toge asep?:-))

    OMG!! Toge Asepp?? bnr2 pemilihan diksinya melampau (kterlaluan-red)!!! haahahahhaa

    Suka

  4. laurakuncoro Avatar

    Hai mas, ceritain soal tes pohon dong dan orang dong. Kalau berdiri artinya apa? Kalau tampak depan artinya gimana. Bolehkan?? Penasaran banget negh.

    Suka

  5. dhilicious Avatar

    Iseng banget sih loe Gung…. dikasi tes jamannya Ibu Budi masih ajaaaa gitu diterusin…

    Suka

  6. mbot Avatar

    embundinda said: duuh…. SPM gitu looh 😀

    iya… kalo dikasih APM mungkin gue nggak akan terlalu tersinggung 🙂

    Suka

  7. mbot Avatar

    estihkw said: Lho materi testnya koq jadul ya??

    jadul DAN nggak relevan. kira2 apa pentingnya keluarin test E untuk posisi industrial relation, itu masih menjadi misteri buat gue deh.

    Suka

  8. mbot Avatar

    4udny said: disebelah Rumahnya Mpok Sati yang jualan Nasi Uduk

    loh, udah ganti toh? bukannya dulu dia jualan toge asep?:-))

    Suka

  9. embundinda Avatar

    duuh…. SPM gitu looh 😀

    Suka

  10. estihkw Avatar

    Lho materi testnya koq jadul ya??

    Suka

  11. nicelovelydentist Avatar

    mbot said: iya, trus waktu keluar ruangan gue nunggu taksi nggak ada yang lewat, adanya sado, becak… trus semua orang saling memanggil ‘Bung’..*mulai berkhayal*

    ..Merdeka !! *halah…*

    Suka

  12. 4udny Avatar

    mbot said: Di mana sih alamatnya Ibu Budi ini, gue mau ajak join bikin usaha jual martabak manis ah… secara beliau mampu beli 2 kilo mentega seharga 50 sen.

    Mas, kan udah nyampe di Prapatan Selembaran tuh,jalan kaki dikit ke arah kulonnya kira2 500meters, trus ada gang kecil disebelah kirinya, na asuk aja disono..!!!Rumahnya Ibu Budi disebelah Rumahnya Mpok Sati yang jualan Nasi Uduk, kalo nggk salah didepannya ada rumah Bidan Mince…( pokoke selamat hunting deh…!!!)

    Suka

  13. mbot Avatar

    loopeen said: yaolo.. tes matematika sd.. *gubrak*

    iyeee… bahkan bukan dari jaman SD gue…

    Suka

  14. mbot Avatar

    brecs said: lho, ternyata tesnya di warung padang ya Gung?

    hmmm…. jangan-jangan iya ya?*mikir*

    Suka

  15. nicelovelydentist Avatar

    mbot said: jangan-jangan gue abis nyemplung dalam zona limbo dan mundur balik ke masa lalu… Tapi kalopun iya, kayaknya gue akan lulus kualifikasi jadi tentara.

    hihihi….gw kebayang Agung lagi di salah satu episode the Twilight Zone… *dengan tone soundtrack Twilight Zone yg misterius sebagai background*

    Suka

  16. kangbayu Avatar

    mbot said: Reality check: pertama kamera jadul itu, disusul dengan psikotes jaman Perang Dunia I… jangan-jangan gue abis nyemplung dalam zona limbo dan mundur balik ke masa lalu… Tapi kalopun iya, kayaknya gue akan lulus kualifikasi jadi tentara.

    mungkin then elo bisa nemu mentega murah yang dimaksud gung….

    Suka

  17. loopeen Avatar

    yaolo.. tes matematika sd.. *gubrak*

    Suka

  18. brecs Avatar

    lho, ternyata tesnya di warung padang ya Gung?

    Suka

Ada komentar?

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca