Lagi-lagi cerita dari acara merokok bersama di tangga darurat. Kali ini anggotanya adalah Gandi, the one and only Oom Jo, dan tentunya gue sendiri.
Obrolan dibuka dengan gue menyesalkan Gandi yang kumat merokok lagi, padahal udah cukup lama ‘insyaf’. Lantas Gandi menceritakan alasan yang membuat dia mulai ngerokok lagi, trus topik bersambung ngalor-ngidul sampe akhirnya Gandi menceritakan awal peristiwa dia sempet meninggalkan rokok untuk pertama kali.
“Waktu itu mata terasa burem, kalo ngeliat ke layar komputer hurufnya nggak jelas banget. Akhirnya saya ke dokter, terus dokter nanyain 3 hal:
- apakah sehari-harinya mata sering kena debu?
- apakah sering bergadang?
- apakah sering merokok?
Saya jawab:
- setiap hari saya berangkat ke kantor naik motor, jadi ya… mata sering kena debu.
- ya, saya sering bergadang karena pekerjaan di kantor.
- ya, saya merokok.
Terus dokternya nyuruh saya untuk ngurangin minimal salah satu dari tiga hal tersebut. Kalau bisa tiga-tiganya.
Saya pikir-pikir,
- debu karena naik motor… yah bisalah dikurangi.
- bergadang susah saya kurangi, karena itu pekerjaan saya
- nah… untuk rokok saya bisa kurangi / hilangkan sepenuhnya, maka sekalian aja saya berhenti merokok.”
Selesai mendengar penuturan Gandi, Oom Jo kumat.
“Nah, kesimpulannya ada manfaatnya kan kita merokok, friend?”
Gue yang bingung. “Emangnya apa manfaat merokok dari cerita Gandi tadi?”
“Loh, iya kan dia bilang dokternya suruh kurangin 3 hal, antara lain merokok. Sekarang bayangin kalo Gandi jarang kena debu matanya, jarang bergadang, dan nggak merokok pula, kan bingung…mau dikurangin apanya lagi? Masa mau ngurangin umur? Kan nggak mungkin.
Artinya kan rokok itu bermanfaat, yaitu supaya ada yang bisa kita kurangin kalo nanti mulai sakit-sakitan.”
Demikian renungan bijak dari Oom Jo hari ini.

Tinggalkan Balasan ke myshant Batalkan balasan