emalem ceritanya gue tumben bisa pulang kantor saat matahari masih menyala. Semangat masih tinggi, jadi gue langsung menuju tempat olah raga. Di locker, gue ketemu dua orang cowok. Dua-duanya bertubuh kekar atletis, ototnya betonjolan. Yang satu nampak udah mau pulang, sementara yang satunya baru dateng.
“Weh, baru dateng lu Man?” tanya yang udah mau pulang. FYI, “Man” dilafalkan ‘men’ lho ya, bukannya namanya firman atau iman atau sukarman.
“Iya nih. Cape banget gue hari ini,” kata yang baru dateng dengan suara berat dan gaya cool.
Habis itu mereka berdua ngobrol ini itu soal program latihan sampe akhirnya yang cowok yang udah selesai latihan pamitan mau pulang. Pembicaraan tersebut berlangsung dengan sangat cool, kalimat pendek2, pokoknya macho.
“OK Man, gue cabut dulu ya.” kata yang udah mau pulang.
“OK,” kata yang baru dateng.
Baru beberapa langkah temennya pergi, mendadak cowok yang baru dateng terdiam seperti baru inget sesuatu.
“Eh Man!” dia memanggil temennya.
“Yes?”
Dengan nada dan ekspresi yang sangat berbeda dengan sebelumnya, dia mengumumkan,
“Wah selamat ya”, kata temennya dengan nada yang tak kalah lembut, turut berbahagia.
Habis itu mereka berdua ngobrol lagi sebentar, membahas proses kelahiran si marmut. Gue, tentu aja, segera menyingkir untuk mencari tempat yang aman untuk ketawa.
Pesan moralnya:
Tidak semua pria kekar memelihara doberman, kalajengking, atau buaya.
*sebuah posting iseng yang kurang penting*
Gambar dari sini

Tinggalkan Balasan ke cindil Batalkan balasan