alaupun belum pernah kerja sebagai petugas Helpdesk IT, tapi di kantor yang lama gue bertugas ngurusin website intranet sehingga buat sebagian orang itu nampak sama aja dengan Helpdesk IT. Kadang para regular user ini rada enggan untuk minta bantuan petugas Helpdesk IT dengan alasan suka pada lelet, lambat kalo dimintai bantuan, suka nggak ‘dong’ kalo diajak ngomong, dll dsb.
Padahal, nggak selamanya kesalahan terletak pada para petugas Helpdesk IT. Kadang usernya sendiri yang menyulitkan para petugas Helpdesk IT untuk memberikan solusi. Karena itulah, di sini gue mencoba sharing tips untuk membantu para petugas Helpdesk IT membantu kita. Kalo mereka bisa menyelesaikan tugasnya secara lebih cepet, kita juga yang akan diuntungkan toh?
Cek dan ricek untuk mengeliminasi semua kemungkinan masalah
Contoh kasus:
Seorang user meminta bantuan gue si petugas Helpdesk gadungan dengan keluhan “Gung, gimana ini komputer gue nggak mau nyala sama sekaliiii…”
“Sama sekali?”
“Iyaaaa… tolonggg…” nadanya panik nyaris histeris. Eh, setelah diperiksa ternyata gara-garanya cuma kabel power yang kendor.
atau,
“Gung ini keyboard gue rusak ya? Dari tadi gue pencet-pencet kok nggak keluar apa-apa di layar…” Eh taunya kabel keyboard kurang nancep.
atau,
“Komputer gue masa dari tadi layarnya item terus nggak keluar windowsnya, gimana iniii…” Eh taunya tombol power di monitor belum dipencet.
Pokoknya sebelum memutuskan untuk panik dan histeris, cek dan ricek semua kemungkinan yang sifatnya mendasar.
Restart, restart, restart
Seperti balsem untuk orang yang mau pingsan, atau air kelapa untuk orang yang keracunan, restart adalah pertolongan pertama buat komputer yang mulai bertindak celeng. Selama komputer lo masih berbasis Windows, sebagian besar masalah bisa diatasi dengan restart. Mulai dari pointer mouse yang berjalan tersendat-sendat, proses data yang lelet, sampe hasil print-out yang berubah menjadi huruf yunani, umumnya bisa beres hanya dengan restart.
Jadi, sebelum bercucuran air mata memanggil petugas Helpdesk IT, coba deh restart dulu komputernya.
Komputer bukan tanaman…
…oleh karena itu nggak perlu disirami.
Kisah nyata: pada suatu hari seorang boss hendak berangkat untuk sebuah perjalanan dinas super-duper penting ke luar negeri. Di malam sebelum keberangkatan, si boss buka2 laptop. Maksudnya mau baca-baca materi yang akan dibahas di perjalanan dinasnya itu kali. Tentunya ini suatu hal yang normal2 aja, asalkan nggak dilakukan sambil… makan indomie kuah. Pada suatu saat tangannya yang memegang mangkok oleng dan CROT…! tumpahlah sebagian kuah ke atas laptop. Tentu aja si laptop langsung mampus. Berhubung pesawat akan berangkat subuh, maka habislah satu tim dibikin kalang kabut di tengah malam untuk membantu boss menghidupkan kembali laptopnya. Untungnya berhasil, dan setelah insiden tersebut berlalu masih sempet2nya berkomentar dengan nada setengah komplen, “Padahal yang tumpah cuma sedikit lho, nggak semuanya, kok bisa mati sih!?”
Mungkin karena kuahnya PEDES kali boss… dan oh ya, sampe sekitar seminggu setelah kejadian, santer terdengar obrolan santai di depan lift yang menanyakan, “Denger2 pada abis begadang ya, karena KOMPUTER BOSS KETUMPAHAN KUAH INDOMIE?”
Segala sesuatu yang ada tulisannya, biasanya perlu untuk dibaca
Sebuah ilustrasi yang lumayan sering terjadi:
“Ini komputer gue kenapa siiih… dari tadi kok bengong beginiiii…”
“Tenang, tenang, coba ceritain dulu, kronologisnya gimana?”
[menjelaskan kronologi kejadian] “Jadi tadi awalnya gue begini… terus gue begitu… terus gue giniin… terus tiba-tiba MUNCUL KOTAK. Gue klik ‘OK’, eh tau2 sekarang jadi gini!”
“Emangnya tulisan di kotak yang lu ‘OK’-in tadi apaan?”
“Tauk!”
Kabar buruk, friends. Komputer yang selama ini dielu-elukan orang sebagai benda cerdas itu sebenarnya nggak cerdas-cerdas amat. Bertahun-tahun lo pelihara, dia nggak akan pernah bisa ngomong sendiri. Itulah sebabnya dia mencoba berkomunikasi lewat kotak-kotak yang muncul di layar. Ada kotak yang memang aman untuk di-‘OK’, tapi ada juga yang beresiko. Intinya, baca dulu tulisannya, sebelum mengklik ‘OK’. Siapa tau suatu hari nanti lo akan ketemu kotak yang seperti ini:

Usahakan memberikan deskripsi sejelas mungkin
Terakhir, bila lo udah hati-hati merawat komputer tapi tetep aja ketiban apes sehingga harus berurusan dengan petugas Helpdesk IT, satu kata kunci yang perlu lo inget adalah DESKRIPSI. Biasanya, para petugas Helpdesk IT berada di lokasi yang terpisah dengan tempat kerja elu. Jadi, pertama-tama lo harus berhubungan dengan mereka via telepon atau e-mail, sehingga butuh upaya ekstra untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi.
Ilustrasi berdasarkan pengalaman pribadi:
“Halo?”
“Halo…! Gung! Komputer gue kenapa sih ini kok gini?”
“Gini kenapa?”
“Ini lho, kan tadi gue klik ininya, nah biasanya dari situnya akan keluar tulisan, tapi kok sekarang nggak mau yah?”
Sampe di sini mungkin udah pada kebayang apa yang gue maksud. ‘Gini’, ‘di sini’, ‘di situ’, ‘sininya’, ‘situnya’, ‘diginiin’, ‘digituin’, adalah kata2 yang hanya bermakna saat diucapkan berbarengan dengan peragaan visual. Di telepon konvensional yang belum memungkinkan komunikasi tatap muka lewat video, penggunaan kata-kata tersebut hanyalah memancing keisengan sang petugas Helpdesk IT gadungan untuk mengeluarkan respon seperti:
“OOH… ITUnya toh yang lo klik, ya jelas salah dong… harusnya kan lo klik yang SANAAN dikit tuh, baru nanti ITUnya bisa BEGINI…”
Gambar dari picturequest.com

Tinggalkan Balasan ke sutonokairos Batalkan balasan