Darah dan air mata mencari Bus SIM Keliling

Published by

on


Pengantar:
Posting ini panjaaang…banget, dan mungkin sebagian besar isinya nggak penting. Tapi sebagai ringkasan, pesan moral yang hendak disampaikan adalah:

  1. Internet tidak selamanya mampu menjadi sumber informasi yang handal.
  2. Janganlah berjalan kaki mengelilingi parkiran MKG karena tempat itu sangat luas.
  3. Tapi kalopun bener-bener kepingin jalan kaki keliling parkiran, pilihlah Atrium Senen.

Selamat membaca, kalo emang lagi kurang kerjaan.

Di manakah Bus SIM Keliling mangkal?

Berhubung bulan ini SIM gue abis, maka gue menemukan journalnya mas Tian yang ini alangkah sangat menarik sekali deh.

Bayangin, perpanjang SIM nggak harus ngantri, nggak harus pake calo, cukup 10 menit jadi. Indah banget!

Terdorong motivasi untuk memenuhi kewajiban sebagai pengguna jalan raya yang bertanggung jawab, sekitar 2 minggu yang lalu gue mencoba mencari informasi lebih lanjut tentang Mobil Keliling Pembuat SIM ini. Pertanyaan logis pertama yang muncul adalah; “di manakah mobil itu mangkal?”

Dengan harapan menemukan denah lokasi memuat sebuah sebuah titik merah besar bertuliskan “Lokasi Mobil SIM Keliling hari ini” gue masuk ke www.polri.go.id. Yang gue temukan adalah:

  • Di bagian “Pelayanan” > “Persyaratan / Administrasi” cuma ada undang-undang tentang SIM.
  • Ada SMS Polri ke nomor 1120, gue coba kirim sms ke situ dan ‘not delivered’.
  • Ke bagian “Link” > “Polda”, gue berharap menemukan sesuatu di website “Polda Metro Jaya“. gue klik ke “Cara Mendapatkan SIM Baru”; ternyata isinya lagi-lagi peraturan. Gimana sih? Tapi akhirnya gue maklum setelah baca cuplikan berita di ‘Home’-nya. Berita terbaru berjudul “Polda Tangkap Puluhan Bandar Judi Togel” tertanggal 3 Juli 2004! Pantesan…. Yang baru ketemuan tanggal segitu aja sekarang udah kawin, mas…

Putus asa dengan website polisi, gue cari di www.google.co.id . Ternyata cuma nemu 2 info untuk keyword ‘sim keliling’. (update: barusan gue coba lagi dengan keyword yang sama, dan nemu cukup banyak. Klik aja di sini kalo mau liat.) Itu pun cuma posting blog seseorang yang berbunyi “denger-denger sekarang ada layanan sim keliling yah?”

Kenapa polisi suaranya mirip-mirip?

Oke, dengan demikian gue berkesimpulan bahwa info tentang sim keliling belum masuk ke net. Jadi, gue kembali ke jaman baheula, mundur beberapa puluh tahun ke belakang, mencampakkan kemajuan teknologi cyber, dan mencoba mencari informasi lewat…. telepon. Gue coba nomor pertama di journalnya Mas Tian, 5446362.

“Halo!” terdengar suara tegas dengan sedikit aksen medok jawa – khas suara polisi. Buat yang pernah ditilang pasti tau suara macam apa yang gue maksud
“‘Pagi pak, mau tanya, lokasi mobil sim keliling hari ini di mana ya?”
Di Kelapa Gadheng!” jawab suara di seberang dengan nada ‘siap grak!’
“Kelapa Gadingnya di sebelah mana ya pak?”
“Di Moll-nya!”
“ehm… tepatnya di mananya, Pak? Mall-nya kan luas…”
“Cobha sajha cari di parkirannya! Andha domisili dhi mana?”
“Jakarta Pusat, Pak.”
“Kalo githu langsung sajha ke Polsek Kemayoran!”
“Lokasinya di mana itu pak?”
“Lokasinya di…. Atau Andha langsung sajha ke Daan Mogot dyeh, biar gampang ya! Selamat Paghi!”

&%$#*&#@ Polisiiiii…….!!!! Tapi ide tentang ngurus di Polsek Kemayoran cukup menarik juga. Toh nggak terlalu jauh dari rumah. Maka gue coba telepon 5709261, nomer telepon Polda Metro Jaya.
“Polda Metro Jaya Selamat Pagi…” wah, yang ngangkat mbak-mbak bersuara merdu… bak oase di gurun gersang (emang ada gurun yang rimbun? Inilah contoh keterangan yang tidak perlu-red).
“Selamat pagi mbak, saya mau tanya, lokasi Polsek Kemayoran di mana tepatnya ya mbak?”
“Polsek Kemayoran? Mohon tunggu sebentar ya Pak…”
“Iya mbak, terima kasih..”
“…… [sayup2 terdengar suara kresek-kresek kertas bergeser dan dialog “eh, tau alamat polsek kemayoran nggak? ada yang nanya nih… bukan, polsek… polsek KE-MA-YO-RAN… tau nggak…?]”
“…” (sabar menunggu).
“Halo Pak?”
“Ya mbak?”
“Anu, maaf ya pak, saya nggak tau alamat polsek Kemayoran, tapi saya punya nomor teleponnya. Mau?”
“Oh boleh deh mbak…”
Habis itu dia ngasih nomor polsek kemayoran. Waktu itu sih gue catet di kertas, tapi sekarang udah ilang, jadi nggak bisa gue tulis di sini. Jangan kecewa ya.

Kenapa hari gini masih ada aja yang basi?

Setelah nutup telepon, giliran gue nelepon polsek Kemayoran.
“Halo!” Menakjubkan, suaranya miriiip… banget dengan suara yang di nomer 5446362 tadi! Jangan2 intonasi suara termasuk persyaratan jadi polisi.
“Pagi Pak, dengan Polsek Kemayoran?”
“Bethul!”
“Begini Pak, saya mau perpanjang SIM, tapi nggak tahu lokasi tepatnya Polsek Kemayoran. Bisa tolong kasih ancer-ancer gitu pak?”
“Dekat PRJ! Belakang apartemen anu… blablabla…” dia ngasih petunjuk lokasi.
“Oh, Ok Pak, terima kasih. Perlu bawa apa saja ya pak?”
“Fotocopy KTP dhua, SIM dhua! Sama ini, cathat nomer HP saya, 0815****** dengan Sersan G****. Kalo udhah sampe’ sini telepon saya sajha, nanti saya banthu..!”
“Oke Pak, terima kasih…”
“Bener yha… nanti sampe sini telepon saya ke HP! Saya banthu biar gampang, cepet! Yha?”
“Sip deh pak!” Yaelah pak, hari gini, udah ada mobil SIM keliling, masih mau main calo-caloan? Basi deh lo pak, basiiii…..!

Tapi ngomong-ngomong, gue masih belum tau nih di mana tepatnya lokasi si mobil keliling. Kayaknya Mal Kelapa Gading ada 3 jilid gitu loh, plus La Piaza pula, ditambah cuaca panas terik gini, masa iya gue harus nyari2 keliling parkiran yang entah berapa hektar itu? Maka gue mencoba peruntungan dengan nomor ke dua di jurnal Mas Tian, 8299444.
“jflajerdjdhegfalgjrlr… selamat pagi..” terdengar suara mbak-mbak yang menyebutkan nama sebuah lembaga di awal sapaannya. Apakah mobil SIM keliling ini kerja sama Polda dengan pihak lain, ya?
“Pagi mbak, minta informasinya dong, mobil sim keliling hari ini ada di mana ya?”
“Di Kelapa Gading, Pak.”
“Ok, tepatnya di mananya mbak?”
“Waduh saya kurang tau juga pak, habis kita kan di pusat, mana tau dia parkir di mana… ” logis juga sih penjelasannya – tapi akan lebih logis lagi kalo ini nomer mendingan dipasangnya di bis kelilingnya sekalian, ketimbang dipasang di pusat dengan informasi nggak jelas gini…. hiiih…!

Kenapa gue apes banget?

Akhirnya, setelah putus asa mencoba mencari informasi tanpa hasil, gue memberanikan diri langsung berangkat ke lokasi: Mal Kelapa Gading. Perlu dicatat, waktu keberangkatan adalah pukul 09.00 pagi, dengan waktu tempuh sekitar 40 menit sehingga jam 9.40 gue udah tiba di lokasi.

“…cathat nomer HP saya, 0815****** dengan Sersan G****. Kalo udhah sampe’ sini telepon saya sajha, nanti saya banthu..!”

Asumsi 1: Mobil SIM Keliling nggak mungkin main nyelonong aja ke parkiran Mal tanpa koordinasi, pasti pihak gedung dikasih tau.
Asumsi 2: Kalo pihak gedung udah tau tentang kehadiran mobil ini, maka seluruh Satpam sebagai pihak2 yang terkait erat dengan aktivitas perparkiran pastinya juga dikasih tau.
Kesimpulan: Lebih baik tanya sama Satpam.

Satpam I (di dalam mal)
“Permisi pak, mau tanya, lokasi mobil sim keliling di mana ya?”
“Wah ndak tau saya Pak, saya tugasnya di dalem terus sih. Coba tanya sama security yang di luar.”

Satpam II (di pintu mal)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Wah nggak liat saya. Mungkin di pinggir jalan kali pak…”

Satpam III (di gerbang masuk parkiran MKG I dan II)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Dari tadi kayaknya nggak lewat Pak.”

Satpam IV (di gerbang masuk parkiran La Piaza)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Oh… emang sekarang bisa ngurus sim di mobil keliling ya pak?”

Satpam V (di gerbang masuk parkiran MKG I dan II yang deket Food City)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Mobilnya kayak apa pak?”
“Wah ya gak tau ya… bis gitu kali pak…”
“Kalo bis nggak mungkin masuk parkiran pak, kan ada itu (sambil menunjuk portal setinggi 2.2 meter). Kalo dia lebih tinggi dari itu ya nggak bisa masuk sini pak!”

Bener juga. Walaupun gue sama sekali nggak kebayang kayak apa bentuk mobilnya, tapi bayangan gue pastinya bis yang cukup gede lah. Nggak mungkin cuma segede mobil pos, karena di dalamnya harus ada peralatan foto, cetak kartu, mesin tik, etc etc. Maka arah pencarian gue ubah ke wilayah di luar MKG. Asumsi tambahan: pasti bis itu memuat logo Polisi dalam ukuran cukup menyolok. Maka gue mengarahkan pandangan mencari-cari logo polisi di sekitar situ.

Dan saat itulah, saat posisi gue di depan Food City, gue liat di kejauhan, di sekitar Pasar Mandiri yang jualan onderdil mobil, ada selembar spanduk kuning berlogo Polda Metro Jaya! Ah, ketemuuu….!! Setengah berlari gue mendekati lokasi spanduk itu, hingga pada jarak yang cukup terbacalah tulisannya “LOKASI PANGKALAN SEMENTARA BAJAJ DAN OJEK KELAPA GADING”. hkghkghkghkg…!!!

Tapi sebagai orang yang beriman, gue pantang berputus asa.
Satpam VI (di gerbang masuk Pasar Mandiri, nggak jauh dari spanduk sialan itu)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Nggak tau pak, nggak pernah liat mobil ‘kayak gituan’ di deket sini…”

Ya ampun….
Gue mencoba mikir lagi. Dari tadi gue nanya sama satpam melulu, dan mereka rata2 nggak tau di mana lokasi bis itu. Kenapa gue nggak nanya sama polisi aja?
Asumsi 1: Mobil SIM keliling diawaki oleh para polisi.
Asumsi 2: Para polisi saling mengetahui keberadaan temannya
Kesimpulan: Lebih baik tanya sama polisi.

Setelah nanya-nanya sama beberapa tukang bajaj dan tukang rokok, akhirnya gue menemukan Polsek Kelapa Gading, sekitar 800 meter dari lokasi MKG. Perlu dicatat bahwa saat itu waktu udah menunjukkan pukul 11 lewat, artinya udah lebih dari satu jam gue keliling-keliling jalan kaki di bawah sorotan matahari. Gue jadi merasa sangat kaya dengan vitamin D.

“Selamat siang pak,” kata gue kepada para polisi di ruang jaga, “Numpang tanya lokasi Bis SIM Keliling di mana ya?”
“Hari ini nggak ke sini Pak! Jadwalnya bukan sekarang.”
“Tadi saya telepon ke pusat katanya lagi Kelapa Gading tuh pak…” jawab gue sabaaar sekali.
“Oh kalo gitu kita nggak tau. Habis dia koordinasinya langsung ke Polda sih pak, nggak pernah ke Polsek! Dia itu kalo ke daerah sini nggak pernah informasi ke kami pak!” Oh ya? Sombong sekali dia ya? Tapi masih suka teleponan kan? Atau minimal… SMS, gitu?

Jadi gue harus nanya sama siapa?

Dengan lunglai gue melangkah tak tentu arah keluar dari Polsek. Mobil itu pasti cuma beberapa (ratus) meter dari posisi gue…. masa nggak ketemu sih…penasaran! Sebenernya kalo mau memudahkan para ‘customer’ seperti gue ini, caranya gampang banget loh. Bekalin aja tuh bis satu biji HP, nggak usah yang mahal2 asal bisa SMS… trus setiap kali dia mulai mangkal, dia kirim SMS ke pusat “mobil mangkal di MKG, depan toko anu” Cuma keluar ongkos 350 perak per hari, tapi bisa membantu mbak2 di pusat untuk memberikan jawaban yang lebih akurat… ya kan? Tapi itu kalo ada niat untuk memudahkan lho…

Sebagai upaya terakhir, gue jalan menuju gerbang MKG III, sekitar 1.5 kilo dari Polsek (karena gue jalan mengitari mal-nya, siapa tau ketemu tu mobil di pinggir jalan).

Satpam VII (di gerbang masuk MKG III)
“…..” (mengulang pertanyaan yang sama)
“Nggak tau tuh pak. Nggak liat dari tadi.”

Bersamaan dengan jawaban yang memilukan itu, ujan mulai turun. That’s it. I’m outta here.
Akhirnya hari itu gue pulang dengan tangan hampa. Jam 12 lewat. Hampir 2.5 jam gue ngerondain parkiran Mal tanpa hasil. Seumur-umur main di Mal, belum pernah gue menghabiskan waktu selama ini di parkirannya. Bener.

Maju terus pantang mundur…

Hari ini, pas bangun tidur entah kenapa gue dapet ilham untuk nyoba nyari si mobil sim keliling misterius itu. SMS ke kantor, bilang mau dateng siang, terus kembali gue nelepon 8299444.
“Hari ini di Atrium Senen, Pak.” kata mbak-2nya. Kali ini gue nggak mau repot2 nanya ‘persisnya di mana’. Hm… Atrium Senen, jauh lebih kecil dari MKG. Mudah2an lebih gampang dicari. Kalo sampe nggak ketemu juga, ya sud… artinya udah suratan takdir gue untuk ngurus SIM di Polsek Kemayoran. Tapi amit2 deh, nggak akan lewat Sersan G****!!

Jam 1/2 10 gue udah nyampe Atrium Senen, dan udah tanya-tanya sama Satpam pertama.
“Bis Sim Keliling? Wah, saya nggak denger dia mau ke sini tuh pak,” katanya. Yah… jadi deh ngurus di Polsek Kemayoran… pikir gue.
“Kenapa ini?” tiba-tiba datang Satpam ke dua.
“Ini, bapak ini nanya Bis SIM Keliling…”
“Oh ADA! Ada pak!”
“Hah, yang bener?” baik gue maupun satpam pertama sama2 ragu.
“Bener! Tadi saya dapat informasinya lewat SMS. Katanya mangkal di depan kantor Djakarta Lloyd (di seberang Atrium Senen)”.
“Wah, makasih ya pak!” gue langsung ngacir menuju pintu Atrium Senen yang satunya lagi, yang di depan Djakarta Lloyd.

“…mending bapak besok ke sini aja lagi, daripada sekarang nyari-nyari… Jakarta kan gede pak…

Sampe sana gue langsung jelalatan ke seberang jalan. Mana… mana…? Kok nggak ada tanda2 mobil berlogo polisi? Adanya cuma sebuah Espass memasang spanduk kuning bertuliskan “Jual Serabi”. Satpam… Satpam… gue harus menemukan Satpam terdekat. Celingukan bentar kayak copet, dan nhaaa… tuh ada satu.
“Permisi Pak… bapak liat mobil sim keliling nggak di deket sini?”
“Wahh.. baruuuu aja pergi pak! Tadi emang dia mangkal di depan situ, tapi sekarang udah jalan… mending bapak besok ke sini aja lagi, daripada sekarang nyari-nyari… Jakarta kan gede pak…” Aduh, makasi ya, untung lu kasih tau, tadinya gue kira Jakarta segede baskom. Grrr…!

Habislah sudah harapan. Tragis banget, giliran ada di lokasi yang Satpamnya informatif, bisnya udah pergi… whuaaaaa…..

Nggak pake nunggu lama2, gue langsung keluarin mobil dan ngarah pulang. Pikir-pikir, berhubung
hari ini udah kadung bilang mau ngurus SIM, sekalian aja deh gue menuju ke markasnya Sersan G****. Keluar Atrium gue ambil arah lurus menuju Hotel Borobudur, dengan rencana nanti belok kanan ambil arah Sahari.

Tapi pas mobil baru mau ngelewatin Hotel Oasis (eh, itu hotel atau apartemen sih?) tiba-tiba mata gue menangkap sebuah bentuk persegi panjang besaaar beroda, berwarna belang putih-biru dengan tulisan gede-gede “Kami siap melayani Anda” plus tulisan lain dengan ukuran sedikit lebih kecil “Layanan Perpanjangan SIM Keliling” Ya Allah, benarkah apa yang kulihat ini… gue liat sekali lagi…ternyata bener! YES!! Ketemu!! Gila, belum pernah gue segirang ini ngeliat mobil polisi!!

Saking kalapnya, dari jalur kanan gue langsung motong ke kiri mendekati mobil terindah di dunia itu, diiringi alunan klakson dari aneka mobil di belakang gue. Klakson gih sampe pegel sono, yang penting gue mau perpanjang SIM!!! Berhubung di sekitar mobil SIM keliling itu penuh dengan rambu S dicoret, maka sekalian aja gue parkir di parkirannya RSPAD trus jalan kaki ke luar. Sempet rada ragu juga waktu ngeliat mobilnya tertutup rapet gitu, tapi waktu gue nanya sama bapak-bapak yang duduk deket situ, “Iya, bisa perpanjang SIM di sini pak! Silakan langsung aja masuk!”

Masih setengah nggak percaya atas mukjizat Allah yang begitu luar biasa ini, gue masuk ke bis, dimintain fotocopy KTP dan SIM (masing2 cukup satu, bukannya 2 seperti kata si Sersan G**** yang calo itu), tanda tangan, difoto, nempelin jempol di scanner, bayar 100 ribu, dan tau2 SIM barunya udah jadi aja! Cuma 10 menit, sodara-sodara!!!

Gue nanya2 sama petugas di situ, ternyata mereka punya jadwal tetap sebagai berikut:
Minggu pertama: di Pluit (gue nggak nanya persisnya di mana, nggak tertarik bikin SIM di Pluit, soalnya).
Minggu ke dua: di Glodok, deket halte busway
Minggu ke tiga: di Gajah Mada, deket gedung Kejaksaan.
Minggu ke empat: di Atrium Senen ini, seberang Oasis.

Tapi jadwal itu hanya berlaku hari Senin sampe Jum’at, jam 8 pagi sampe 1 siang. Sedangkan weekend-nya mereka pindah2 tergantung pesanan, karena dia bisa dipanggil ke suatu lokasi untuk perpanjangan SIM secara kolektif, minimal 3 orang. Rupanya waktu gue muter2 kayak orang gila di MKG itu, mereka lagi beroperasi di luar jadwal rutinnya. Pantesan orang2 di sekitarnya gak ada yang tau.

Yang dilayani di sini hanya perpanjangan SIM A dan C, termasuk yang udah telat perpanjangan sampe batas waktu 1 tahun. Yang SIMnya udah kelamaan mati, atau yang mau bikin baru, tetep harus ngurus ke Daan Mogot.

Too good to be true…

Setelah proses 10 menit yang membahagiakan itu, gue pulang dan pamer sama Ida yang kebetulan lagi bolos ngantor.
“Liat nih! SIM baru, ongkos cuma 100 ribu, 10 menit jadi, bebas calo. Uangnya halal masuk kas negara semua…!” kata gue bangga.
“Eh bentar… 100 ribu? Perasaan di journal mas Tian biayanya cuma 70 ribu..!”
“Hah, yang bener?? Sialan, berarti tu kunyuk2 ngembat duit gue 30 ribu! Mana sini, liat journal mas Tian!” gue baca sekali lagi… iya ya… 70 ribu… padahal tadi gue bayar 100 ribu… kurang ajar…

Langsung gue angkat telepon, pencet 8299444.
“Mbak, numpang tanya dong,” kata gue begitu terdengar sapaan, “untuk perpanjangan SIM di mobil keliling, BIAYA RESMI-nya berapa ya??” Tukang-tukang catut itu… pikir gue dongkol.
“Biayanya 75 ribu untuk SIMnya, 10 ribu untuk biaya tes kesehatan, dan 15 ribu untuk asuransi, pak…” kata mbak2nya.

…but it is true!

Tunggu bentar.. 75 tambah 10 tambah 15… bener dong 100 ribu….
“Ooo… makasi ya mbak…” kata gue sambil buru2 nutup telepon. Ternyata bener biayanya segitu, dan gue udah ber su’udzon terhadap para petugas mobil sim keliling… jadi malu…

Jadi, akhir kata, gue menghimbau kepada seluruh pembaca untuk beramai-ramai memperpanjang SIM di mobil keliling: murah cepat bebas calo!

PS:
Oh iya, hampir lupa. Buat Sersan G**** di Polsek Kemayoran, sekali lagi gue ucapkan, basi deh lu, basiiiiiii…..

34 tanggapan untuk “Darah dan air mata mencari Bus SIM Keliling”

  1. Angotnya soal Pengokot | (new) Mbot's HQ Avatar

    […] Sim keliling – pengalaman gue keliling-keliling mencari bus sim keliling. […]

    Suka

  2. kuningqu Avatar

    hahahaha….hai,salam kenal.saya sampe tertawa terpingkal2 baca nya.lucu bgt pengalamannya.untuk dpt sim 100 ribu murah meriah tapi hrs kerja keras dgn pengalaman yg tdk terlupakan.makasih infonya.saya memang lg butuh info ini. mau tanya dong. tes kesehatan maksudnya apa? tes nya dimana?di dlm bis itu? saya mau perpanjang sim nih.udah telat.

    Suka

  3. montan Avatar

    Ya ampun Mas… kowe lucu tenan… ampe ngikik-ngikik baca ini… waduhh… hahahaha baru mau cari info soal sim keliling ini di internet, nyasar kesini…

    Suka

  4. nongqi Avatar

    sumpah….ngga rugi gw ngga ada kerjaan hari ini, jadi bisa baca posting yang summmpppaahhhhhh wasting time gene tapi menghibur hati 😀 huahahahahahha…..BTW kenapa nama tuh sersan G elo kasih asterix….?!tulis lengkap aja kallee nama ama ho HP-nya, berani gw tarohan potong jarinya tuh sersan, kalo 2 tahun dari sekarang, belom tentu dia bisa browse di internet dan ketemu ini posting….jadi nyantai aja coy, muat informasi yang selengkap-lengkapnya…..kalo ngga ada niat jadi calo selaen dah dapet gaji jadi polisi, ngapain dia segitu “cinta” dan informatipnya ngasih tau nama dan no HP-nya….bener-bener melindungi (sumber kocek) dan melayani (kalo sempet)……

    Suka

  5. bundania Avatar

    kocaaaakkss…wkkakakkakawkakwkak

    Suka

  6. thetrueideas Avatar

    tulisan ini mampir dimilis yang saya ikuti 😀

    Suka

  7. genx1504 Avatar

    hahahahahahahaha……………….

    Suka

  8. nonigustami Avatar

    gileee…, artikel loe lbh informatif dr situs polisi, hahahaha…btw, setau gw di radio “suara metro” (radionya polda metro; sorry lupa frekuensi brp, hehehe) sering kok dikasih jadwal mangkal mobil SIM Keliling. Terakhir kali gw denger ya setahun lalu sebelum berangkat kesini, tapi gw dah denger itu radio sejak sebelum gw merit, setahun persis sebelum artikel ini ditulis :-)anyway, thx bgt infonya ya, sorry baru baca krn baru gabung..

    Suka

  9. de5sy Avatar

    berhubung gw juga lagi mo perpanjang sim so gw googling pengen tau pengalaman orang2.eh nemu pengalaman kamu yg lutjuuuuuuu… banget…. yah… lucu2 ngeselin gitu deh 🙂 tadi gw udh sms ke 1717 utk tanya besok sim keliling mangkal di mana di selatan dan pusat jakarta berhubung rumah gw di selatan en kantor di pusat.jawabannya : untuk besok belum ada informasi, harap sms lagi besok jam 8 pagi.yee… padahal kan gw deadline malam ini, mana bisa bangun pagi… ntar tau2 mangkalnya jauh banget dari lokasi rumah dan kantor gw kan repot jadinya…

    Suka

  10. shaylendra Avatar

    gile banget isi ceritanya…..ampe geregetan..

    Suka

  11. inezhan Avatar

    terima kasih atas sharing “Perpanjang SIM”… hehehe… saya sedang browsing nyari info mobil keliling itu, untung nemu blog-Anda. sst.. anda penulis ya.. tulisannya sedap deh.. bikin skenario film dong…

    Suka

  12. hujanbiru Avatar

    Met kenal neh. Aku juga pernah baca di situsnya POLDA, katanya harga biaya pembuatan SIM 75 ribu rupiah. Itu bukan pake mobil keliling. Namun, ternyata praktiknya 180 ribu

    Suka

  13. mbot Avatar

    snydez said: selamat.. dengan perjuangan sekian, anda berhasil perpanjang sim di mobil yang keliling gak jelas itu 😀 😀sim 😉

    terima kasih…! mari kita dukung program sim keliling…! 🙂

    Suka

  14. snydez Avatar

    selamat.. dengan perjuangan sekian, anda berhasil perpanjang sim di mobil yang keliling gak jelas itu 😀 😀sim 😉

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Angotnya soal Pengokot | (new) Mbot's HQ Batalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca