
Sore tadi, sekitar jam 1/2 7 gue lagi lewat di jembatan penyeberangan depan menara Kadin dalam rangka mau pulang. Tiba-tiba ada seorang mbak-mbak dari arah berlawanan mendatangi gue,
“Mas… Mas… tolongin dong Mas…”
Waduh, ada apa nih, pikir gue. Kalo harus ngelawan copet gue lagi agak kurang enak badan (bukan berarti kalo lagi enak badan sanggup).
“Kenapa Mbak?”
“Itu tuh Mas, di bawah jembatan situ ada exhibitionist, saya sih tadi nggak sempet ngeliat jelas (trus kenapa, nyesel? kikikik…
), tapi kayaknya iya deh Mas…itu tuh orangnya yang naik motor… tolong dong Mas…”
“Trus saya harus ngapain, Mbak?” tanya gue dengan sabar, considering dia toh nggak akan lewat situ lagi, anyway.
“Ya Mas usir kek gimana gitu Mas… ngganggu lingkungan aja tuh orang… ih sebel….” habis itu si mbak melanjutkan perjalanan menyeberangi jembatan.
Gue turun jembatan, celingukan. Bener, ada orang nangkring di atas motornya, nggak jauh dari jembatan itu. Posisi gue waktu itu ada di belakangnya, jadi gue nggak bisa ngeliat jelas dia lagi ngapain. Yang jelas dia memang bukan tukang ojek, karena:
- Dia nggak bergerombol bersama tukang ojek lainnya.
- Dia nggak menawar-nawarkan jasa ojek kepada orang yang baru turun bis.
- Dia pake helm (sementara tukang ojek umumnya nunggu ketemu polisi dulu baru mau pake helm)
Gue mikiiir, aja… apa yang harus gue lakukan terhadap si kunyuk satu ini tanpa hrs menimbulkan kehebohan yang tidak perlu, ya?
….
….
….
(mikir)
….
….
….
dapet ide.
Gue berjalan mendekati dia, dan sekarang memposisikan diri di depannya. Si kunyuk awalnya nggak memperhatikan kehadiran gue, karena gue ngeliatin jalan belaga nunggu bis (padahal kan gue nunggu Kopaja).
Lama-lama gue mulai ngeliatin dia. Dia ngeliatin gue. Kami berpandangan. Gue tersenyum ramah. Dia nggak tau ngapain, yang keliatan cuma matanya doang karena ketutupan helm.
Gue mengalihkan pandangan, sedikit agak turun, sehingga sekarang menatap tepat ke… selangkangannya. FYI, si kunyuk ini make jaket kedodoran, dengan kedua tangan menangkup daerah situ. Kelihatannya kalo ada korban mendekat, baru dia beraksi menggelar “pertunjukan”. Dia mulai menatap gue curiga. Gue mengangguk kecil, sambil terus tersenyum dengan sedikit ekspresi mupeng. Dia mulai gelisah. Cngngngngngk… dia menstarter motor, beringsut beberapa meter ke depan. Sekarang posisinya kembali membelakangi gue.
Gue berjalan santai, sekarang kembali ada di depannya. Kembali main liat-liatan. Dia ngeliatin gue, sementara gue ngeliatin “itu”-nya. Dia celingukan. Nggak ada orang lain deket situ, cuma kami berdua. Dia mulai nampak khawatir. Apes bener, mungkin gitu pikirnya. Nangkring di sini nungguin mbak2, eh adanya malah ni homo gendut gila.
Akhirnya setelah beberapa menit si kunyuk memutuskan untuk lebih mengutamakan keselamatan diri daripada kenikmatan sesaat dan meluncur pergi.
Mission accomplished.
Buat yang belum familiar dengan exhibitionism, definisinya adalah:
The compulsive act of exposing the genitals, often in public, or to a specific person, for the purpose of sexual arousal and gratification.
sumber: www.ifsha.org/glossary.htm
…atau bahasa gampangnya, exhibitionist adalah orang yang demen pamer2 “barang”-nya seolah benda tersebut sedemikian indah dan pentingnya untuk dilihat sama orang lain, untuk kemudian mendapatkan kepuasan seksual dari kegiatan tersebut.
Kelainan ini bisa diderita baik oleh laki-laki maupun perempuan, tapi berkat tidak-adilnya dunia, para exhibitionist laki-laki lah yang lebih banyak menjadi buah bibir sehingga kesannya seolah-olah ini penyakit khusus kaum lelaki. Secara tidak langsung ini juga membuktikan bahwa kaum laki-laki lebih mampu bersifat toleran, tidak judgmental, tidak gumunan atau kagetan atas segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Perempuan
“…….” (seorang exhibitionist laki-laki memamerkan barangnya)
“AAAAWWWW… IIIIHHHHH…. JIJIIIIIIIIKKKKK…!!!! Gila kali tuh orang ya!!???” seorang korban perempuan akan menjerit-jerit histeris.
Laki-laki
“…….” (seorang exhibitionist perempuan memamerkan barangnya)
“Bentar… bentar mbak, saya nyalain rokok dulu… yak teruskan…” seorang korban laki-laki akan bersikap sabar, tawakal, dan bijaksana.
Sekedar tips bagi para perempuan kalo suatu kali ketemu sama makhluk jenis ini:
JANGAN menunjukkan ekspresi kaget, jijik, atau terintimidasi. Ini justru makin bikin pelakunya kesenengan. Makin kaget korbannya, makin tinggi rangsangan seksual yang dirasakan seorang exhibitionist. Tetap tenang, atau kalo ada nyali boleh juga niru reaksi salah satu temen gue,
“Yaelah Mas, barang segitu aja dipamer-pamerin, kecil tuh Mas, keciiil! Kesiaaaaan deh lu!”
Selamat mencoba.
eh iya, btw, nomor motornya si kunyuk itu tadi adalah B 8037 X motornya motor bebek warna item. next time kalo ketemu di jalan silakan dikempesin.
Gambar gue pinjem dari sini

Tinggalkan Balasan ke diahramli Batalkan balasan