Kenapa Kalian Sebaiknya Punya Sambilan dengan Gabung Perusahaan Penjualan Langsung Berjenjang, Wahai Orang Kantoran

Sebagai orang yang udah lama (banget) jadi pegawai kantoran, mungkin inilah saran terbaik yang bisa gue tawarkan kepada kalian, sesama pegawai kantoran, khususnya yang baru mulai ngantor: bergabunglah menjadi mitra perusahaan penjualan langsung berjenjang, seperti MLM, atau asuransi. Biar nggak pegel ngetiknya gue ringkas jadi PPLB yak.

Alasan utamanya, tentu aja karena kalian perlu tabungan banyak untuk persiapan pensiun. Sekitar 90% pekerja kantoran nggak siap secara finansial untuk pensiun, dan sebenernya hal ini bisa diatasi kalau sejak awal punya sumber pendapatan tambahan selain gaji dari kantor.

Tapi kenapa gue spesifik menyarankan jadi mitra PPLB? Apa bedanya dengan merintis bisnis sendiri?

Ini alasannya:

  1. Akses ke Training Bermutu
    Manajemen PPLB sadar, kemajuan bisnisnya tergantung banget sama kualitas tenaga penjualnya. Karena itulah mereka biasanya punya anggaran traning super gede buat para mitranya. Sebagai mitra PPLB kalian biasanya akan punya akses untuk ikut training dengan pembicara papan atas yang di kantor mungkin hanya tersedia buat jabatan tertentu aja. Jadi sekali pun di kantor jabatannya masih kroco, wawasannya setingkat KaDiv karena sering ikut training berkelas!
  2. Modal dan Biayanya Relatif Kecil
    Sebagai mitra PPLB, peran kalian hanya satu: menjual. Bandingkan dengan merintis usaha sendiri, harus rangkap-rangkap: ya produksi, operasional, customer service, sampe riset pengembangan produk juga, termasuk tentunya sebagai penjual. Semakin banyak peran yang harus dirangkap, semakin banyak kerepotan yang harus dilalui. Dan kalo gue bilang “kerepotan”, maka itu artinya “duit keluar”.

    Contoh sederhana aja: usaha jualan kue kering. Setelah berjalan beberapa waktu, pasti akan muncul kebutuhan untuk pengembangan produk. Bikin varian baru. Lha ini kan risetnya butuh duit, karena namanya juga uji coba, mana ada yang langsung berhasil. Harus beli bahan-bahan kue, coba produksi, gagal, beli bahan lagi, coba produksi lagi, gagal lagi, coba lagi… begitu terus sampai berhasil menemukan varian baru, dan di setiap percobaannya akan ada duit yang harus ngalir ke luar.

    Sebagai mitra PPLB, urusan riset dan pengembangan produk udah ada satu divisi tersendiri yang ngurusin, mitra tinggal jualan aja sebanyak-banyaknya.

  3. Latihan Adaptasi
    Seberapa cepat perkembangan kualitas seorang pengusaha antara lain ditentukan seberapa beragam pelanggan yang dilayaninya. Makin beragam pelanggannya, makin aneh-aneh tuntutannya, makin banyak hal yang bisa dipelajari, makin jago menyesuaikan diri dengan berbagai jenis sifat manusia.

    Nah, masalahnya, sebagian besar pegawai kantoran hanya melayani 1 orang pelanggan, yaitu atasannya. Memang ini sangat tergantung jenis pekerjaannya apa, karena petugas customer service, misalnya, ketemu aneka jenis manusia setiap harinya. Tapi sebagian besar pegawai kantoran hanya melayani atasan langsungnya setiap hari. Tanpa disadari, pola pikirnya akan terbentuk mengikuti pola pikir dan cara pandang sang atasan. Lama-lama, makin sulit memahami pola pikir orang lain yang beda dengan yang biasa dihadapi di kantor.
    Iya kalo atasannya baik dan berwawasan luas… kalo kejam dan bodoh, ati-ati ketularan lho!

    Sebagai mitra PPLB, kalian akan ketemu aneka jenis manusia, baik sebagai anggota tim maupun pelanggan kalian. Ada yang sopan tapi overdosis sampe sedikit-sedikit sungkan, ada yang malas tapi sok tahu, ada yang sebenernya rajin tapi pelupa, ada yang haus pujian dan pengakuan, ada yang pintar tapi dikit-dikit tersinggung, pokoknya macem-macem deh. Saat berinteraksi dengan banyak orang itu, tanpa sadar people skill kalian, keahlian kalian untuk berinteraksi dengan sesama manusia, terasah. Kalau nggak percaya, coba kapan-kapan kenalan dan ngobrol dengan top leader MLM atau asuransi deh. Kalian akan menemukan bahwa mereka umumnya adalah pendengar yang baik dan lawan bicara yang menyenangkan. Itu berkat hasil latihan langsung di lapangan menghadapi aneka jenis sifat manusia!
  4. Latihan Kerja Mandiri
    Salah satu tantangan terbesar sistem kepegawaian ala ‘kantoran’ adalah gimana menyambungkan antara hasil kerja seorang pegawai dan penghargaan yang dia terima.
    Idealnya: makin bagus hasil kerja, makin besar penghargaannya. Praktiknya: banyak faktor “X” yang memengaruhi penghargaan yang diterima seorang pegawai. Udah kerja bagus, tapi di akhir tahun keuangan perusahaan lagi seret, batal deh naik gaji. Atau udah kerja bagus yang kualitasnya 2x lipat tahun sebelumnya, tapi berdasarkan perhitungan rumus rumit tertentu, dianggap cukup dapat penghargaaan 0,5x aja. Atau udah kerja bagus hampir setahun penuh, tapi di akhir tahun kinerja agak menurun, lantas atasan ingatnya yang pas terakhir doang dan dapet nilai jelek.

    Selain itu, seorang pegawai kantoran juga terbiasa “dimanjakan” dengan dorongan dari luar dirinya untuk bekerja. Ada atasan yang mengawasi, memberikan perintah, dan siap menghukum kalau hasil kerjanya kurang memuaskan. Inilah sebabnya ada beberapa orang yang gue amati hanya bisa “bersinar” kalau bekerja di bawah boss yang tepat doang. Begitu ganti boss, prestasinya langsung mendem. Karena inisiatif kerjanya datang dari si boss, bukan dari dirinya sendiri.

    Sebagai mitra PPLB, kalian akan dilatih untuk bekerja mandiri. Bikin target sendiri. Merasakan langsung hubungan langsung antara kualitas kerja dan penghargaan. Kalo kerjanya bagus, penghargaannya juga pasti bagus. Kalo males-malesan, ya pasti drop. Nggak ada atasan yang nyuruh-nyuruh, dan sebaliknya nggak orang yang akan menghukum juga. Kalo terbiasa di lingkungan seperti ini, maka kalian berlatih jadi lebih mandiri, dan bisa lebih mengendalikan mau punya prestasi sebagus apa dan setinggi apa.

  5. Potensi Penghasilan Berbatas Langit
    Soal penghasilan, nggak usah dibahas panjang lebar lah ya. Pertambahan penghasilan seorang pegawai udah ada “takaran” jelasnya. Peluang untuk dapet posisi yang lebih tinggi juga makin lama akan semakin kecil.

    Lha, usaha yang dirintis sendiri kan juga berbatas langit penghasilannya? Betul, tapi di setiap tahap pengembangannya butuh tambahan modal dan sumber daya yang penyediaannya nggak gampang dan belum tentu sebanding dengan potensi peningkatan penghasilannya.

    Contoh sederhana aja: gue pernah ngobrol sama seorang tukang bubur yang dagangannya laris banget, mulai jualan jam 6 pagi, jam 7.30 udah ludes. Gue tanya, “kenapa nggak bawa bubur lebih banyak sih? Kalau bisa jualan sampai jam 9 pasti masih ada banyak orang yang mau beli.”

    Jawabnya, “Karena mobil saya cuma muat bawa 2 panci bubur ke sini. Kalau mau bawa lebih banyak, mobilnya nggak ada. Kalau pun mobilnya ada, tenaga (pekerja) untuk ngaduk buburnya nggak ada. Dan kalau saya nambah mobil, nambah pegawai, untuk bisa jualan bubur lebih lama, hasil penjualannya belum tentu cukup untuk menutup penambahan-penambahan itu.”

    Itu baru contoh sederet tantangan yang mungkin akan dihadapi seorang tukang bubur untuk bisa jualan 1,5 jam lebih lama. Akan lebih kompleks lagi tantangan pengusaha hotel yang mau buka hotel di lokasi baru, pengusaha bis malam yang mau nambah rute, dan sebagainya.

    Sebagai mitra PPLB, kalian bisa memperbesar volume bisnis cukup dengan merekrut orang baru ke dalam jaringan kalian. Kalau orang yang direkrut ini rajin dan berprestasi, volume bisnis kalian akan membesar dan pastinya pendapatan kalian juga ikut naik.

    Gimana kalau yang direkrut ternyata malas dan bebal? Ya nggak apa-apa, tinggal cari orang baru lagi untuk direkrut. Karena di skema kemitraan nggak ada gaji, maka saat merekrut orang yang males kerja nggak terjadi kerugian akibat peningkatan biaya gaji. Nggak perlu pusing soal biaya untuk survei kelayakan peningkatan bisnis, nggak perlu ruwet ngitung business planning, tinggal rekrut sebanyak-banyaknya dan pertahankan yang berprestasi. Gampang kan?

Tertarik menikmati penghasilan tambahan sebagai mitra PPLB? Silakan kontak gue lewat linktr.ee/mbot ya! Atau bisa juga klik tombol berikut untuk chat via Whatsapp:

One comment