Semalem, pas pulang kantor, Ibu Mertua yang lagi nginep di rumah menyampaikan kabar yang sejak dulu kala menghantui gue. Yang gue tau suatu hari akan terjadi, tapi gue selalu berharap semoga bukan hari ini. Yang gue harap, apabila terjadi, semoga gak harus gue yang menghadapi. Tapi, takdir berkata lain. Hari yang gue kuatirkan itu akhirnya tiba juga. Hari di mana gue harus mendengar sederetan kata:

“Lusa, Rafi harus bawa tikus ke sekolah.”

Langsung teringat pengalaman kakak gue yang pernah gue tulis di sini. Maka, itulah pertama kali gue pastikan,

“Yang harus dibawa, tikus hidup, KAN?”

“Iya.”

Fiuh.

Maka, sepagian ini gue sibuk menyusuri dunia maya mencari penjual hewan yang selama ini gue bunuh-bunuhin. Sasaran pertama, tentunya Tokopedia. Di kolom pencarian gue ketik, “tikus putih”. Keluar puluhan hasil. Ah, ternyata ini nggak sesusah yang gue bayangkan.

Gue chat penjual pertama.

>>Selamat pagi, saya mau beli tikusnya, apakah ready stok?

>Ready Gan.

Ah, amaaan.

>>OK saya beli satu. Untuk praktikum besok, jadi harap dikirim hari ini pakai Gojek ya.

>Wah, kalau untuk praktikum tidak bisa pak. Ini tikusnya jenis jumper.

>>Jumper itu maksudnya gimana?

>Masih anak tikus, Pak.

>>Jadi kalo saya butuh yang besar, saya harus beli jenis apa?

>Rat

Ini gue baru tau, ada istilah jumper dan rat segala. Baiklah, berikutnya gue pake keyword “tikus putih rat”

Yang muncul:

• Jual racun tikus no-RAT
• Alat pengusir hewan pengeRAT

Hih.

Baru agak bawah gue nemu yang jualan tikus. Dan… lagi-lagi dia hanya jual jenis jumper/mencit. Rupanya tikus yang masih kecil lebih laku dari yang sudah besar, karena lebih banyak dipake untuk makanan ular.

Atau bisa juga kehidupan tikus zaman sekarang udah kurang sehat, sering ugal-ugalan, narkoba, sehingga belum sempet dewasa udah mati duluan.

Atau mungkin tikus-tikus dewasa lebih sulit diatur dan diajarin, jadi kurang laku di pasaran tenaga kerja.

Mungkin ya.

Dalam hati gue sedikit kesel sama sekolah Rafi. Maksudnya apa, nyuruh bawa tikus tapi cuma ngasih waktu 2 hari. Dikiranya kita bisa beli tikus di Carrefour kali.

Lagian kalo memang tikus akan sering digunakan untuk keperluan praktikum, kenapa nggak sekalian dijual di koperasi sekolah?

Jadi nanti di depan koperasi sekolahnya tertulis daftar dagangan:

Koperasi, sedia:

• Alat tulis
• Kertas ulangan
• Tikus

 Lanjut lagi.

Satu per satu nomor telepon penjual tikus dari Tokopedia gue add ke address book ponsel biar bisa gue kontak pake WA, jadi sekarang address book dipenuhi nama-nama sebagai berikut:

• Tikus putih 1
• Tikus putih 2
• Tikus putih 3
• Tikus putih 4
• Tikus putih 5

Profile pic Tikus putih 5 adalah seorang mbak-mbak dengan pose mengacungkan 2 jari ditempelkan di pipi yang lagi digembungkan. Hm, nampak kurang meyakinkan sebagai peternak tikus. Tapi apa salahnya dicoba.

>>Selamat pagi, saya mau beli tikusnya, apakah ada stok?

Lama nggak berbalas, lalu muncul ini:

>capa nie

>>Saya Agung, saya dapat nomor ini dari Tokopedia. Jual tikus, kan?

>Engga

Huft. Kayaknya si mbak korban jadi korban orang iseng, nomor teleponnya dipajang sebagai nomor telepon tukang tikus.

Dan… sekarang udah hampir jam setengah 11, masih belum ada tanda-tanda penjual tikus putih yang bisa delivery hari ini juga. Ada yang punya kenalan peternak tikus putih? Tulis di komen ya!