Misi berani nyasar naik bis di kota berhuruf keriting
Baca episode pertama rangkaian posting Oriflame Gold Cruise 2017 di sini
Masih Selasa, 26 September 2017
Sampe di Akropolis sebenernya udah sore, jam 5 lewat, tapi mataharinya masih semangat aja. Pertama-tama, tentunya beli tiket dulu. Harga tiketnya 20 euro untuk situsnya aja, dan 30 euro kalo mau liat situs plus museum. Karena waktunya terbatas, kami pilih yang 20 euro aja.
Jelas orang Yunani kuno udah sadar banjir banget, makanya mau repot membangun kota di atas bukit cadas ini. Lumayan ngos-ngosan ngikutin jalan menanjak sampe akhirnya ketemu pemandangan teater ini:
Ngelihat dari bentuk tempat duduknya, nampak buatan baru, tapi reruntuhan di belakangnya jelas bangunan kuno. Mungkin ini versi replika dari teater kuno. Yang jelas, tempat ini masih aktif dipake buat pertunjukan. Kotak-kotak biru itu adalah tumpukan bantal alas duduk yang dibungkus plastik, sementara di tengah panggung ada beberapa orang lagi latihan untuk sebuah pertunjukan seni.
Dari spot tempat gue foto teater ini, terlihat pemandangan kota Athena:
Sama seperti Ephesus, lantainya semua dari marmer, jadi licin. Udah gitu ada beberapa spot yang nggak terlindungi pagar, jadi kalo lu kepleset, lu akan nggelinding langsung ke arena teater di bawah itu.
Naik lagi, ketemu undak-undakan yang tadinya bagian dari sebuah gedung kuno:
Di berbagai titik akan ada tali-tali pembatas yang nggak boleh dilintasi. Mending nurut aja karena di situ biasanya lagi ada pekerjaan restorasi yang batunya masih goyah plus elu akan diteriakin petugas! Beberapa anggota Tim Jaket Biru sempet kena semprit, tapi seperti biasa mereka nampak nggak terlalu terganggu. O iya, lu juga nggak boleh ngerokok di sini.
Mendaki lagi ke atas, dan Ida yang lupa bawa sepatu kets mulai menderita. Buat kalian yang mau ke sini, pake sepatu yang nyaman ya, karena sepatu boot berhak sama sekali nggak cocok buat jalan-jalan di atas pecahan-pecahan marmer.
Makin ke atas, pemandangan kota Athena makin jelas.
Sementara itu, kita jadi bisa mengamati dari deket keajaiban konstruksi Yunani kuno. Semua tiang-tiang marmer itu ditumpuk begitu aja tanpa semen!
Perhatiin sambungannya: tiang marmer segede itu dibuat selapis demi selapis, lalu ditumpuk. Pengerjaannya presisi banget sampe setiap lekuknya nyambung.
Ngelihat bangunan-bangunan kuno ini jadi timbul banyak pertanyaan:
- Bangunannya di atas bukit gini, mereka ngangkut bebatuannya pake apa?
- Gimana caranya sehingga pahatan tiangnya bisa nyambung dari irisan yang satu ke irisan lainnya?
- Kalo tiangnya dibuat seiris demi seiris, untuk naro irisan yang paling atas, mereka pake alat apa?
Bagian yang putih dari tiang-tiang itu adalah hasil proses restorasi, bebatuan buatan modern yang dibuat untuk mengisi retakan-retakan tiang.
Di puncak Akropolis, kita bisa liat dua bangunan utamanya. Yang paling gede dan paling jelas bentuknya adalah Parthenon.
Gedung berukuran 70×30 meter ini masih belum jelas fungsinya. Ada beberapa indikasi gedung ini merupakan kuil persembahan untuk Dewi Athena, tapi untuk sebuah kuil persembahan ada beberapa fitur yang nggak lengkap. Mirisnya, Parthenon ditemukan relatif dalam keadaan utuh, tapi kemudian jadi rusak parah karena perang di abad 17 (sumber).
Bangunan lainnya yang juga masih lumayan kelihatan bentuknya adalah Erechtheion.
Jarak pengambilan foto gue ini adalah jarak terdekat yang diperbolehkan, karena Erechtheion dikelilingi tali pembatas. Batu-batu yang berserakan di sekelilingnya itu adalah reruntuhan yang lagi dipilah oleh para ahli untuk direkonstruksi, seperti main lego raksasa. Erechtheion lebih jelas fungsinya, karena berbagai indikator menunjukkan gedung ini adalah kuil penghargaan untuk pahlawan perang Yunani, Erichthonius (sumber). Ciri khas bangunan ini adalah tiang-tiang penyangga berbentuk patung wanita berjubah.
Kedua bangunan ini, Parthenon dan Erechtheion, lebih tua beberapa abad dari Library of Celcus di Ephesus.
Makin sore, langit mulai mendung, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Langitnya nampak makin mendung, jangan-jangan…
[Bersambung]
2 comments