Kalo gue jadi Jokowi…

Published by

on


jokowi_presiden

“Jokowi adalah oportunis yang ambisius, sekedar memanfaatkan popularitasnya untuk mengejar jabatan setinggi-tingginya, padahal masa pembuktian hasil kerjanya masih terlalu pendek.”

Kalo diringkas dalam 1 kalimat, kurang lebih begitulah isi serangan yang diarahkan ke Jokowi sejak dia dideklarasikan sebagai capres dari PDI-P. Itu juga reaksi pertama yang terlintas di benak gue saat denger berita pencapresan Jokowi, “Kenapa? Apakah sekedar karena disuruh Megawati? Kok mau aja sih? Atau jangan-jangan emang sejak pindah dari Solo udah berencana untuk lompat ke kursi presiden?”

Awalnya, tiap kali ditanya wartawan, respon Jokowi cuma, “Yang saya lakukan tidak dilarang oleh undang-undang.” Yaelah Pak, ujug-ujug nanya nomer beha mbak-mbak yang lewat depan halte juga nggak dilarang undang-undang, tapi bukan berarti pantes.

Baru belakangan Jokowi, didukung juga oleh Ahok, menjelaskan bahwa masalah-masalah utama di Jakarta seperti banjir dan macet hanya bisa diatasi dengan dukungan pemerintah pusat. Kalo Jokowi jadi presiden, dia punya wewenang lebih besar untuk ngebenahin Jakarta.

Maksudnya, apakah pemerintah pusat selama ini kurang mendukung kebijakan Pemprov DKI? Bisa dibilang gitu. Lihat aja contoh-contohnya:

  • Pemprov DKI lagi siap-siap bikin seperangkat kebijakan untuk mengurangi kemacetan dengan cara mendorong orang untuk pindah ke kendaraan umum, eh pemerintah pusat malah bikin kebijakan Low Cost Green Car. Kalo harga mobil makin murah, makin banyak orang yang beli, ya jalanan makin macet. Presidennya bukannya bikin kebijakan yang bantuin Jokowi, malah ngritik.
  • Jakarta sering dapet banjir kiriman dari Depok. Salah satu penyebabnya adalah karena Pemkot Depok enteng banget ngasih izin pembangunan rumah di pinggir kali. Buat penghuni rumahnya sih asik, buka jendela bisa lihat kali, tapi akibatnya daya tampung kali berkurang dan bikin banjir. Pemprov DKI tahu diri nggak bisa ngatur kebijakan perizinan bikin rumah di Depok, maka solusinya Pemprov DKI mengajukan usul mau beli lahan tanah pinggir kali di Depok. Eh walikota Depoknya malah jawab dengan enteng, “Urus Jakarta saja, jangan urus daerah lain.” Denger jawaban kayak gini, Ahok langsung panas dan nyahut, “Kalau lu ngebuang air ke langit, gue enggak ada urusan.”
  • Pemprov DKI berusaha bikin jajaran lurah lebih profesional lewat lelang jabatan dan metode seleksi yang lebih terukur, eh Lurah Susan di Lenteng Agung didemo masyrakat hanya karena agamanya beda dengan mayoritas. Giliran Jokowi dan Ahok tetap mendukung Lurah Susan, Mendagri Gamawan Fauzi malah berpihak pada protes masyarakat yang sebenernya nggak berdasar.
  • Pemprov DKI mau mindahin Stadion Lebak Bulus karena mau dijadiin stasiun MRT, izin dari Menpora nggak keluar-keluar. Karena gemes, Ahok nyeletuk, “…karena nggak ada duitnya kali.” Tau sendiri kan siapa Menporanya?
  • Salah satu cara Pemprov DKI untuk mengurangi kemacetan adalah berusaha bikin Transjakarta bisa jalan lebih cepet. Kalo Transjakarta bisa lebih cepet, waktu tunggu penumpang lebih pendek, penumpang yang terangkut lebih banyak, sehingga akhirnya bisa memikat lebih banyak penumpang. Pemprov DKI lantas meminta agar para pelanggar jalur busway didenda maksimal. Praktiknya, hakim ternyata banyak yang nggak menetapkan denda maksimal dengan berbagai alasan. Akhirnya wacana sterilisasi jalur busway udah nggak kedengeran lagi sekarang. Siapa yang bisa ngatur hakim? Gubernur nggak bisa, tapi presiden bisa.

Kompas baru-baru ini memuat 5 program Pemprov DKI yang tersandera oleh kebijakan pusat:

proyektersanderapusat

Dalam salah satu video wawancara (yang barusan gue cari-cari linknya tapi belum ketemu) Ahok memaparkan beberapa contoh lain yang menggambarkan betapa Pemprov DKI punya banyak keterbatasan dalam menegakkan kebijakannya sendiri. Dia mencontohkan, petugas dishub pemprov berkepentingan mengatur lalu lintas, tapi nggak berwenang menilang. Jadi kalo pengguna jalannya kurang ajar, mereka nggak bisa apa-apa.

Di acara Mata Najwa, Najwa mengomentari kendala-kendala yang disampaikan Jokowi dan Ahok dengan, “Tapi itu kan hal-hal yang seharusnya Anda sadari sebelum maju ke pemilihan Gubernur DKI?” (lihat mulai menit ke 24)

Ahok menjawab, “Memang, bukannya kami bilang tidak akan bisa tanpa dukungan pusat… bisa, tapi lebih lama.” Intinya, mereka mau bilang, kalau dengan salah satu maju jadi presiden urusannya bisa lebih cepet beres, kenapa enggak? Toh ujung-ujungnya yang menikmati rakyat DKI juga, dengan bonus rakyat Indonesia di daerah lain.

Akhirnya, gue sampe pada satu kesimpulan, situasi yang dihadapi Jokowi saat maju ke pilpres ini bisa dianalogikan sebagai berikut:

Bayangin lu adalah kepala sebuah bagian di rumah sakit, katakanlah Kepala Unit Perawatan Balita. Lu bekerja sepenuh hati untuk memastikan para pasien mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik. Kepala rumah sakitnya memang rada lamban, tapi masih OK-lah. Tiap kali lu mengajukan pengadaan peralatan baru, barangnya suka telat datengnya tapi lumayan daripada nggak dateng sama sekali.

Setelah satu setengah tahun lu kerja di rumah sakit tersebut, lu melihat banyak unit lain yang diurus serampangan. Banyak pasien yang curhat ke elu, tapi elu nggak bisa berbuat apa-apa karena wewenang lu cuma terbatas di Unit Perawatan Balita doang.

Suatu hari lu ditawarin untuk jadi salah satu kandidat pengganti Kepala Rumah Sakit. Lu tadinya nggak mau, karena mau konsentrasi ngurus Unit Perawatan Balita yang jadi tanggung jawab lu. Tapi kemudian lu ngelihat bahwa kandidat lainnya punya track record yang meragukan. Yang satu pasiennya banyak yang hilang misterius. Yang satunya lagi lepas tanggung jawab pas bangsal pasien kebanjiran lumpur.

Kalo elu menolak untuk dicalonkan jadi Kepala Rumah Sakit, maka kepemimpinan akan jatuh ke salah satu dari 2 kandidat nggak jelas itu. Kalau mereka yang jadi pimpinan, kemungkinan besar seluruh penghuni rumah sakit, termasuk elu dan pasien-pasien di Unit Perawatan Balita akan lebih menderita. Kalo elu menerima dicalonkan, lu akan menghadapi risiko dicap kutu loncat, oportunis, dan ambisius, tapi punya peluang memperbaiki hidup orang banyak. Sebagai orang yang mengenal diri sendiri, lu yakin bahwa motivasi lu bukanlah kemaruk jabatan, tapi ingin membawa perubahan yang lebih baik. Masalahnya orang lain belum tentu bisa melihat ketulusan niat lu.

Kalo elu dalam posisi seperti itu, pilihan apa yang akan lu ambil?

=$$$=

Setiap bulan Maret, saat ngisi Surat Pajak Tahunan, gue selalu ngomel-ngomel ngelihat nominal pajak yang gue bayar ke pemerintah ternyata lumayan gede (untuk ukuran gue, tentunya) padahal duit itu sebagian dipake buat foya-foya sama anggota dewan dan pengurus partai.

Sebagai rakyat kroco gue cuma bisa ngomel doang.

Tapi seorang Jokowi berhadapan dengan kesempatan langka untuk ngebenahin negeri ini. Meneruskan upaya-upaya perbaikan yang selama ini udah dia lakukan ke cakupan yang lebih luas lagi. Risikonya adalah diserang dan difitnah, tapi dia tau yang harus menanggungkannya hanya dirinya sendiri – sementara manfaatnya nanti akan dirasakan oleh rakyat banyak. Maka dia memutuskan untuk maju dan mengambil kesempatan itu,

Kalo gue jadi Jokowi, gue akan mengambil keputusan yang sama.

118 tanggapan untuk “Kalo gue jadi Jokowi…”

  1. Dewinta A Putranto (@intamaya) Avatar

    seandainya jokowi bukan dari PDI-P, pasti saya milih dia. tapi sayangnya..

    Suka

    1. mbot Avatar

      pernah ada pengalaman buruk apa dengan PDI-P?

      Suka

  2. Alex Turner Avatar

    tapi kan lawan yang satunya dari partai gerindra yang notabene masih satu partai sama ahok, jadi bisa dibilang justru akan lebih mudah bersinergi dengan pemerintah pusat makanya sebaiknya jokowi tetap jadi gubernur dan program2nya diselesaikan

    Suka

    1. mbot Avatar

      amin

      Suka

  3. Mohamad Hamidun Avatar

    wew,.. dan memang seperti itulah kebenarannya. semoga saja Langkah Jokowi di ridhoi Allah, dan jika kemenangan Insya Allah berpihak ke Beliau semoga kita tidak dikecewakan. 🙂

    Suka

    1. Alex Turner Avatar

      yang jadi masalah jika jokowi terpilih jadi presiden berarti membiarkan orang non muslim menjadi pemimpin Jakarta, dan itu sebenarnya yang dilarang agama (Islam)

      Suka

    2. knight freedom Avatar
      knight freedom

      Alex Turner = Maap cuma ingin tau aja dan saya netral trentang pemilihan Capres dan CAWAPRES
      saya mau tanya atas dasar apa anda bisa bilang jokowi non-muslim?
      dan apa buktinya jika Jokowi Seorang non-Muslim?
      terus apakah salah bila yang memimpin negara adalah orang non-muslim tetapi cara memimpinnya benar dan bisa di pahami oleh orang banyak untuk sistem pemerintahannya dan apakah kalau orang muslim memimpin negara itu selalu benar toh realita saat ini banyak yg ngaku Muslim tetapi kelakuannya Tidak mencerminkan Muslim, Alqur’an dan Al Khadist?
      Apakah Nabi Muhammad SAW mengajarkan seperti itu untuk KAUMnya?
      ingat bung Rusaknya Agama Islam (Muslim) oleh kaum NASAROH (Orang Yang Memikirkan Dirinya Sendiri dan Juga Kelompoknya)
      Jadi Apakah Kaum Nasaroh itu g ada muslimnya? (Dipikir Sendiri Bung)
      Bung Karno juga pernah berpesan Rusaknya Suatu Negara itu Dari Warga Negaranya Sendiri…
      Ini Indonesia Bung Bukan Mesir/Arab
      Indonesia Negara yang DEMOKRASI
      Percuma Ada BHINNEKA TUNGGAL IKA kalo masih membedakan SUKU AGAMA dan RAS dalam Sebangsa dan Se-Tanah Air….!!!

      Suka

  4. boimlee87 Avatar

    Mantaaappp!!!!! Salam dua jari, peace bro

    Suka

    1. mbot Avatar

      🙂

      Suka

  5. nisrina hasna Avatar

    bagus untuk orang yg udah dukung no 2. Menurut saya artikel ini sangat memihak. Pembahasan lebih banyak tentang positive point dari 1 partai dan negative point (dan itu pun tidak jelas) dari partai lain. Komposisi pembahasannya tidak seimbang, analoginya juga sangat sempit dan tidak bisa mewakilkan kedaan sebenarnya.

    Suka

    1. mbot Avatar

      memihak? memang.

      Suka

  6. ferroxcui Avatar

    Wuih…Ini baru tulisan mantap….Setuju Om….Canggih…

    Suka

    1. mbot Avatar

      🙂

      Suka

  7. Aldy Satria Hidayat Avatar

    “Yang satu pasiennya banyak yang hilang misterius. Yang satunya lagi lepas tanggung jawab pas bangsal pasien kebanjiran lumpur.”

    Saya bukan penggemar Prabowo, tapi saya fikir kaimat ini terlalu vulgar, mungkin bisa jadi fitnah juga (Mungkin) ~ terutama tentang “Hilang” karena kebenarannya siapa yang tahu (?)

    Overall, saya senang membacanya 🙂

    Suka

    1. mbot Avatar

      baru “mungkin” kan?

      Suka

  8. LadyMongrel Avatar

    nice writings.. semoga gakeberatan buat di share.. 🙂

    Suka

    1. mbot Avatar

      gak keberatan, silakan

      Suka

  9. bungaca Avatar
    bungaca

    indonesia is jakarta. daerah lain cuman dapet bonus.

    Suka

    1. mbot Avatar

      mudah2an nggak begitu dan nggak akan lagi begitu

      Suka

  10. dbaonk Avatar

    Kalau Ahok jadi Capres gue pensiun jadi Golput

    Suka

  11. paLahudin “aLL” paLe Avatar

    apa ini,, ???? org lg ngehayal aja lo pad ribut,.!! judulnya aja “seandainya”!!

    Suka

    1. mbot Avatar

      iya bener

      Suka

  12. hildi radynaraya Avatar

    umm, bukannya Jokowi-Ahok diusung PDIP-Gerindra? Otomatis kalau Prabowo yang, kalau saja masih berkoalisi, berhasil meraih duduk presiden itu maka Jokowi gak perlu susah-susah lagi buat izin yang mandeg di pemerintah itu? Kan udah ada pak Prabowo yang membawa jokowi-ahok sendiri ke jakarta, yang berarti harusnya kalau beliau presiden pasti menyokong anak yang ia bawa sendiri ke jakarta ini kan?
    Nah sekarang bukti jokowi nyalon presiden, melawan pendukungnya terdahulu yang padahal kalau berhasil di kursi presiden pastilah membantu izin-izin yang mandeg itu, apa berarti jokowi gila jabatan? entahlah hanya dia dan Allah yang tahu. 😀

    Suka

    1. mbot Avatar

      iya bener, hanya dia dan Allah yang tau

      Suka

  13. Ryan Avatar
    Ryan

    Agree, ketakutan terbesarnya adalah Jokowi cuma jadi antek Mega.
    Tapi saya juga memang berfikir mungkin Jokowi saat ini begitu karena dia punya misi yang lebih besar lagi.
    Well, manusia langka saja yang tidak berubah karena jabatan.
    Semoga Jokowi termasuk manusia dengan hati yang tulus.
    Karena menurut saya, sekarang cuma bisa percaya sama hatinya saja.
    Indonesia ini butuh cinta.

    Suka

    1. mbot Avatar

      amin

      Suka

  14. rosshy77 Avatar

    Mantaff tulisannya, gamblang dan mudah dicerna

    n setujuuuu sekali

    Ijin share ya mas

    Suka

    1. mbot Avatar

      silakan

      Suka

  15. Panca Dharmawan Avatar

    itu yg KRITIK dan gak mau JOKOWI orang sebersih dan bener2 mau mengubah Indonesia yg lebih baik adalah orang yg takut gak bisa KORUPSI lagi… mereka maunya hidup seneng + dapet duit banyak hasil KORUPSI, makanya mereka berlomba2 untuk jadi presiden… lah JOKOWI? rakyat yg milih, sampe rakyat yg donasi ke rekening beliau… emang dari dulu JOKOWI kerjaannya udah blusukan dan mau tau tentang rakyat secara langsung, bukan kayak lawan2nya yg lain, HAUS KEKUASAAN, blusukan cuma pas kampanye doang… janji tinggal janji tapi actionnya? NOL besar… HIDUP JOKOWI ! yg dukung yg lain itu adalah calon2/bibit2 KORUPTOR!! harus di BASMI !!

    Suka

    1. mbot Avatar

      Ya blm tentu yg lain koruptor juga sik, mari kita woles aja oke?

      Suka

  16. xiccasoul Avatar
    xiccasoul

    assalamu’alaikum kakaq izin share ya.. awalnya saya netral tapi ketika menonton debat capres dan cawapres kemarin, dan baca blognya kk saya jadi semakin mantap untuk memilih.. saya sependapat dengan tulisan ini 😀

    Suka

    1. mbot Avatar

      Waalaikum salam, terima kasih

      Suka

  17. Zweite Khalil Satyadama Avatar

    saya memang berharap banyak kepada orang lain untuk menyebarkan. belakangan ini beliau sering difitnah, apalagi ini yang menurut saya keterlaluan daripada berita kematiannya, urutan huruf penyusun namanya dijumlahkan kemudian hasilnya dicocokkan dengan ayat Al-Qur’an. hasilnya? ketemulah ayat yang membahas tentang “Orang curang”. inilah yang kemudian digunakan untuk kampanye hitam

    Suka

    1. mbot Avatar

      Kata orang Jawa itu namanya utak atik gathuk

      Suka

  18. banu adji Avatar

    Kebanyakan orang cuman bisa mengkritik kalo dia ngga konsisten dan sebangsanya, padahal mereka ngga (atau belum) melihat dari sudut pandang yang beda. Orang Jakarta harus belajar menganalisis dulu sebelum menarik kesimpulan lebih cepat.

    Suka

    1. mbot Avatar

      Arus beritanya juga terlalu simpang siur, sulit diikuti

      Suka

  19. Evelyne Suzanna Avatar

    Yes…sama dgn pilihan pak JKW

    Suka

    1. mbot Avatar

      🙂

      Suka

  20. Handi Muljoredjo Avatar

    SETUJU dengan pernyataan BAHWA beliau terpanggil oleh keinginan RAKYAT yg sudah bosan dengan retorika zaman OrBA yg selalu menina bobokan rakyatnya, sehingga semakin memperburuk keadaan. HUTANG yg 3000T dan eksplorasi besar2an kekayaan lam yg TIDAK dinikmati oleh rakyat. SALUT kepada beliau yg berani menerima tantangan zaman untuk bersatu padu membereskan hal2 yg belum berubah alias cuma mikirin kantong sendiri saja/ korupsi demi kekayaan pribadi atw segolongan orang saja.

    Suka

    1. mbot Avatar

      Amin

      Suka

Tinggalkan Balasan ke boimlee87 Batalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca