
Awalnya adalah posting gue tentang Ippho Santosa yang gue posting tanggal 11 Juni 2012 lalu. Udah lama banget, bahkan sebelum pindah ke wordpress. Intinya: gue mengomentari kampanyenya untuk nabung 20 ribuan, dan kaitannya dengan ulah istri yang sesaat keranjingan ngumpulin 20 ribuan. Judul posting gue itu adalah Ajaran ‘sesat’ si Ippho Santosa. Perhatikan, ‘sesat’ dengan tanda kutip ya, artinya itu bukan dalam makna sebenernya, gue nggak beneran menganggap dia tengah tersesat – walaupun hitung-hitungannya rada mirip Pak Harto di acara Kelompencapir.
Hampir setahun berlalu, dan tiba-tiba aja di bulan Maret kunjungan untuk posting tersebut meningkat drastis. Ini dia grafiknya:

Dari rata-rata 5 kunjungan per hari di Februari naik jadi 11 di bulan Maret, lalu 27 di April. Untuk ukuran sebuah posting yang nyaris setahun umurnya, angka ini cukup tinggi. Bukan cuma itu: artikel kurang penting ini juga menduduki peringkat 5 dari artikel yang paling banyak dibaca di blog gue, pasca pindahan ke wordpress:

Rupanya, ada seseorang yang memposting link menuju artikel ini entah di mana, yang mengundang datangnya para… bigot.
Bigotry, menurut wikipedia:
…is the state of mind of a bigot: someone who, as a result of their prejudices, treats other people with hatred, contempt, and intolerance on the basis of a person’s race, gender, sexual orientation, gender identity, national origin, religion, language, socioeconomic status, or other status.
Jadi orang-orang ini rupanya merasa tersinggung atas penggunaan kata ‘sesat’ di judul posting gue tentang Ippho Santosa, sambil mengabaikan (atau memang nggak ngerti) penggunaan tanda kutip di sana.
Berikut beberapa komentar mereka:
Tri Wahyudi: Berarti mentalnya orang yang buat blog ini mental orang miskin.
sari: setiap motivator pasti punya sisi baik dan buruknya,kalo orang pintar pasti bisa mencernanya dngan sikap dewasa, beda lg dengan orang tolol yg bisanya mencari kesalahan orang lain.yah seperti yg bikin blog ini..
Taopik Nugraha:
Tong kosong pasti nyaring bunyinya…itu cerminan iri dam dengki….
?
Trusss,,,,,,..?”Siapa elu”….????
?
Gw tantang…. bikin lo seminar tandingan, tulis sebuah buku…. kalo bisa menandingi 7KR…gue sujud di depan lo,,,,
…:: CATAT IYU BRO DALAM AGENDA KAU ::…
Fadhil Azhar S Ikom
woooooooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiiiii
bodoh kali kau tu….
jangan pakai otak kiri kau tu
pakai otak kanan….
itukan hasil otak kanan….
otak kiri kau bilang memang ga mungkin karena isi otak kau tu takut tuk berbuat hahahahahahahaha…. dasar bodoh, lihat dulu, baca dulu, itulah bahasanya para golongan kanan.. orang macam kau yang golongan otk kiri mana ngerti tu weeeeeeeeeeeek
FYI, tadinya kolom komentar blog ini gue buka untuk everyone, artinya siapapun boleh komen tanpa harus punya akun di mana pun. Tapi ngeliat komentar para bigot ini makin banyak, dan kalo kolom komen dibuka untuk anonim mereka lantas bisa seenaknya komen tanpa ninggalin identitas, maka setting kolom komen gue ubah jadi harus login dulu. Loginnya nggak harus pake user wordpress kok, pake akun FB atau twitter juga bisa. Dan sejak settingnya berubah para bigot itu mulai kelihatan wajah-wajahnya. Dua di antaranya bisa kalian lihat di atas
Perkenalkan, yang kiri adalah Fadhil Azhar dari Riau, dan yang kanan Taopik Nugraha dari Bandung.
Mengenai isi komennya gue sih nggak merasa terganggu ya. Terserah aja mau pada komen apa, selama jelas identitasnya. Nggak akan gue blok atau gue hapus. Justru yang lebih menarik bagi gue adalah, orang kayak Ippho Santosa aja, yang isinya ajakannya adalah agar orang banyak-banyak sedekah dan berbakti sama orangtua, kenapa produknya malah bigot-bigot kayak gini ya? Atau jangan-jangan masalahnya ada pada kemampuan berbahasa Indonesia (beserta tanda bacanya) yang kurang memasyarakat?
Yang jelas, realitanya sekarang adalah…


Tinggalkan Balasan ke Niken Damayanti (@nikendamayanti) Batalkan balasan