[bukan review] Tragedi Penerbangan 574

Published by

on


tragedi-penerbangan-574-570-poster

Perhatian!

Sekali lagi gue tegaskan, ini bukan review. Ini sekedar sebuah cerita yang terinspirasi dari film “Tragedi Penerbangan 574”. Sebagaimana film ini ‘terinspirasi’ dari kejadian nyata kecelakaan pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan KI-574. Musibah tragis aja bisa jadi ‘inspirasi’ sebuah film katro, maka sebuah cerita ngaco yang terinspirasi film katro adalah sah.

Alkisah, ada 4 orang yang yang malem-malem keluyuran di tengah kebun kelapa: Siwa, Tania, Gustav, dan Dini. Mereka lagi liburan di rumah nenek Dini, deket perkebunan kelapa itu. Pembagian peran tipikalnya adalah: Gustav sebagai sosok cowok macho, Siwa sebagai si konyol yang (berniat) lucu, sementara Tania dan Dini sebagai paket paha dan belahan dada.

“Ngana tau nggak, di sini konon ada hantu Gundul Pringis!” kata Siwa yang (berusaha keras tampil sebagai) orang Manado.

Tania, pacar Siwa, ketakutan. “Kalo gitu, ngapain kita malah jalan-jalan di sini? Ayo kita pulang!”

Siwa malah makin menjadi, teriak-teriak menantang kemunculan hantu Gundul Pringis. Lalu terdengarlah suara kelapa berjatuhan.

“Kayaknya ada yang nggak beres,” kata Gustav, “masa kelapa-kelapa itu setelah jatuh menggelinding?!”

“Errr… bukannya kelapa kalo jatuh umumnya BERPELUANG menggelinding, ya?” gumam salah satu penonton.

“Ssst! Kalo mau kritis, tadi sebelum beli tiket! Sekarang udah terlambat!” hardik penonton lainnya.

“Kalau begini caranya, aku pulang sekarang!” kata Tania sambil balik arah.

“Tapi Tania, ini film horror! Ingat, peraturan pertama film horror: yang memisahkan diri dari rombongan pasti mati!” cegah Dini.

“Hm… benar juga,” kata Tania ragu-ragu.

“Iya sayang! Mendingan tetap di sini aja sama aku! Ingat, ngana kan pacarku!” sambung Siwa.

“Duh IYA! Benar juga!” kata Tania sambil berjalan menjauh lebih cepat.

Dan, tentu aja, Tania dimakan setan.

Adegan berikutnya, Dini, Siwa, dan Gustav udah ada di kantor maskapai penerbangan, mau nyarter pesawat untuk mengantar jenazah Tania pulang ke Manado.

“Ini semua salah ngana! Ngana yang ngajak kita semua liburan di rumah nenek ngana!” kata Siwa.

“Wa, kenapa sih lu harus teriak-teriak tanpa alasan jelas di setiap dialog?” tanya Dini.

“Bukan cuma soal teriak! Lihat, gue juga selalu berkeringat berlebihan dan pake sarung tangan sebelah tanpa alasan jelas!” jawab Siwa.

Sementara itu, di dalam kantor maskapai penerbangan, Gustav dilayani oleh Jenny Cortez.

“Pesawatnya sudah siap, sebentar lagi akan berangkat. Ada yang mau ditanyakan?” kata Jenny Cortez.

“Ya, satu: kenapa peran Anda di film ini sangat kurang penting tapi nama Anda selalu disebut duluan di artikel-artikel promo?” tanya Gustav.

“Haha, tunggu aja sampe Anda lihat perannya Kiki Amelia yang namanya ditulis paling atas di poster!” jawab Jenny Cortez.

“Ngomong-ngomong soal Kiki Amelia, kami juga mau ikut naik dalam pesawat carteran ini!” kata seorang om-om yang tiba-tiba muncul sambil menggandeng sekretarisnya.

“Siapa Anda, dan apa hubungannya dengan Kiki Amelia?” tanya Jenny Cortez.

“Sabar, akan dijelaskan dalam adegan flashback berikut,” jawab si om.

“Eh enak aja! Adegan flashback beta duluan dong, untuk menjelaskan latar belakang mengapa beta ngajak pacar keluyuran malam-malam di kebun kelapa!” seru Siwa.

“Wa, jadi lu sebenernya Manado atau Ambon?” tanya Gustav.

“Apa bedanya?!”

“… ya udah deh, mulai sana adegan flashbacknya…”

[Adegan flashback mulai]

Siwa dan Tania lagi tidur-tiduran di kamar. Terdengar suara benda jatuh di atap, lalu ada kelapa menggelinding di dalam kamar, masuk ke kolong.

“Aku takut…” kata Tania.

“Masa begitu aja takut!” kata Siwa kesal. Tidak puas kesal di dalam kamar, Siwa kesal juga di depan pintu kamar. Dia memukul-mukul guci besar. Tentu aja ini mengundang pertanyaan Gustav.

“Ada apa Wa?”

“Rusak liburan kita gara-gara Tania penakut!” kecam Siwa.

“Tania, nggak perlu takut. Tapi kalau memang takut, nanti tidurnya sama aku aja ya,” hibur Dini.

Tania mengangguk lega.

“Daripada bete di sini, lebih baik kita jalan-jalan di kebun kelapa!” kata Siwa.

“Ayo deh!” kata Gustav dan Dini.

“Sebentar deh… tadi bukannya Dini itu harusnya nemenin gue biar nggak takut?” tanya Tania.

Penonton nyeletuk, “Mau kritis? Harusnya tadi sebelum teken kontrak! Sekarang mah udah telat!”

Maka pergilah mereka berempat ke kebun kelapa. Di tengah jalan mereka dikagetkan kemunculan seorang banci berambut kuning, “Hai semuanya! Gue Tata Liem, pemilik Glow Management yang membawahi beberapa artis di film ini. Peran gue di sini adalah: (1.) sebagai banci, karena film (kacrut) Indonesia tanpa banci ibarat smartphone tanpa pulsa, dan (2.) untuk menjelaskan bahwa hantu Gundul Pringis adalah hantu berbentuk kepala yang mirip kelapa. Adapun untuk request daftar artis yang bisa dibooking jam-jaman, silakan mampir ke kantor Glow Management di Tebet. Sekian, terima kasih.”

[Adegan flashback selesai]

“Adegan flashback barusan kayaknya nggak menjelaskan apapun, deh…” renung Gustav.

“Nah, mari lihat adegan flashback om, pasti lebih bermutu!” seru om-om yang tadi.

[Adegan flashback mulai]

Si Om yang ternyata bernama Johan sedang bermesraan dengan Si Sekretaris yang ternyata bernama Miranti di kamar hotel.

Maka terjadilah dialog template sebagai berikut:

-mas jadi kapan aku dikawin

-sabar ya sayang

-ceraikan aja istri mas buruan

Lalu terdengar ketukan di pintu. Miranti sembunyi di kamar mandi, Johan membukakan pintu, dan muncullah… Kiki Amelia!

“Di mana dia? Di mana!?” gertak Kiki.

“Siapa, selingkuhanku?” tanya Johan.

“Bukan, tapi si kampret pembuat poster film ini! Nama gue salah tulis! Harusnya Kiki AMALIA, pake A, bukan pake E!”

“Ciat!” tiba-tiba muncul Miranti dari kamar mandi menggetok Kiki Amelia dengan lampu meja. Kiki Amelia tergeletak di lantai.

“Miranti! Mengapa kau lakukan itu!?” kata Johan.

“Karena dia lebih tertarik mencari pembuat poster film daripada aku!” isak Miranti.

Johan mememeluk Miranti. Kiki Amelia diam-diam bangkit dan menghunus pisau sambil menggeram, “Susah amat sih dibilangin, seharusnya nama gue pake AAAAA…”

Berkat kesigapan Johan, pisau di tangan Kiki Amelia malah berbalik menancap perutnya sendiri. Dan oh iya, ngomong-ngomong Kiki Amelia itu ceritanya istri Johan. Kiki Amelia terkapar di lantai dengan pisau menancap di perut. Tapi darah malah mengalir dari punggungnya.

Penonton bertanya, “Mbak Kiki, kok darahnya…”

“…emang lagi tanggalnya,” jawab Kiki Amelia lemah.

“AMALIA PAKE A, NJING!”

“Aduh bagaimana ini Mas,” kata Miranti panik.

“Mau panik? Harusnya tadi sebelum getok istri orang! Sekarang mah udah telat!” celetuk tukang poster film.

“Tenang, kita akan kabur ke Manado,” jawab Johan.

“Ke Manado? Kenapa harus ke sana?” tanya Miranti heran.

“Iya, kenapa?” tanya penonton tak kalah heran.

“Karena… errr… oh ya, karena di sana ada sepupuku!” kata Johan cepat.

“Terus kenapa kalo di sana ada sepupu mas?” Miranti masih penasaran.

“…atau kamu pilih ngabur ke Brebes, tempat nenekku?”

“Hey! Ayolah kita pi Manado! Tunggu apa lai!”

[Adegan flashback selesai]

“Woy, flashback mulu! Kapan kami mulainya? Berat nih!” terdengar seruan mas-mas penggotong peti jenazah dari landasan.

“Oh iya mas, silakan dilanjut!”

Maka dimulailah adegan beberapa orang mas-mas memasukkan peti jenazah ke perut sebuah pesawat Fokker F28 yang sisinya bertuliskan “FOKKER F28”, disusul dengan naiknya pilot dan co-pilot, 2 orang pramugari, dan 5 orang penumpang ke pesawat.

Di dalam kabin, terjadi sedikit kehebohan: Siwa membawa sebuah kelapa.

“Wa! Itu kan kelapa yang lu temuin di deket jenazah Tania! Ngapain lu bawa?” hardik Gustav.

“Ngana lihat aja dalam flashback!” sahut Siwa.

[Adegan flashback mulai]

Siwa menemukan ada kelapa di deket jenazah Tania.

[Adegan flashback selesai]

“Maaf Pak, kelapa ini tidak dapat disimpan di sini. Saya bawa ke belakang ya,” kata pramugari.

“Nggak boleh!”

“Wa! Siniin kelapanya, gue mau buang ke luar!” Gustav merebut kelapa, lalu menyerahkannya kepada pramugari, “Mbak, tolong kelapa ini dibuang di luar!”

“Maaf pak, tidak bisa karena jadwal kita sudah mepet,” jawab pramugari.

“Ada apa sih ini ribut-ribu?” tanya Johan.

“Ini Pak, masa dia mau buang kelapa ini!” jawab Siwa.

Johan berkata, “Dik, kalau kelapanya dibuang, filmnya harus ganti judul jadi ‘PENERBANGAN 574 YANG BIASA AJA KAYAK BIASANYA. Mau, begitu?’”

“Aduuuh! Gue yang repot dong!” samar-sama terdengar seruan tukang poster.

“Ee… enggak Om,” jawab Gustav patuh.

“Baik, kalau begitu saya akan menyimpan kelapa berpotensi bencana ini di belakang, agar dekat dengan pisau dan alat pecah belah lainnya,” sahut pramugari ramah.

Setelah konflik kelapa teratasi, pesawat Fokker F28 itu bergerak ke runway, dan di sana… sim salabim, berubah jenis jadi tipe Boeing 737!

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan penampakan antara Fokker F28 dengan Boeing 737:

fokkervsboeing

“…giliran gue, cuma ketuker huruf E dan A doang udah diuber-uber istri kiper,” kata tukang poster keluar dari persembunyian.

“OK pesawat KI 574 silakan take-off,” kata dua orang petugas ATC (Air Traffic Controller) Surabaya.

Pesawat tinggal landas.

Di pesawat, Siwa iseng baca koran. Ada berita berjudul “Suami Selingkuh Bunuh Istri” lengkap dengan foto Johan dan Miranti. Siwa beberapa kali menoleh ke arah Johan dan Miranti. Johan jadi penasaran dan menemukan berita yang sama di koran.

“Celaka dik, berita kita sudah masuk koran. Sesampainya di Manado, kita pasti ditangkap,” kata Johan.

“Terus bagaimana, Mas?” tanya Miranti.

“Berarti aku harus cuci muka di toilet,” jawab Johan. Lalu ia pergi ke toilet, cuci muka. Tentunya di sana sudah menunggu hantunya Kiki Amelia.

“KAYAK SUSAH BANGET NYEBUT ‘AMALIA’ YA, CONG?”

Johan, tentu aja, dicekek hantu sampe mati.

Sementara itu, Siwa diganggu kelapa yang menggelinding di sela-sela kursi, serta bayangan langkah seorang perempuan…

Tunggu.

Ini agak mirip adegan film ‘Dark Flight’, sebuah film Thailand bertema horror pesawat yang rilis di awal 2012, deh. Ini trailernya:

“Film ini mirip film Thailand? Nggak mungkin!” seru penonton. “Nggak mungkin mirip! Salah satu pasti jauh lebih bagus!”

Untuk menenangkan Siwa, pramugari mengambilkan air putih dari dapur dan menyuguhkannya DALAM GELAS BELING TINGGI PAKE NAMPAN. Oh iya, di dapurnya juga ada rak piring dan setumpuk Indomie.

“Kok nggak kaya dapur pesawat, ya?” bisik penonton.

Mau tahu kenapa? Saksikan adegan flashback berikut!

[Adegan flashback mulai]

Sutradara: “Dul, bikinin set dapur pesawat ya!”

Prop maker: “Siap boss!”

Menjelang shooting…

Sutradara: “Dul, kok jadinya kayak gini sih?”

Prop maker: “Lha katanya minta dibikinin dapur terawat…”

Sutradara: *ngemil beling

[Adegan flashback selesai]

Singkat cerita, hantu Gundul Pringis, hantu Tania, dan hantu Kiki AMALIA (puas?!) bahu membahu mengganyang seisi pesawat. Ngomong-ngomong, hantu Gundul Pringisnya sama sekali nggak meringis lho. Lebih tepat kalo namanya hantu Gundul Mangap.

Pesawat oleng, pilot minta bantuan.

“Mayday, mayday! ATC Manado, pesawat KI 547 mengalami kerusakan,” kata pilot.

“Dicopy!” kata petugas ATC Manado yang luar biasa miripnya dengan petugas ATC Surabaya yang tadi.

Setelah sempat berganti wujud dan warna sekitar 2 kali, pesawat naas itu akhirnya nyemplung ke laut. Serpihannya ditemukan beberapa hari kemudian oleh 2 orang nelayan. Mereka juga menemukan mayat Dini. Mayat Dini dimuat ke kapal, trus tiba-tiba melek lagi. Kaget deh.

Sekian.

gue-penerbangan574

 

Untuk baca review film gue yang terbaru, silakan mampir ke blog nontondeh.blogspot.com

17 tanggapan untuk “[bukan review] Tragedi Penerbangan 574”

  1. Nonton Film Indonesia? Emang Penting, Ya? | (new) Mbot's HQ Avatar

    […] gitu. Selama kita mau nonton film Indonesia, tentunya yang dibuat secara serius, minimal yang kalo bikin setting interior pesawat ya mirip interior pesawat, gitu. Tonton filmnya, kasih feedback lewat social media. Percayalah, saking sedikitnya penonton film […]

    Suka

  2. tinsyam Avatar

    hahaha asli ngakak gulingguling dah.. flashbacknya adaada aja..

    Suka

  3. ameeeeel Avatar

    BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
    sumpah nggak bisa berhenti nyengir sepanjang baca tulisan ini 😀
    ayo mas, sering-sering bikin cerita begini, HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

    Suka

  4. Widya Lestari Avatar

    ga mutu blass filmnya

    Suka

  5. de51anita Avatar
    de51anita

    wa ka ka ngakak sepanjang cerita

    dapur pesawat jadi dapur terawat

    Suka

  6. debiecintia Avatar
    debiecintia

    Sayang banget poster keren gitu ga didukung sama jalan cerita yang bagus *lho
    Btw kalau skrip yang Mas Agung bikin itu terinspirasi dari film Penerbangan 574 dan film itu terinspirasi dari kisah tragis Adam Air, berarti pesawat Adam Air jatuh gara-gara ada yang bawa kelapa gadungan ya?
    Jadi penasaran gimana reaksi keluarga para korban pesawat naas Adam Air setelah nonton ini.

    Suka

  7. don Avatar
    don

    hahahhahah… gw rasa lumayan banyak yang ketipu sama posternya dah.. 😀
    tapi ini film keren juga, genre horror tapi gw sama temen gw malah ngakak hampir di setiap adegan… hahahahhaha..

    Suka

  8. Rita Avatar

    Kocak abis 😀 :D.

    Suka

  9. hahn Avatar

    haha parah banget sepertinya ini film..
    :)))

    sepertinya lebih rame skrip yang ini deh

    Suka

  10. Jeng MayNot Avatar
    Jeng MayNot

    Bwahaha… gw jadi pringisan terus bawa kisah inspiratif ini 🙂 Untung gw gak gundul 😉
    Gw share ya, cong!

    Suka

  11. northmoony Avatar

    Iiih keren, di dalam skrip ada skrip…
    Modal cuma seharga tiket twenty-one plus investasi waktu 2 jam-an,
    bisa dapet materi bagus begini.
    Sungguh hebat film Indonesia … apalagi kalo udah ketemu Mas Mbot,
    Hati2 jangan2 ada sutradara yang baca dan jadi sekuelnya gara2 ini 😀
    Trus di-bukan-review-kan lagi oleh Mas Mbot, hehehe dan seterusnya, gak abis2.

    Suka

  12. trully Avatar

    jd penasaran pengen nonton buat lucu2an.. tapi ah, sayang duitnya.. 😀

    Suka

  13. flocarolus7 Avatar

    Bahkan di posternya pesawat boeing 737 ya? Aduh lg di starbucks korea malah ketawa ndii baca ni posying ampe diliatin cewek2 korea bermuja operasi plastik ini… Hahaha.

    Suka

  14. p3n1 Avatar

    errrr….
    ini kan cerita yang terinspirasi dari film katro, ya, Mas Mbot?
    lalu….
    apakah jalan ceritanya sangaaaaat katro? 😀

    Suka

  15. Niken Damayanti Avatar

    jadi kesimpulannya, film in bagus atau enggak? *masih nanya*

    Suka

  16. secangkir teh tarik Avatar

    Sekarang saya bisa mengambil hikmah dari film katro. Yaitu agar Pak Agung bisa membuat post cerita ngaco *manggut2*
    Permisiii lanjut ngakak pagi ah 😀 😀

    Suka

  17. vachzar Avatar

    setidaknya Posternya bagus om 😛

    Suka

Tinggalkan Balasan ke ameeeeel Batalkan balasan

Eksplorasi konten lain dari (new) Mbot's HQ

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca