[Review] Step by Step to Stand Up Comedy

Penulis: Greg Dean
Penerjemah: Ernest Prakasa
Penerbit: Bukune
295 halaman

Di acara Stand Up Comedy Kompas TV season I, Akbar pernah membawakan sebuah joke yang buat gue berkesan banget. Akbar membuka penampilannya dengan ngomong gini:

“Terus terang saya nggak menyiapkan materi untuk acara stand-up comedy ini…”

Yang kemudian dia sambung dengan:

“…sebab kata ibu saya, dalam hidup ini nggak baik kalo kita terlalu mementingkan materi.”

Penonton pada ketawa, gue termasuk. Menurut gue pernyataan itu lucu dan cerdas banget, karena kuncinya adalah memainkan kata ‘materi’ yang punya dua arti: di kalimat pertama sebagai bahan lawakan, dan di kalimat ke dua sebagai harta kekayaan. Setelah digabung, ternyata jadi lucu. Tapi gue nggak bisa menjelaskan kenapa hal itu terasa lucu, dan yang lebih penting lagi: gimana caranya bikin penggabungan konsep seperti itu.

Gue menemukan jawabannya dalam buku ini.

Step by Step to Stand Up Comedy (selanjutnya gue singkat SBSTSUC) mengupas habis anatomi sebuah joke: mengapa sebuah joke bisa lucu, apa elemen-elemennya, dan bagaimana teknik menggabungkannya.

Gue emang pernah denger bahwa komedi adalah sebuah industri. Dan sebagaimana layaknya sebuah industri, joke harus bisa diproduksi dengan langkah-langkah yang terstruktur dan terukur. Tapi gue nggak nyangka bahwa membuat sebuah joke bisa dilakukan segamblang ini.

SBSTSUC menantang pembaca untuk menemukan sebuah ide umum, memecahnya menjadi ide-ide yang lebih spesifik, mengembangkannya, dan mengontraskan beberapa ide agar membentuk sebuah joke. Semua dijelaskan dengan cara yang sangat detil, seolah-olah nulis joke itu sama gamblangnya dengan bikin kue. Kalo lu bikin kue dan gagal, bisa ditelusuri langkah mana yang salah, dan diperbaiki di kesempatan berikutnya. Begitu juga dengan nulis joke. Setidaknya itu yang gue tangkep setelah baca buku ini.

Dari dulu gue memang sangat penasaran dengan joke. Soalnya sekalipun kata sebagian orang gue tulisan gue beraliran komedi, gue sama sekali nggak kebayang gimana caranya menulis sebuah joke secara sengaja. Kalopun selama ini ada tulisan gue yang bergaya komedi, itu sekedar menceritakan kembali pengalaman nyata yang kebetulan memang lucu. Tapi gue sejujurnya nggak ngerti harus mulai dari mana untuk menulis sebuah joke. Dan buku ini memberikan petunjuk yang sangat jelas tentang memulai penulisan komedi. Saking jelasnya sampe gue yang tadinya buta samsek soal penulisan joke, jadi mulai tergoda untuk nyoba.

Jadi, SBSTSUC ini hanya perlu dibaca oleh para komedian, dong?

Nggak juga, menurut gue. Karena menurut buku ini, joke pada dasarnya adalah proses penyampaian opini. Parameternya adalah tawa penonton, sebagai sinyal persetujuan atas opini sang komedian. Joke yang sukses dilandasi strategi penyampaian pesan agar diterima, dan mudah-mudahan disetujui orang lain.

Dari sudut pandang itu, maka ada banyak banget bidang yang relevan untuk belajar komedi. Staf penjualan yang lagi menghadapi calon pembeli, sutradara yang ingin bikin ending film yang mengejutkan penonton, boss yang ingin bikin bawahannya kerja lebih giat, atau sekedar blogger yang ingin tulisannya lebih enak dibaca, pada dasarnya bisa menarik manfaat dari konsep-konsep yang dijelaskan di buku ini.

Yang jelas, sebagaimana dijelasin oleh Ernest di postingnya yang ini, jangan baca SBSTSUC kalo elu adalah penikmat komedi yang berharap akan nemu kumpulan lelucon. Lu akan kecewa berat.