Aa Gym tadi siang: “semua ini hanya topeng”

Apa kabar, Aa Gym? Setelah di tahun 2006 mengumumkan keputusannya untuk berpoligami, jaringan bisnisnya mengalami kemunduran. Seperti diberitakan dalam salah satu posting di Gatra.com, pengunjung Daarut Tauhid berkurang drastis. Bahkan Warta Kota juga pernah memberitakan bahwa perusahaan televisi miliknya juga ikut-ikutan bangkrut dan terpaksa mem-PHK puluhan karyawan. Habis itu nama Aa Gym seperti tenggelam. TV – TV swasta yang dulu rebutan menampilkan Aa Gym di bulan Ramadhan, sekarang seperti alergi dengan sosoknya.

Hari ini, dalam rangka memperingati Isra Mi’raj, kantor gue mengundang Aa Gym untuk mengisi forum kajian mingguan. Maka terus terang kunjungan gue ke acara pengajian kali ini lebih untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang kabar si Aa ketimbang untuk menambah pengetahuan agama… hehehe… Aa Gym hari ini hadir berkemeja lengan panjang warna merah, tanpa sorban ciri khasnya. Kok sorbannya nggak dipake, A’?

“Ah sudahlah, nggak pake ini juga kita tetap bisa diskusi. Semua ini kan hanya topeng…” kata Aa. Iapun menampik saat asistennya mendekat sambil membawakan sorbannya, sebelum ceramah dimulai.

Secara keseluruhan, memang terasa ada yang beda pada dirinya sekarang, dibandingkan 3 tahun yang lalu. Kalo dulu dia nampak lebih ceria, banyak senyum, sekarang seperti tersirat nada-nada getir dalam materi yang dibawakannya.

“Tiga tahun yang lalu saya ceramah cuma bisa ngomong saja, sekarang saya sudah merasakan sendiri yang namanya ‘badai’,” kata Aa, mengisyaratkan pada keputusan berpoligaminya yang banyak mengundang komentar negatif dari masyarakat. “Dan demi Allah, saya bersyukur dengan keadaan yang saya rasakan sekarang, karena saya bisa belajar banyak sekali.”

Seperti bisa membaca pikiran para hadirin yang sebagian masih aja penasaran dengan latar belakang keputusannya berpoligami, dengan cerdik Aa Gym malah memasukkannya sebagai bagian dari ceramah. Dia kayaknya tahu, kalo dia bersikap menutupi, atau menganggap peristiwa itu nggak pernah terjadi, dia akan makin dikejar dengan pertanyaan. Maka sekalian aja dia berulangkali merujuk pada keputusan poligaminya, walau hanya dalam bentuk kiasan atau sentilan yang bernada ‘tahu sama tahu lah’.

Misalnya waktu mengulas masalah takdir dan jodoh, Aa bertanya,

“Akhwat di sini, ada yang belum menikah? Ini cuma nanya doang, BUKAN MAU NYARI LAGI KOOOK!!

Atau saat membahas tentang hidup berumah tangga, Aa dengan santai bilang,

“Jadi buat ibu-ibu di sini, saya kasih tahu aja ya… jangan buru-buru senang kalau suami tiba-tiba banyak memuji. Kalau suami banyak memuji, biasanya itu ada maunya…. Kenapa, PADA MAU BILANG ITU PENGALAMAN PRIBADI AA?

Gue menangkap Aa Gym sedikit banyak masih menyimpan rasa kecewa pada orang-orang yang pernah menghujatnya, terutama kalangan media. “Orang bisa belajar lebih banyak dari cacian ketimbang dari pujian. Dulu saya dipuji-puji, disanjung-sanjung, tapi sesudahnya mereka juga yang mencaci saya… saya tahu betul bagaimana direktur-direktur televisi itu memblow-up berita poligami saya… padahal dulunya mereka itu…” kata Aa sambil membiarkan kalimatnya menggantung.

Intinya, Aa Gym berpesan bahwa dalam situasi sulit, satu-satunya solusi terbaik adalah dengan evaluasi diri dan bertobat. “Jangan menyalahkan orang yang menghina kita, jangan kesal karena orang mencaci kita, lebih baik kita introspeksi apa saja dosa yang telah kita perbuat. Guru Aa yang mengajarkan, lebih baik Aa banyak bertobat. Dan saat itu Aa disadarkan, betapa banyak dosa yang telah Aa buat. Dulu sibuk aja ngurus bisnis, jarang ketemu dengan anak-anak. Di majalah difoto bareng keluarga, kelihatan bahagia, tertawa, tapi itu cuma di foto saja. Aa boncengan naik sepeda (dengan istri) biar kelihatan harmonis, cuma untuk tujuan publisitas. Aa berkunjung ke rumah yatim, tangan Aa mengelus anak yatim tapi muka sadar kamera, karena niat Aa bukan tulus untuk menyantuni tapi untuk publikasi. Kalau Aa ingat semua itu, ya Allah, betapa banyak dosa Aa…”

Entahlah, versi Aa Gym yang baru ini memang jauh nampak lebih manusiawi ketimbang citra dirinya 3 tahun lalu yang serba putih, suci dan ideal. He’s only human, like the rest of us. Memang dia nggak sefenomenal dulu, tapi ngeliat keberaniannya memikul konsekuensi atas pilihan pribadinya, kita justru bisa belajar banyak. Walaupun sampe detik ini belum tertarik untuk berpoligami, tapi gue setuju dengan pandangan orang yang bilang, “kenapa kita mencela orang yang berani berterus terang mengumumkan dirinya punya lebih dari satu perempuan yang HALAL untuk melayani di ranjang, tapi malah toleran terhadap orang-orang yang selingkuh sama entah berapa perempuan nggak jelas?”

Hmm.

Oh iya, hampir lupa. Sebelum acara ceramah dimulai, Aa ngobrol-ngobrol santai dengan segelintir hadirin yang udah ada dan mengajak berdiskusi, “ayo, mumpung kita sudah ada yang kumpul di sini, ada yang mau ditanyakan nggak? Ayo kita berdiskusi!”

Seorang mas-mas menyambut ajakan itu dengan mengajukan pertanyaan soal bom hari Jumat minggu lalu. “Aa, bagaimana pandangan Aa tentang pemboman yang sekali lagi dikaitkan dengan kaum muslim… bukankah ini mencoreng citra kaum muslim A… padahal dalam agama kita kan nggak pernah diajarkan untuk berbuat zalim seperti ini… bagaimana kita harus bersikap menghadapi pandangan negatif masyarakat, A?”

Lantas Aa Gym menjawab secara umum yang kurang lebih intinya, “…ya tidak ada jalan lain kecuali dengan bersikap sebaik-baiknya dan membuktikan bahwa Islam tidak mengajarkan hal-hal seperti itu…

“OK. Siapa lagi yang mau tanya?”

Semua pada diem, kelamaan. Maka daripada sepi gue angkat tangan.

“Aa… saya mau tanya…”

“Yak silakan, mau tanya apa?”

“Aa… PERNAH KETEMU AA JIMMY NGGAK? Itu loh, pemain sinetron yang suka niruin Aa…”

Aa Gym nampak agak shock mendengar penurunan kualitas pertanyaan yang begitu drastis, sementara beberapa hadirin lain menghela nafas dengan tampang males. “Yah, pernah sih… dia waktu itu datang ke rumah saya, diantar orangtuanya… Ada pertanyaan lain?”

“Trus waktu itu… NGOBROL APAAN AJA, A’?

“ADA PERTANYAAN LAIN???!!”

 

75 comments


  1. fbindo said: @dbaonkagain : Bukan Mas Kombes.Com Jejaring Pertemanan Indonesia, kebetulan saja nama domainnya Kombes.Com = Salah satu pangkat di kepolisian.

    mas fbindo, cuekin aja komentar di atas. nanti saya minta sama owner threadnya biar komentar yang tidak bersahabat itu dikasih label “Comment deleted at the request of the thread owner”Oh ya, semoga jejaring pertemanannya makin sukses menjaring teman-teman baru. Tapi saya pikir banyak lho yang mau temenenan sama Kombes. Kepala Polres – AKBP atau Kepala Polsek Kompol aja banyak peminatnya.


  2. Mmngomentari tulisan bold yg dikuot,…”masalahnya adalah aa sebagai publik figur dan panutan umat secara eksplisit dan implisit mengisyaratkan bahwa poligami adalah hal yg wajar, padahal,–mengutip sbagaian aktifis jender dan ulama otoritatif seperti quraish shihahb,–persyaratan utk bisa berpoligami sangatlah ketat, yaitu berlaku adil,..bahkan alquran menjelaskan bahwa seseorang tidak bisa adil,…(فلن تعدلوا). seecara historis bahkan kanjeng NAbi melarang mantunya, Ali utk memoligami anak beliau, …..CMIIWpadahal, klo banyak yg nikah justru ane senang2 aja,..berarti kan dagangan kartu undanganku laku ,…ha hahaha (mbah surip mode on)


  3. “kenapa kita mencela orang yang berani berterus terang mengumumkan dirinya punya lebih dari satu perempuan yang HALAL untuk melayani di ranjang, tapi malah toleran terhadap orang-orang yang selingkuh sama entah berapa perempuan nggak jelas?”Karena si tukang selingkuh itu sadar dan mengakui (paling ga dalam hati) kalau mereka pada dasarnya brengsek, ga bermoral, ga tahan godaan, dllSdgkan beberapa org tertentu memakai kedok (menjalankan printah agama) padahal menyakiti org2 yg paling menyayanginya (seberapa relapun org2 itu disakiti) untuk memuaskan nafsunya sendiri. Tanpa merasa salah sedikitpun


  4. contoh kalau pengalaman itu terbukti sebagai guru yang sangat baik ya.. entah pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.jadi bisa bercermin, seperti apakah sebenarnya diri kita dibanding orang lain..thanks for sharing, bro


  5. dbaonkagain said: kenapa masyarakat bisa mentolerir hal negative sementara di saat yang sama tidak bisa mentolerir hal yang sebenarnya mungkin positive?

    Gue liat sih, kita begitu kecewa dengan Aa gym karena kejadian ini membuka mata kita bahwa Aa Gym juga manusia biasa. Masyarakat kita butuh manusia suci. Manusia super. Manusia yang ideal. manusia seperti dia yang bikin kita ngomong “Masih ada harapan untuk dunia ini dan anak2 gue di masa depan.”dan Boom, dia poligami. Jelas orang kecewa. Kalo gue bilang sih, Aa Gym adalah korban dari ekspektasi masyarakat akan sosok manusia ideal.


  6. Gung, gue ada beberapa komentar ttg beliau:1. dia pernah bilang bahwa kejadian ini membuka matanya bahwa orang itu ngikutin dia bukan karena ingin mendengarkan syiar islamnya. Tapi karena pengen dengerin dianya. kalo emang kita niat belajar Islam, mestinya rating dia gak drop jauh. bagi gue omongan ini ada benernya. 2. Dia juga gak bisa ikhlasin dropnya popularitas dia. Yang gue miris, dia itu udah sampe ke tahap banyak yang minta dia run for president di tahun 2004. Di radio2 bandung dia masih laku nih Gung kalo subuh. Abis sholat subuh, dia ngajarin zakat, buntut-buntutnya ngomongin poligami lagi. suatu pagi dia ngajarin pentingnya sholat sunat. EH TENGAH-TENGAH BISA-BISANYA ngomongin poligami lagi. dan ini setiap hari dari 2006 Gung. Mertua gue yang udah orang paking sabar sedunia aja capek dengernya. “Ngomongan poligami wae jelema teh..” Justru ini yang bikin dia makin melorot. Maksudnya damage control malah bikin parah. Udah lah A’, let it go. Move on.


  7. Dulu dia dipuja-puja setinggi langit, dikultuskan sebagai individu. Tapi sekarang dibanting-banting sedalam bumi. Setidaknya, Aa Gym menolong mereka yang mengkultuskannya, jadi nggak ada lagi pengkultusan Aa Gym.


  8. “ADA PERTANYAAN LAIN???!!”ADA * Semangat sambil angkat jari tangan sambil maju*Aa… aku sudah ikutan bisnis yg Aa sarankan dan Alhamdulillah sudah mulai menuai hasil, baik dana cash maupun pulsa telp.Terima kasih ya Aa….eh ini mah bukan pertanyaan ya?*ngelirik suami dan istri siapa tau tertarik sama busines yg ini*


  9. wikan said: waktu itu aa terus terang gak

    nah lho…kata-kata bijak yang dikutip agung jadi hancur lebur dong. ;-)tadinya saya pikir ada persoalan menarik dalam fenomena sosial di masyarakat yang dipotret agung lewat kata-kata bijaknya.kenapa masyarakat bisa mentolerir hal negative sementara di saat yang sama tidak bisa mentolerir hal yang sebenarnya mungkin positive?apakah persoalannya cuma sesederhana : adanya gap (jurang) dalam pemahaman negative-positivenya? artinya memang masyarakatnya yang belum ngerti mana yang sebenarnya positive dan mana yang sebenernya negative?ataukah misalnya yang agak njlimet : ternyata ada faktor elemen di masyarakat seperti media massa yang bisa mempermainkan nalar orang untuk membentuk persepsi tentang positive-negative?Artinya gara-gara media massa masyarakat nalarnya jadi lemah untuk memilah dengan baik mana positive mana negative. Media massa jadi semacam alat yang bisa mengelabui nalar untuk bersikap yang sesuai dengan nilai yang baik dan benar? Begitu hebatkah media massa sampai bisa bikin nalar manusia bener-bener jadi bloon banget? Mungkinkah media massa bisa bikin nalar jungkir balik, misalnya sampai orang nggak bisa lagi memastikan kebenaran yang semestinya dia sudah tahu seperti mana tangan kiri mana tangan kanan?Atau persoalannya lebih ajaib, misalnya ternyata gejala “keterbukaan” dan “ketertutupan” itu perannya besar sampai bisa membuat jadi bias sebuah fakta obyektif, dan bisa (memancing) persepsi dan membentuk perilaku masyarakat dalam merespon satu fenomena negative atau positif.Agung bikin puyeng gue aja nih.


  10. wahhhh mas mbot..oke deh ini tulisannyaustad manusiapsti ada miss di saat2 tertentu.saya suka quotenya ttg diam kpd yg salah tp malah menghujat pd yg benar. yah kira2 saya artikan begitu.tp dia sangat inspiring ya…org yg pernah meroket, kemudian jatuh, n msh berusaha survive utk struggle, jauh lebih berat perjuangannya dibandingkan usaha pertama kali dia sukses.dan ga smua org bisa.sukses buat AA gym, smg bs terus menjadi inspirasi (tp bukan poligaminya ya..heheeh)


  11. Yap. setuju sama Wikan..Aa jatuh bukan krn orang lain, tapi krn dirinya sendiri.Jawaban dia dulu waktu di tanya mengenai poligaminya sok suci banget..Itu yang bikin aku gak respek sama dia.Kalau sekarang beliau masih menyalahkan orang lain (tv, media massa, dll) berarti beliau belum sukses introspeksinya.Trus, kalau ada yang bilang teh Nini setuju dimadu, bo’ong banget tuh..Beliau taunya juga belakangan. Salut ke teh Nini yang berani mengambil sikap untuk bersabar. Semoga Allah merahmati beliau.


  12. dbaonkagain said: bisa kasih penjelasan nggak kenapa?

    pertanyaannya waktu itu aa terus terang gak kalau dirinya punya lebih dari satu perempuan yang halal untuk melayani di ranjang? seingat saya, jamaahnya malah tahu duluan dari ustadz yang lain, baru pada ngedesek aa untuk ngaku. even istrinya tahunya juga dari orang lain dan bukan aa sendiri.


  13. malah kangen sama tausiyahnya. Salut buat Aa Gym dan keluarga *hela napas*. Lagian kan Aa juga manusia. Kalau tadinya korupsi atau ngerampok yah bolehlah pada ilfil (enggak cuman ilfil kali yeeee…). Nikah kan pilihan bebas dan halal *kok jd sewot?*. Semoga badainya cepat berlalu ya, A’.


  14. mbot said: “kenapa kita mencela orang yang berani berterus terang mengumumkan dirinya punya lebih dari satu perempuan yang HALAL untuk melayani di ranjang, tapi malah toleran terhadap orang-orang yang selingkuh sama entah berapa perempuan nggak jelas?”

    bisa kasih penjelasan nggak kenapa?


  15. mbot said: kenapa kita mencela orang yang berani berterus terang mengumumkan dirinya punya lebih dari satu perempuan yang HALAL untuk melayani di ranjang, tapi malah toleran terhadap orang-orang yang selingkuh sama entah berapa perempuan nggak jelas?”

    iya juga ya mas… toh dia udah menikah resmi, dan istri pertamanya juga setuju… hehe… thx buat ceritanya yaa… btw, kapan ngundang aa Jimmy ke ktr ?? ;))


  16. mbot said: saya tahu betul bagaimana direktur-direktur televisi itu memblow-up berita poligami saya… padahal dulunya mereka itu…”

    yah, mau bagaimana lagi, semua juga tau kalo buat televisi Indonesia, rating lebih penting daripada nurani..


  17. etika said: Alhamdulillah aku pernah kesana sebelumnya, jadi pernah ngerasain suasana yg adem di DT.

    saya rasa sampai hari ini pun masih adem-adem aja tuh di DT. Semua itu hanya tergantung pola pikir kita. Sebenernya mau ke DT emang untuk ketemu Aa atau apa?


  18. iiihh pertanyaan mas agung ga banget deh :))btw AA Gym mendapat sentilan.. dan mungkin kata yang berKehendak lebih baik dia seperti sekarang ini… waktu yg laen dari memuja menjadi mencaci, sy sih biasa saja… justru kehilangan dgn cara dia ceramah 🙂


  19. mbot said: “kenapa kita mencela orang yang berani berterus terang mengumumkan dirinya punya lebih dari satu perempuan yang HALAL untuk melayani di ranjang, tapi malah toleran terhadap orang-orang yang selingkuh sama entah berapa perempuan nggak jelas?”

    good point ;p