king

“Indonesia banget, sih!”
Biasanya, sadar nggak sadar, kata-kata barusan gue lontarkan kalo ketemu aneka hal negatif di negeri ini. Misalnya, kalo ketemu orang main serobot-serobotan di jalan raya, denger berita fasilitas umum rusak padahal baru sebulan diresmiin, tersangka korupsi tiba-tiba bisa minggat ke luar negeri, atau yang paling sering kalo atlet / tim olah raga kita tersingkir di babak penyisihan, bahkan kualifikasi.

Tapi syukurlah, “Indonesia Banget” yang gue rasakan setelah nonton film ini jauh lebih positif ketimbang biasanya. Film ini memang “Indonesia Banget”; mulai dari cerita yang mengangkat salah satu olah raga paling populer di Indonesia, gambar-gambar keren yang mengekspos keindahan alam, dan tokoh-tokohnya yang sangat membumi.

Ceritanya sederhana aja: tentang usaha seorang bocah 12 tahun bernama Guntur yang sangat berbakat main bulu tangkis, dan berusaha masuk klub bulu tangkis bergengsi. Dia dilatih oleh bapaknya (diperankan secara sangat – sangat – sangat bagus oleh Mamik Srimulat) dan didukung oleh dua orang sahabatnya, Raden dan Michele.

Berbeda dengan tipikal film-film bertema olah raga ala Hollywood yang selalu menggambarkan tokoh lawan sebagai sosok angkuh yang menyebalkan dan terkadang main curang, di film ini penggambaran seperti itu nyaris nggak ada. Pesan utamanya memang bukan cuma bagaimana perjuangan untuk menjadi juara, melainkan bagaimana menjadi juara dengan cara yang benar.

Entah gimana caranya, tapi gue merasa bahwa pengambilan setiap gambar yang muncul di film ini dilakukan dengan perhitungan yang sangat detil – kalo nggak mau dibilang kompulsif. Komposisi obyek, perpaduan warna, sampe gerakan kameranya dibuat sangat artistik. Coba aja perhatiin waktu kamera menyorot pepohonan yang pucuknya diliputi kabut dari bawah, atau penggunaan helikopter untuk mengambil panorama alam yang menghijau… keren banget! Walaupun begitu, di beberapa adegan menjelang akhir film gerakan kamera yang selalu memulai setiap adegan dari bawah ke atas terasa monoton, tapi secara keseluruhan film ini diambil dengan “sangat mau susah” (karena banyak film Indonesia lainnya yang nampak males menggerak-gerakkan kamera ke sudut-sudut yang ngerepotin).

Rangga Raditya, pemeran Guntur yang baru pertama kali ini main film, tampil lumayan. Masih perlu banyak dipoles, tapi nggak jelek kok. Yang jelas, dia ini kayaknya emang beneran bisa main bulu tangkis, deh. Ada banyak adegan dia bertanding bulu tangkis yang diambil dari jarak menengah, memperlihatkan bahwa memang beneran dia yang bertanding, tanpa stand-in.

Tokoh Raden, sahabat Guntur diperankan oleh Lucky Martin. Kalo nggak salah anak ini adalah pemeran iklan Axis yang judulnya ‘Si Amir’ (CMIIW). Sebenernya nggak ada yang salah sih dengan aktingnya, tapi… hmmm… gimana ya, buat gue tampangnya rada nyebelin dan tua banget, jadi rasanya rada mengganggu jalannya film. Kalo memang bener dia itu pemeran iklan Axis, dulu gue pernah mengomentari iklan itu dengan “Amir, 12 tahun? Tampangnya kayak anak kuliahan semester 3”.

Terlepas dari sedikit kekurangan di sana-sini yang masih dalam batas bisa diabaikan dan dimaafkan, film ini adalah sebuah film yang bisa bikin gue bilang “Indonesia Banget” dengan rasa bangga jadi orang Indonesia…

25 comments


  1. aku sih lbh suka king drpd garuda 🙂 like mas mbot said, ngambil angle nya lbh mo susah, pemandangannya jg ajib mustajib bagusnya… tp si valerie thomas tuh kaku bgt yaaa, hehehe.. stuju, si raden suka lebai :p iya tuh, dy si amir axis…


  2. mbot said: gue merasa bahwa pengambilan setiap gambar yang muncul di film ini dilakukan dengan perhitungan yang sangat detil – kalo nggak mau dibilang kompulsif.

    Aku link di resensiku ya Mas 😀


  3. Seumur2 gw baru ngerasain terharu denger lagu kebangsaan, saat nonton film ini. recommended bgt. Dah nonton dua2nya, gw sempet ceritain kok ttg kedua film ini (King dan Garuda…), kalo yang mau baca bisa ke Sini