ulang tahun yang nggak perlu dirayain

Mei 2006, Ibu gue yang lagi nginep di rumah kakak gue di Makassar tiba-tiba sakit keras. Ibu panas tinggi sampa kesadarannya menurun jauh. Berdasarkan pemeriksaan, tim dokter memutuskan ibu harus dioperasi karena mengalami infeksi parah di lututnya. Tanggal 11 Mei 2006, ibu menjalani operasi tersebut. Hasilnya, infeksi berhasil dipadamkan, tapi akibatnya ibu nggak bisa jalan dan harus berkursi roda.

Bulan Juni ibu diboyong pulang ke Jakarta, dan di rumah berangsur-angsur sembuh. Tapi, ibu yang dulunya seneng jalan-jalan window shopping di mall sekarang jadi males keluar rumah. Jangankan ke mall, cari angin di teras aja ibu memilih waktu – waktu sepi, dini hari atau tengah malam sekalian. Alasannya, biar nggak dilihat tetangga. Malu, karena pakai kursi roda.

Waktu itu gue bilang, “Kenapa malu? Ibu-ibu lain mungkin banyak yang masih bisa jalan, tapi sama siapa? Paling ditemenin suster, atau sesama ibu-ibu tua lainnya. Sedangkan ibu, walaupun pakai kursi roda, tapi yang dorong dari belakang kan anak-anaknya sendiri, menantunya, cucunya. Bukan suster, bukan orang lain. Mungkin malah mereka iri sama ibu!

Perlahan-lahan semangat ibu bangkit. Sekarang udah mulai nagih kalo seminggu nggak diajak mampir ke mal, dan udah bisa melakukan banyak hal sendiri – termasuk naik dan turun tangga. Hari ini, 11 Mei 2009, adalah ulang tahun ke tiga dari sebuah peristiwa yang nggak ingin kami rayakan.Tapi kami bersyukur punya Ibu yang semangat pantang menyerahnya membuat kami bangga.

Serial posting gue tentang sakitnya Ibu di Makassar bisa dibaca mulai dari sini, dan di sini.

42 comments


  1. cambai said: ibu agung mungkin tipikal yang keras hati… biasa semuanya mandiri.. jadi emang butuh waktu untuk beliau adaptasi dengan kursi roda..

    oh memang. sepeninggal almarhum bapak, ibu pantang menyerah membiayai gue dan kakak-kakak dengan terima pesanan kue. Kadang harus bergadang semaleman, sendirian, untuk memenuhi deadline pengambilan kue jam 5 pagi. Hanya orang-orang bermental baja yang bisa melakukan itu selama belasan tahun, non-stop.


  2. buat semua; terima kasih buat doa dan dukungannya :-)buat Ari dan Vina, hehehe… kalian memang pembaca yang cermat 🙂 Yak betul, yang gue maksud di sini adalah “ulang tahun” operasi ibu, bukan ulang tahun ibu. Makanya jadi suatu peristiwa nggak perlu dirayain, dan nggak ingin kami inget-inget.


  3. jadi inget mertua yang gak mau pake kursi roda juga kalau lagi ke carrefour atau rumah sakit..salam buat ibu mu ya gung.. ibu agung mungkin tipikal yang keras hati… biasa semuanya mandiri.. jadi emang butuh waktu untuk beliau adaptasi dengan kursi roda..:)


  4. mediasauna said: ni yang ultah ibu atau peristiwa itu?

    ini ultah peristiwa itu. jadi mungkin yang pada ngucapin ultah buat ibunya m’Agung kurang teliti baca ceritanya. *’m’Agung, aku bantuin jawab, ya. Halah, berasa yang punya rumah aja. :p