saw v

Satu hal yang bikin gue terkesan dengan film Saw yang pertama adalah keunikan tokoh Jigsaw, si ‘penjahat’ utamanya. Jigsaw adalah tokoh kontroversial. Dia bukan serial killer seperti Jason (Friday 13th) atau DR. Hannibal ‘the cannibal’ Lecter yang berkeliaran mencari mangsa karena sakit jiwa / dendam masa lalu. ‘Keisengan’ Jigsaw terhadap para korbannya adalah karena moralnya yang terusik melihat begitu banyak orang nggak menghargai hidupnya sendiri – sementara dia sendiri lagi menunggu ajal karena tumor otak yang hampir nggak mungkin disembuhkan. Dalam setiap aksinya, Jigsaw menjebak para korbannya sedemikian rupa sehingga mereka selalu punya celah untuk lolos dari maut, selama mereka mau mengorbankan ‘sesuatu yang berharga’ dari dirinya (yaitu anggota tubuh). Jigsaw menyebut prakteknya sebagai ‘pencerahan’, bukan pembunuhan. Menurut Jigsaw, kalau korbannya sampe mati, ya artinya mereka gagal mencapai pencerahan, gitu aja kok repot. Terlepas dari filmnya yang super sadis dan menjijikkan, serial Saw sebenernya membawa pesan moral yang positif, yaitu untuk menghargai hidup yang cuma sebentar ini.

Sayangnya, para pembuat film ini dengan sangat gegabah telah mematikan tokoh Jigsaw di seri ke tiganya. Dan di situlah sebenarnya nafas terakhir Saw. Seharusnya, nggak perlu ada lagi Saw IV, apalagi V.

Boleh dibilang, Saw V cuma mengulang apa yang udah pernah diceritakan di seri sebelumnya, hanya dengan tokoh yang berbeda. Buat penonton setia Saw mungkin masih inget tentang pengungkapan peran Amanda, salah satu korban yang berhasil selamat dan akhirnya malah ikutan jadi kaki tangan Jigsaw. Nah, di seri ke V ini ceritanya ya begitu lagi, tapi dengan orang yang beda. Kalo begini terus caranya, lama-lama Jigsaw bisa bikin academy kayak Prof. Xavier di X-Men.

Sementara cerita tentang 5 orang korban baru yang terperangkap jebakan penerus Jigsaw terasa cuma sebagai tempelan doang. Jebakannya pun terasa monoton, karena bom paku lagi, bom paku lagi yang keluar. Porsi lebih besar diberikan untuk kilas balik menceritakan pengungkapan peran si antek baru ini dalam jebakan-jebakan terdahulu.

Yang paling bikin miris adalah, di serial Saw terdahulu, di akhir film biasanya penonton akan berseru kaget, “Ya ampun, jadi ternyata…” – sedangkan di seri ke 5 ini, akhir film cuma membuat penonton bilang, “Ya, jadi…?” Cuma layak dapet 2 bintang dari gue. Buat yang ingin nonton di bioskop, Saw V akan hadir eksklusif di jaringan blitzmegaplex doang di bulan Januari 2009. Jadi buat yang kotanya nggak disinggahi blitzmegaplex, yah silakan berburu DVD-nya deh. Sekarang udah ‘ori’ kok :-p

Seandainya gue jadi pembuat serial Saw, gue akan berhenti di seri ke 5 ini – sebelum seri berikutnya makin kacrut. Sayang, kontrak untuk seri ke 6 udah ditandatangani, dan hampir bisa dipastikan akan rilis di bulan Oktober 2009. Seperti biasa, dalam rangka menyambut Helloween.

Dibandingkan dengan seluruh seri saw yang udah pernah ada, seri ke 5 ini adalah yang prosentase keuntungannya paling ‘sedikit’, yaitu ‘cuma’ dapet USD 103 juta untuk ongkos produksi USD 10.8 juta alias margin sekitar 854%. Bandingkan dengan saw pertama yang berhasil mendatangkan duit USD 103 juta dengan ongkos produksi murah meriah USD 1.3 juta alias 7823% margin keuntungan!

There’s no business like show-biz, indeed.

17 comments


  1. aerotribal said: ya ya ya …lama-lama jadi kaya hannibal rising, lanjutannyasilence of the lambsbtw gung, yg bener tu halloween. kalo helloween itu grup myuzik cadas… yeahhh !!!

    halloween dan helloween itu ya sama aja, cuma beda cara penulisan doang. malah yang bener adalah hallowe’en.ini katanya wiki lho.


  2. Aku terkagum2 Mas sama Saw 1 aja, abis itu mulai nyebalin, modus operandinya mulai mudah diikuti dan ditebak, huh!Tapi aku takjub ama kesadisan mulai Saw 1 sampe 4, kok bisa gitu ya nemuin ide2 mengerikan gitu! Hiyyyyyyyy…


  3. Wew… film favorit saya niii…. sama mas, saya juga agak kuciwa nonton yg ke-5 ini… apalagi endingnya, gak ada surprise2 nya.. dan koq semakin lama critanya makin kerasa “maksa” ya…. jigsaw (n his team) dimenangin mulu…Eniwei, nice review….^__^


  4. vocinna said: Sumpah liat gambr cover dvdnya aja jijik aplg dngr jaln crtanya,serem. Eh tp dceritain jg kalo ada serial mirip saw ini,judlnya dexter.he3 sy ga nontn cuma brani beli bukunya.

    belum pernah denger tentang dexter. ntar cari ah 🙂