Cerita sebelumnya:

• Bagian pertama
• Bagian ke dua
• Bagian ke tiga

Rapat demi rapat gue lewati bareng Fitri dan Danang sebagai panitia acara. Satu hal yang segera kami sadari adalah, urusan perlengkapan harus segera diberesin sebelum acara mulai, kalo nggak mau keteteran. Hal-hal kecil kayak pita sebagai tanda pengenal kelompok, misalnya. Butuh 4 warna, masing-masing 7 – 8 potong. Untuk bakiak race butuh 8 kain penutup mata. Untuk lomba injek balon, butuh 36 balon. Untuk lomba ngoper balon, butuh 24 balon. Untuk lomba ngoper terong, butuh 8 terong. Pokoknya printilan ribet kayak gitu deh.

Yang logistiknya paling ribet adalah game bernama ‘Apa Kata Teman’. Di game ini, masing-masing peserta akan dapet 10 kartu kecil bertuliskan sifat-sifat positif seperti ‘bersemangat’, ‘jujur’, ‘adil’, dsb. Tugas mereka adalah memasukkan kartu-kartu sifat itu ke kotak bertuliskan nama orang yang menurut mereka memiliki sifat tersebut. Artinya game ini butuh 30 kotak. Pertanyaannya, kotaknya dari apaan?

Nggak mungkin bikin kotak kayu 30 biji cuma untuk game ini doang. Selain mahal juga ribet bawanya. Pikir punya pikir, akhirnya pilihan jatuh pada kotak bekas minuman teh.

“Selain kotaknya bisa untuk perlengkapan game, tehnya juga bisa sebagai tambahan konsumsi selama acara. Di malam sebelum acara mulai, kita tuangin tehnya ke termos besar, dan kotak yang udah kosong kita pake sebagai perlengkapan. Efisien, kan?” kata gue dalam rapat panitia.

Untuk pengadaan teh kotak, kami menghubungi Agus, ketua seksi perlengkapan. Agus lantas meminta Ari, salah satu anggotanya untuk beli teh. Semua (nampaknya) beres.

Beberapa hari kemudian, Ari mendatangi Fitri dan Danang.
“Elo-elo pada, seksi acara, bikin susah orang aja sih…”
“Loh, kenapa?”
“Lagi bikin acara pake teh kotak segala. Gue sampe kembung nih minum teh kotak melulu dari kemarin…”
“HAH?! Tehnya lo minum?! Gimana sih?”
“Lah, kata Agus, yang mau dipake kotaknya doang. Ya udah, tehnya gue minum dong. Pembantu gue di rumah juga sampe eneg tuh gue suruh minum teh melulu. Gue ancem, ‘pokoknya semua teh kotak ini harus udah habis sebelum hari Sabtu, kotaknya mau dipake’.”
“Maksudnyaaa, tehnya buat diminum pas acara, Ariiii….”
“Huah? Jadi…”

Kalo satu kotak teh berisi 220 ml, maka Ari dan pembantunya telah meminum 220 ml x 30 kotak = 6600ml = 6,6 liter teh manis dalam 3 hari. Bener-bener game yang berbahaya buat para penderita diabetes!

Nggak kerasa, dengan segala pengorbanan jiwa dan raga, persiapan menjelang acara makin matang. Fitri dan Danang ditambah beberapa orang seksi perlengkapan berangkat ke lokasi sehari lebih awal, untuk persiapan tahap akhir.

“Selamat jalan ya, hati-hati, jangan bergadang – besok kita akan kerja sehari sampe malem lho. Jaga stamina” kata gue ke Fitri waktu dia mau berangkat ke lokasi.
“Sip. Semuanya udah beres kok.”

Semuanya beres? Itu nyaris nggak mungkin terjadi dalam sebuah ajang per-outing-an.
[bersambung]