Kalo kerjaan lo di kantor lagi numpuk, boss resek, rekan sekerja culas, mau pulang jalanan macet, di tengah jalan kena ranjau paku, mau nyari jalan pintas malah kena tilang, sampe rumah genteng bocor, sampah belum diangkut, dan di deket ruang makan mendadak bau tikus mati; maka ini adalah game yang cocok buat lo.
Transformers – The Game (selanjutnya gue singkat TTG) memberikan pilihan: Autobots atau Decepticons – dan dua-duanya memungkinkan elo untuk ngamuk ngancurin segala sesuatu. Bedanya adalah, kalo elo jadi Decepticons maka tindakan destruktif akan diganjar dengan poin, sedangkan kalo jadi Autobots justru akan merugikan elo. Contohnya stage 1 sebagai Decepticons: tugas lo adalah menghancurkan pangkalan militer dalam waktu yang terbatas. Pelurunya unlimited, jadi lo bisa suka-suka nembak ke sana ke mari dan tau-tau aja stage tsb tamat.
Tapi stage2 selanjutnya kayaknya nggak segampang itu, dan menurut gue salah satu kelemahan TTG adalah save point-nya yang terlalu berjauhan satu dengan lainnya.Artinya kalo lo udah mulai sebuah stage, berhasil menyelesaikan 3/4nya dan tiba-tiba mati, maka lo harus ngulang dari awal stage. Ini bikin frustrasi banget.
Untungnya gambar yang ditampilkan cukup menghibur. Transformasi para robot persis seperti di filmnya, dan dalam gerakan yang lebih lambat sehingga malah lebih bisa dinikmati. Selain itu, kalo lo males ngejalanin misi yang bikin frustrasi, lo bisa berkelana nggak tentu arah ala GTA. Alur cerita TTG, kayaknya sih, cukup setia dengan plot filmnya. Malah di beberapa bagian memberikan informasi tambahan di balik peristiwa yang muncul di film, seperti misalnya gimana prosesnya sampe si bumblebee memilih bentuk mobil tua warna kuning. Tapi nggak tau juga ya, ke belakangnya apakah akan tetep setia dengan cerita filmnya, soalnya gue baru nyampe stage 2.
Kesimpulan akhir: bintang 4 dari gue.
Gambar: screen capture Bumblebee vs Barricade bertempur di tengah kota. Dipinjem dari sini.
grafiknya keren .. kemarin nyimak reviewnya di acara GAX 🙂
bro aku dah namatin tuh game, pengennya ngilangin stress malah tambah stress(nggak cocok buat anak2, soalnya susah banget) salam
thanks infonya, cari game-nya ah ntar..bosen sama Ace Combat.
lohhhh kalian ini satu orang?? yang gw potret waktu di pasar seni siapa dong??
hwakakakak ketauan deh. huihihihihiihhi
oops. lupa ganti profile
mmm… ke mana ya bay?*garuk2 jidat :-p
kalo butuh…. PS2 nya gung?
kalo butuh reviewnya bisa klik http://kangbayu.multiply.com/reviews/item/137kalo butuh referensi lengkapnya bisa klik http://en.wikipedia.org/wiki/Transformers_%28film%29kenapa autobots jadi mobil yang cenderung kuno sementara decepticons justru milih bentuk kendaraan yang lebih canggih?Karena…Autobots adalah robot-robot cinta damai, jadi milih bentuk yang nggak terlalu ‘agresif’Kebetulan aja mereka mendarat di dekat tempat yang kelewatan kendaraan2 tsb. bentuknya kan nggak dari ‘sono’nya begitu, dia mengcopy kendaraan yang udah adaKarena dengan bentuk yang lebih ‘kuno’ tapi berhasil mengalahkan musuh yang lebih canggih, malah menonjolkan kehebatan mereka. Ini ‘resep’ kuno film action manapun: jagoannya selalu nampak inferior ketimbang lawannya. Coba aja perhatiin 🙂
kisah nyata seseorang yang tidak perlu disebut namanya di sini 🙂
n btw, di film itu kenapa para autobots sangan kuno sedangkan deceptocons sangat canggih.bandingin aja megabot bisa jadi pesawat jet canggih, eh, si primus, eh, sapa ya, malah jadi truk pengangkut kontener. gak nyaing. apalagi waktu berantem diatas gedung.
review filmya???(soalnya orin aseli gak ngerti waktu liat filmya, tau2 aja pada ketawa, tau2 aja, pada pelukan, ada apa sih? enggak ngerti)
Narasinya diambil dari kisah nyata ya Gung 😀