
Serial “Rocky” berawal dari film Rocky pertama yang dirilis tahun 1976. Film itu langsung melejitkan nama Stallone yang waktu itu masih anak bawang dan masih cari sesuap nasi dengan main film bokep* sebagai bintang papan atas Hollywood. Nggak tanggung-tanggung, film Rocky itu dinominasikan untuk 7 kategori Oscar, dan berhasil memenangkan 3 di antaranya – termasuk kategori “Film Terbaik”
Tapi sejak kesuksesan itu, otak dagang Stallone berputar lebih kenceng dari otak artistiknya sehingga berkembang-biaklah film Rocky jadi sequel-sequel yang makin lama makin nggak dilirik oleh para kritikus film sekalipun sukses secara komersial. Walaupun gue sendiri suka banget nonton Rocky IV tapi harus diakui film itu nggak lebih dari sebuah video-clip berdurasi panjang. Musiknya keren, gambarnya seru, tapi nggak ada ceritanya. Yang paling parah adalah Rocky V: udah dicaci-maki kritikus, nggak sukses pula di pasaran. Stallone sendiri mengakui, dia rada asal-asalan waktu menggarap film itu.
Makanya waktu akhir tahun 2003 terdengar kabar Stallone mengajukan proposal untuk membuat film “Rocky VI” banyak fansnya yang berkomentar, “Ah sudahlah boss… apa lagi sih yang mau dibahas?” Umur Stallone udah lebih dari 50 tahun, dan kayaknya nggak terlalu banyak orang yang antusias ngeliat petinju keriput berdarah-darah. Udah gitu bocoran plot yang beredar di banyak forum penggemar Rocky juga nggak terlalu menarik, yaitu tentang Rocky tua yang mengelola sekolah tinju dan harus berhadapan dengan sekelompok berandalan yang mau mengganggu anak didiknya. Mungkin yang terdengar antusias dengan rencana pembuatan film Rocky VI cuma aktor Dolph Lundgren, yang pernah jadi Ivan Drago – petinju Soviet di film “Rocky IV”. Lundgren yang sempet ngerasain hidup rada enak waktu main Rocky IV memang sekarang lagi terjerumus ke lembah nista perfilman kelas B** – nggak heran kalo dia berharap banget diajak.

Adegan puncak: Rocky vs. Dixon
Sejak 2003 itu gue nggak denger lagi kabar-kabar tentang rencana Rocky VI, sampe tau2 2 minggu yang lalu gue ngeliat poster film berjudul Rocky Balboa terpajang di bioskop. Wah, inikah Rocky VI? Ngeliat poternya yang sederhana banget, gue tadinya nggak terlalu berharap film ini akan bagus. Tapi waktu gue cek IMDB.com… weits…. dapet skor 7.5 / 10 dari para pengunjung! Kalo statistiknya diliat lebih lanjut, malah makin keren lagi: 40% dari 20 ribuan orang yang udah nonton film ini ngasih skor 10, plus 14% lainnya ngasih skor 9. Artinya 54% penonton “Rocky Balboa” berpendapat film ini buagus buanget!
Setelah beberapa kali gagal nonton, akhirnya hari ini berhasil juga. Kayaknya udah di detik-detik terakhir penayangannya di bisokop Jakarta karena yang muter film ini cuma bioskop Pondok Indah dan Gajah Mada Plaza. Gue pilih yang terakhir.
Seperti yang digambarkan oleh posternya, film ini mencoba menggambarkan kehidupan Rocky yang sederhana setelah pensiun jadi petinju. Adrian, istrinya, digambarkan udah meninggal tahun 2002, dan sekarang Rocky mengelola sebuah restoran kecil yang dinamai “Adrian’s”. Anaknya udah ngantor di kantor bagus, pake dasi. Pokoknya, dia udah hidup tenang deh. Sementara itu, ring tinju lagi dikuasai sama petinju bernama Mason Dixon (diperankan oleh Antonio Tarber – petinju betulan – terakhir dikalahkan oleh Bernard Hopkins Juni 2006 lalu) yang udah mulai kurang diminati akibat penonton bosen liat dia menang melulu.
Pada suatu hari, sebuah stasiun TV iseng menayangkan sebuah film animasi simulasi komputer***; apa yang akan terjadi kalo Mason Dixon melawan Rocky Balboa. Simulasi komputer menunjukkan Rocky akan berhasil mengalahkan Dixon. Manager Dixon melihat acara ini sebagai peluang untuk mengangkat pamor anak asuhnya, dan menawari Rocky untuk merealisasikannya.
You, me, or nobody is gonna hit as hard as life.
But it ain’t how hard you hit;
it’s about how hard you can get hit,
and keep moving forward.
=Rocky Balboa=
Stallone bilang, dia mau film Rocky yang terakhir ini punya ‘feel’ yang sama dengan Rocky yang pertama dulu: drama kemanusiaan dengan latar belakang dunia tinju – dan dengan takjubnya gue menyaksikan bahwa dia berhasil! Film ini beda banget dengan Rocky II – V yang cuma menjual serunya pukul-pukulan dengan lawan yang makin lama makin sangar plus kehidupan mewah Rocky sebagai petinju sukses (jangan-jangan Raam Punjabi sempet tanem saham di serial Rocky?). Di film ini Stallone berperan sebagai penulis naskah, sutradara, dan aktor secara sangat berhasil. Dialog-dialognya cerdas banget, nggak ngebosenin karena berulangkali mengajak penonton ngeliat permasalahan dari berbagai sudut. Simak antara lain dialog antara Rocky dan anaknya di luar resto “Adrian’s”, waktu anaknya menyatakan keberatan bapaknya naik ring lagi. Juga dialog antara Rocky dan Little Marie waktu Rocky nawarin kerja di restonya. Kalo dulu sequel-sequel Rocky selalu menawarkan tema “underdog yang pasti berhasil menang walaupun berdarah-darah asalkan rela berlatih habis2an”, film ini mengemasnya dalam paket yang jauh lebih dalam dan menyentuh. Keren deh pokoknya!
Buat fans film Rocky, terutama film yang pertama, akan merasa lega karena Rocky kembali jadi manusia – bukan sekedar merchandise. Di film2 Rocky sebelumnya, hasil pertandingan tinjunya selalu mudah ditebak – pastilah Rocky memang lagi – tapi ngeliat kondisi Rocky yang udah uzur gini, penonton nggak bisa seyakin dulu dan malah bikin ending film ini makin menegangkan. Buat yang gampang terharu, siapin tisu yang banyak karena ada banyak adegan mengharukan di film ini. Buat penggemar tinju, film ini menyajikan adegan tinju yang jauh lebih realistik daripada film-film Rocky sebelumnya (Sorry, adegan banting-bantingan seperti yang muncul di Rocky IV nggak bakal ada di sini). “Rocky Balboa” bisa jadi tontonan buat semua orang, maka nggak heran kalo film yang dibuat dengan budget 24 juta dollar ini udah berhasil mendatangkan pemasukan kotor (internasional) sebesar nyaris 750 juta dollar!
Buat yang jadi tertarik nonton film ini, buruan, udah tinggal 2 bioskop lho yang masang.
*Film porno yang pernah dibintangi oleh Stallone diedarkan ulang setelah Stallone ngetop dan dijuduli “The Italian Stallion” – julukan bagi tokoh Rocky Balboa dalam serial Rocky. Buat yang mau nonton film tersebut, silakan download di sini.
**“B-Movie” adalah julukan untuk film-film berbudget DAN berkualitas rendah. Tapi nggak semua film berbudget rendah adalah B-Movie lho, sebab banyak juga kok yang bagus.
***Tahun 1970 pernah ada film yang dibuat berdasarkan perhitungan data komputer atas statistik Muhammad Ali dengan juara kelas berat yang nggak pernah terkalahkan, Rocky Marciano. Film itu diperankan langsung oleh kedua tokoh tersebut, dan hasil akhirnya adalah Marciano berhasil meng-KO Ali di ronde ke 13. Ali mengomentari “kekalahannya” itu dengan bilang, “Komputernya pasti buatan Alabama”.
Referensi:
- Situs “Total Rocky” yang membahas tentang Rocky VI
- Wikipedia tentang film “Rocky Balboa”
- Wikipedia tentang film “Superfight”
- Trailer dan poster film “Rocky Balboa” bisa didownload dari blog “Rocky Balboa”
- IMDB.com tentang film “Rocky”
- IMDB.com tentang film “Rocky Balboa”
- IMDB.com tentang film “Superfight”
- Situs resmi aktor Dolph Lundgren
Kalo mau baca posting-posting terbaru gue tentang film, silakan klik Nonton Deh ya!

Tinggalkan Balasan ke unsurhara Batalkan balasan