Bahasa Eskimo punya perbendaharaan kata yang sangat kaya untuk menjabarkan “es”. Ada aput, sasaq, apingaut, dll. Bahasa Inggris yang pengguna aslinya hidup di 4 musim juga gitu. Mereka punya istilah snow, avalanche, blizzard, flurry, frost, dll. Mungkin karena kehidupan mereka sehari-hari dikelilingi es, maka es menjadi hal yang pentingbuat mereka sehingga mereka jeli mengamati nuansa makna es.
Orang Belanda yang menu hariannya nggak bisa dipisahkan dari keju, punya banyak perbendaharaan kata yang berarti “keju” dalam bahasanya. Mungkin karena sehari-hari mereka ketemu keju, maka keju menjadi hal yang pentingbuat mereka sehingga mereka jeli mengamati nuansa makna keju.
Bahasa Indonesia cuma kenal istilah “es” dan “salju”. “Keju” ya keju. Tapi untuk nuansa makna “bulu”, bahasa kita punya satu jenis bulu yang kayanya nggak ada di bahasa Inggris, Belanda, maupun Eskimo yaitu GAMBRIS – bulu yang tumbuh di sekitar lubang (sori nih) anus.
Apakah lantas bulu maupun lubang anus penting bagi keseharian bangsa Indonesia?
Hmmm… gue nggak berani berspekulasi terlalu jauh…
Referensi:
blognya Andika
Kamus Malesbanget
image rambut dari sini.


Tinggalkan Balasan ke silumpit Batalkan balasan