Makanya, waktu denger film Jomblo akan turun ke bioskop tanggal 9 Februari, gue langsung berencana untuk nonton di hari pertama pemutaran. Ide untuk ngajak anak2 MP muncul spontan aja, “seru kali ya, kalo nontonnya rame2..” tanpa bermaksud mendahului jadwal nonton bareng MP yang terdaftar di jurnal ibu bupati. Ida memposting rencana nonton dadakan ini dan mendapat respon yang lumayan. 13 calon penonton menyatakan berminat, dan kebetulan Shanti yang kantornya “cuma sekedipan mata” dari Setiabudi Building menyanggupi untuk beli tiket duluan.
Hari H, siang. Beberapa kali gue SMS-an sama Shanti soal pembelian tiket dan pemberitahuan bahwa ternyata dia dan Alan nggak bisa ikutan nonton yang jam 20.30 bareng kita karena ‘boss Iyog’ di rumah bisa ngamuk kalo ditinggal kelamaan. Selain itu juga terjadi sebuah misteri yang belum terpecahkan sampe sekarang, yaitu adanya ‘donatur misterius’ yang menjadi penyandang dana bagi Soraya! Sampe hari ini identitas donatur misterius itu masih belum diketahui, termasuk oleh Soraya-nya sendiri. Sempet gue mengira sang donatur adalah seorang anak MP yang saat gue konfirmasikan kepada ybs langsung dibantah. Hmm… jadi siapa ya donatur misterius tersebut? Hanya Shanti yang tau dan dia sama sekali nggak mau ngebocorin.
Hari H, malem. Gue sampe di Setiabudi Building sekitar jam 7 kurang. Memang filmnya baru akan main jam 20.30, tapi setahun pengalaman di kantor yang sekarang mengajarkan gue sebuah pepatah berharga:
“Tundalah apapun semaumu, asalkan jangan menunda PULANG”.
Contohnya: niat pulang udah timbul jam 5, tapi tergoda syaiton untuk santai2 dan browsing internet sejenak, berakhir dengan munculnya seseorang bertampang panik yang berkata “Ooohhh… thanks God elo belum pulang Gung, ini ada =blablabla= yang gue barusan dapet dan harus disiapin untuk besok pagi-pagi sekali , jadi harus selesai malam ini – ditunggu sama boss…” – or something like that, dan entah gimana endingnya selalu gue baru nyampe rumah jam 12 malem. Rule of thumb: begitu ada niat pulang, pulanglah segera. Never look back. And don’t forget to turn off the cellphone.
Baru mendarat di Setiabudi Building, langsung ketemu sama Wiku yang celingukan bingung mau ngapain. Langsung aja gue ajak nongkrong di Frankfurter, tempat janjian ketemu sama Ida yang baru mau berangkat dari rumah. Nggak lama kemudian Ari bupati nongol, yang mana membuat gue mulai panik dan nelepon Ida, “Kamu dah sampe mana? Buruan, bentar lagi aku jadi obat nyamuk nih… !”
Nggak lama kemudian Eriq si adik bungsu kita bersama dateng, disusul kemunculan Sigit, terus bareng2 makan hotdog bongsor Frankfurter yang gondrong dengan parutan keju parut, lantas naik ke bioskop jam 8 lewat. Ketemu dengan Shanti dan Alan yang baru keluar. “Bagusss banget filmnya,” kata Shanti.
Jam 20.20, semua anggota udah lengkap kecuali Bayu dan Ade.
“Bayu dan Ade gimana nih yang?” kata Ida sambil berjalan ke pintu teater 4.
“Bentar, aku coba telepon dulu,” jawab gue.
Bayu menjawab telepon dengan latar belakang suara kebisingan lalu lintas, “ya, ya… sebentar lagi, kami di seberang Setiabudi…” katanya. OK sip, cepetan ya, kata gue.
Gue tutup telepon, abis itu… loh… mana Ida? Yak… ternyata gara-gara film Jomblo Ida sayangku cinta permata hatiku telah tega meninggalkan suaminya di depan pintu teater… mana tiket gue dibawa sama dia, lagi! Gue telepon ke HP, baru Ida nongol lagi. Itu juga cuma buat ngasih tiket doang, abis itu masuk lagi…! Cinta kami memang sehidup semati, dalam susah dan senang, – kecuali untuk urusan nonton film Jomblo.
Untunglah Bayu dan Ade muncul nggak lama kemudian, jadi masih kebagian nonton beberapa trailer. X-Men III nampak cukup potensial untuk jadi pilihan nonton bareng MP, bagaimana ibu PJ? Habis itu film dimulai, disambut rombongan MP dengan TEPUK TANGAN serasa nonton di bioskop Rivoli.
Soal filmnya, rasanya gue udah terlalu bias untuk mereview jadi mendingan nggak usah aja kali ye. Yang jelas Shanti ngasih bintang empat di reviewnya. Soraya, sama sekali nggak mengecewakan donatur misteriusnya karena nampak sangat ‘terlibat’ selama film berlangsung. Beberapa kali terdengar dia menjawab / berkomentar sendiri, misalnya:
[adegan: Agus berantem sama Rita yang lagi terbakar cemburu]
Tokoh Rita: “Ngapain coba kamu pake acara nganter2in cewek itu…!”
Tokoh Agus: “Tapi kan waktu itu udah jam 3 pagi…!”
Tokoh Rita: “Terus kenapa? Wajar kan cewek pulang sendiri jam 3 pagi?!”
Soraya: “Ya enggak dong, gimana sih!”
atau
[Adegan2 yang menampilkan tokoh Doni si playboy]
Soraya menggerutu: “Ih sembarangan amat… dasar cowok suka seenaknya sendiri!”
Seandainya sutradaranya ikutan nonton di sebelah Soraya, pasti dia menitikkan air mata haru melihat penghayatan penonton yang setinggi ini.
Film selesai, dan rata2 rombongan MP memberikan 3 bintang atau lebih atas film ini. Habis itu, sesuai permintaan Ari – Harigini yang nggak ikutan nonton tapi bersedia nimbrung kalo pada mau pintong (istilah yang baru kali ini gue denger), rombongan minus Soraya, Bayu dan Ade beranjak ke rumah gue. Mampir dulu di Alfamart 24 jam Duku Atas untuk mengisi perbekalan, baru lanjut ke rumah. Ari Harigini ternyata udah duluan nyampe dan lagi bengong di depan pager sambil bete.
Seperti biasa di rumah gue acaranya nggak jauh dari login ke MP dan foto-foto. Khusus buat Eriq, malam itu menjadi malam bersejarah karena account MP-nya diupgrade ke Gold Account. Bayu tanpa Ade bergabung lagi. Lewat tengah malam, Eriq si adik bungsu mengalami kecelakaan kecil saat iseng memasuk-masukkan jari ke kuping cangkir DAN NYANGKUT NGGAK BISA LEPAS LAGI. Persis seperti yang suka menimpa anak2: masuk2kin kepala ke celah pegangan tangga habis itu nyangkut. Dengan panik Eriq berusaha me
mbebaskan jarinya, adu cepat dengan Wiku yang lagi menyiapkan kamera untuk mengabadikan kejadian langka ini. Tapi sayang sekali saudara-saudara… Eriq lebih gesit mencapai wastafel dan berhasil membebaskan jarinya dengan bantuan kucuran air sebelum Wiku berhasil menjepretkan kamera.
Sekitar jam 3-an, Ari Bupati, Ari Harigini, Wiku dan Eriq pulang sementara sisanya meneruskan sampe pagi. Bener-bener acara nonton paling seruuu…! Kalo pesertanya lebih banyak lagi, kayak apa ramenya ya…

Tinggalkan Balasan ke ida22 Batalkan balasan