Metal Gear Solid 3: Snake Eater

Alhamdulillah… semalem akhirnya gue berhasil menamatkan game gila ini… Data save terakhir tercatat bulan Juni 2005 (kayaknya nggak bosen2nya gue mengemukakan fakta bahwa udah segitu lamanya gue absen dari dunia per-PS-an), pada stage terakhir. Bayangin betapa gemesnya waktu gue nyampe di stage ini (pada bulan Juni 2005 seperti tersebut di atas), gue save karena waktu itu udah ngantuk, dan besokannya PS nggak mau nyala lagiiii….!!! Grrr…! Bener-bener tinggal satu stage itu doang…!
Waktu itu saking penasarannya gue sampe beli 1 cd Metal Gear baru. Harapan gue kali-kali aja yang rusak CD-nya. Ternyata realita pahit yang gue hadapi. Sesudahnya, pernah juga gue berjam-jam mencetin tombol reset, berharap kali2 aja PS gue bisa nyala lagi, sementara layar tetap aja gelap gulita.
Tapi sekarang semua itu udah berlalu… akhirnya game itu berhasil juga gue taklukkan! Cihuy…!
Ceritanya, di game terakhir ini Solid Snake harus ngalahin The Boss, mentornya yang dulu ngajarin teknik CQC (Close Quarter Combat – pertarungan jarak dekat). Jadi bolak-balik gue terpaksa restart karena si boss ini kaya nggak ada matinya. Kalo dipukul / ditendang, dia bisa aja ngeles terus bales melintir / miting / mbanting. Kalo ditembak, nggak kena. Dibom, cuma kena dua kali. Selalu dua kali. Di percobaan ke tiga dan seterusnya nggak pernah kena. Udah mana si boss ini kalo nembak nggak putus-putus karena peluru dia unlimited. Ditambah lagi ada time limit maks. 10 menit!
Sampe akhirnya gue nemu kelemahannya: ternyata dia lebih mudah ditonjok / ditendang pada saat lagi nembak. Sebisa mungkin deketin dia dari samping, atau kalaupun dari depan jalannya harus setengah melingkar biar nggak segaris sama jalur tembakannya. Begitu udah deket, hajar!
Setelah stage ini, udah nggak ada bagian-bagian yang susah lagi. Tinggal nonton adegan penutup aja. Tips dari gue: tonton terus sampe akhir, karena di bagian ujung sekali, setelah daftar2 nama pengisi suara, akan ada dialog telepon tentang konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan CIA 🙂

Pertama kali gue kenal sama tokoh Solid Snake adalah dari game PS 1, Metal Gear solid. Banyak orang menyangka inilah game pertama dari Serial petualangan Solid Snake, tapi sebenernya dia udah sempet muncul di konsol2 yang lebih kuno seperti Sega dan Nintendo. Tentunya dengan kualitas gambar yang seadanya dan penampilan si Snake lebih mirip apel daripada orang.

Yang bikin gue cinta mati sama serial ini adalah, di sini pemain nggak cuma dituntut untuk adu cepet pencet tombol, tapi juga ada teka-tekinya. Di beberapa bagian bener-bener harus mikir supaya bisa lanjut ke level selanjutnya, dan kadang solusinya sama sekali nggak melibatkan aktivitas tembak-menembak! Di akhir game juga akan ada ranking, semakin sedikit orang yang kita tembak, semakin tinggi rankingnya.

Selain itu, pengolahan alur cerita dan penokohannya nggak kalah deh sama novel atau film. Ada latar belakang buat setiap tokohnya. Metal Gear Solid 1 malah mirip film Indonesia: setiap tokoh penting yang berhasil dikalahkan oleh Solid Snake akan ngoceh menceritakan latar belakang hidupnya sebelum menghembuskan nafas terakhir 🙂

Walaupun game ini bersetting dan bertokohkan karakter Amerika, aroma kejepang-jepangannya masih sangat terasa. Kelihatan dari filosofi-filosofi para tokohnya yang seringkali mengingatkan pada filosofi Samurai. Misalnya, tokoh the boss yang gue ceritain di atas itu, sebenernya dateng ke rusia untuk menjalankan misi dari pemerintah (amerika). Ternyata ada hal yang berjalan di luar rencana, dan tokoh si boss ini difitnah oleh pemerintahnya sendiri, dibilang berkhianat dan dikirimlah solid snake untuk memberantasnya. Tapi si boss walaupun udah dikhianati pemerintahnya, tetep menjalankan tugas ‘sebagai seorang ksatria’ dan di akhir cerita menyerahkan hasil penyelidikannya kepada Solid Snake supaya muridnya ini bisa pulang dan jadi pahlawan di negaranya. Banzai..!

Entah terinspirasi tren prequelnya star wars atau gimana, MGS 3 ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum MGS 1. Makanya jangan heran kalo senjata-senjatanya terkesan ‘jadul’ dibandingkan dengan yang ada di MGS 1 dan 2. Yang menarik adalah desain Metal Gearnya sendiri, robot pemusnah yang selalu muncul di akhir cerita. Berhubung ini tahun 60-an, robotnya juga masih setengah tank!

Dari segi grafis, game ini sekali lagi jadi terobosan barunya Hideo Kojima karena ini pertama kalinya ada game petualangan yang bersetting di hutan, lengkap dengan seluruh flora dan fauna yang interaktif. Maksudnya, kalo si Snake ngelewatin rerumputan, maka akan terlihat rumputnya goyang-goyang kesenggol. Saat dia tiarap di tanah kadang ada kelinci atau ular lewat. Bahkan di beberapa bagian akan muncul kupu-kupu! Game-game pendahulunya juga udah ada sih yang settingnya di hutan, tapi tanamannya kurang realistis karena mirip potongan kertas kaku gitu. Si Hideo ini emang tergila-gila sama detil. Di MGS 2, ada seember es di bar yang kalo iseng ditungguin akan kelihatan proses mencairnya; dari balok-balok es sampe jadi air semua.

Dari segi gameplay, game ini jauh lebih menantang banget karena Soliton radar yang dulu muncul di MGS 1 dan 2 sekarang udah nggak ada lagi. Nembakin musuh juga harus lebih hati-hati, karena selain bisa kedengeran sama temennya, tentara musuh juga ‘diabsen’ secara berkala via radio. Kalo ada satu yang nggak jawab, maka seluruh pasukan musuh langsung waspada karena tau markasnya udah kemasukan musuh!

Kesimpulannya: ini game top abis!!!

Kalo mau liat foto2 serial MGS, bisa klik kedua group di bawah ini:
Metal Gear Solid
Snake Eater