Buat gue, ada 5 motivasi mengapa gue mau nonton sebuah film sampe selesai. Berikut ini adalah daftar motivasi2 tersebut, berurut mulai dari yang terkuat :
- Penasaran ingin tau kayak apa endingnya
- Udah tau kira2 endingnya kaya apa, tapi penasaran ingin tau gimana penyelesaian konfliknya
- Nggak penasaran kayak apa endingnya, atau kayak apa penyelesaian konfliknya, tapi adegan-adegannya enak untuk dinikmati (mis: lucu, pengambilan gambarnya bagus, special effectnya canggih, dllsb)
- Filmnya garing setengah mampus, tapi pemeran ceweknya cakep (contoh yang paling tepat untuk film jenis ini: Career Opportunities – dibintangi Jennifer Connelly yang tampil bertank-top dari awal sampe akhir film)
- Udah kadung beli tiket, dan nggak punya kegiatan lain yang lebih menarik / di luar kayaknya lagi ujan – itung2 sekalian neduh
Film “Garasi”, dengan sangat menyesal, masuk kategori ke lima.
Ceritanya tentang 3 orang anak band indie kota Bandung yaitu Aga, Gaia, dan Awan yang latihan nge-band di garasi maka menamakan bandnya “Garasi”. Seperti biasa yang umum terjadi di film2 tentang band musik lainnya, mereka cekcok kecil2an saat band-nya mulai ngetop, serta sedikit dibumbui ‘dilema’ percintaan ala kadarnya. Karakter Aga sangat Rangga-AADC banget, lengkap dengan rambut keriting dan adegan kehujanan saat lagi pacaran. Sedangkan karakter Gaia… yah… gimana ya? Gini deh: seandainya gue diserahi naskah film yang pas gue baca garingnya setengah mampus, maka gue akan mencari bintang yang paling enggak bisa membuat orang nonton dengan motivasi ke empat (lihat daftar di atas). Dan untuk film ini, maka gue akan mengontak… hmm… siapa ya…? Mungkin Jessica Alba deh, dengan pesan agar beliau mengenakan kostum persis seperti di film “Into the Blue”. Terserah mau nyambung atau enggak dengan konteks filmnya, yang penting penonton melek. Oh iya… vokal Gaia kenapa juga sih harus Cranberries abis gitu?
Yang menyelamatkan film ini dari kehancuran total adalah penampilan trio Arie Dagienkz, Desta Club 80’s dan David Tarigan sebagai para pemilik toko kaset d’Lawas. Juga Aries Budiman, pemeran Awan, nampak paling manusiawi dan lumayan menyegarkan.
Kualitas gambar dan aktivitas kamera juga lumayan lah, yang jelas jauh lebih bagus dari “Kejar Jakarta”. Dan kali ini gue berjanji nggak akan recet soal detil2 nggak penting seperti kemunculan angkot warna coklat di luar trayeknya, atau kegemaran tokoh Aga menyepi di stasiun kereta yang pada realitanya bau pesing banget.
Gambar: dari official website garasi

Tinggalkan Balasan ke anzarra Batalkan balasan