Gue rada bingung mengklasifikasikan review yang satu ini. Memang tentang makanan, tapi kan bukan termasuk restaurant. Jadi gue pilih sebagai “Other” aja deh.
Pastel Ma’Cik membuktikan teori yang bilang bahwa kalo elo mau bisnis makanan, produk lo bener2 harus unik. Justru jangan berambisi jual terlalu banyak jenis, cukup sedikit asal betul2 enak, orang akan nyari. Seperti pastel Ma’Cik ini, awalnya memang hanya jualan pastel doang. Baru belakangan sedia berbagai jenis kue yang lain.
Tampak luar, pastel Ma’cik ini mungkin relatif kecil dibanding pastel2 keluaran bakery yang udah leih dulu mapan seperti Regina atau Mon Ami. Apalagi kalo dibandingin sama pastel produksi cemilan subuh Pasar Senen yang panjangnya bisa sampe 1 jengkal itu, pastel Ma’Cik paling cuma setengahnya. Tapi isinya kumplit bener, selain ada ayam dan bihun, wortel, juga ada telur. Ciri khasnya, kulitnya renyah banget dengan isi yang lembut dan gurih. Perpaduan yang mematikan! Sambelnya juga khas, asem-pedas gitu.
Mobil penjual pastel Ma’Cik di depan stasiun Cikini
Outlet pastel Ma’Cik ada di beberapa tempat. Yang gue tau pasti, ada di depan stasiun Cikini (dalam mobil keliling) dan di Arteri Pondok Indah (dekat perempatan yang mengarah ke Tanah Kusir). Harganya Rp 2.100 per buah.
Same outlet, different angle
Naiknya lumayan drastis nih, kalo nggak salah tahun lalu cuma 1.200, trus bbrp bulan kemudian naik jadi 1.500, 2.000, sekarang jadi segitu deh. Tapi cukup sepadan kok dengan rasanya.
Pastel Ma’Cik juga beraksi di sini.
(new) Mbot's HQ 
Tinggalkan Balasan ke iwan95 Batalkan balasan