Dengan sangat telatnya, gue baru mulai nonton serial The Walking Dead 3 minggu lalu, padahal seri perdananya udah tayang sejak 2011. Masalahnya dulu pas mau nonton udah ketinggalan beberapa season, sementara kalo nonton season yang udah lewat cuma bisa dari DVD bajakan yang suka mogok di saat-saat genting itu. Nah sekarang kan udah ada Disney Hotstar, tersedia TWD season 1-6 dengan kualitas gambar terjamin dan bebas ngadat (walau masih belum terlalu menyelesaikan masalah kalo nanti gue mau nonton season 7-11).
Ngelihat gue tiap hari nonton TWD, seperti biasa istri mulai penasaran dan ikut-ikutan nonton. Seperti biasa juga, dia nonton penuh penghayatan dan keterlibatan, semua tokoh film itu kenyang dikasih pengarahan oleh ybs, seperti:
“Awasss… jangan ke sana ada zombieeee!”
“Aduh cepetan dong, keburu bangun zombie-nya!”
“Pukul kepalanya, pukul, pukul!”
Nampaknya kehidupan di dunia penuh zombie begitu merasuk dalam pikirannya, sehingga di sela-sela episode mulai muncul pertanyaan-pertanyaan spekulatif seperti:
“Kalo beneran ada wabah zombie, kita sebaiknya ngungsi ke mana ya?”
“Zombie itu beneran mungkin terjadi apa enggak sih ya?”
dan yang paling nyusahin:
“Kira-kira kalo kita mau bikin bunker bawah tanah, abisnya berapa ya?”
Puncaknya pagi ini, ketika dia bangun tidur dan melaporkan dengan wajah sedih:
“Aku semalem abis mimpi Jakarta diserbu zombie…”
“Trus jadinya kamu ngungsi ke mana?”
“Aku nggak ngungsi. Soalnya untuk melawan zombie, pemerintah mengirimkan bapak-bapak TNI…”
“Trus?”
“…trus aku bantuin di dapur umum, masak nasi kotak.“
Dunia boleh diserbu zombie, tapi secercah harapan masih tersisa ketika masih ada yang kepikiran masak nasi kotak untuk bapak-bapak TNI…
baiklahâ„¢