Awalnya, seorang temen mengomentari suaminya yang lagi berpose untuk difoto, “Nggak usah ngasih jempol, kayak om-om!” Sejak itu gue lantas memerhatikan foto-foto para om-om, dan ternyata bener: banyak om-om, termasuk gue, yang ngacungin jempol kalo disuruh berpose. Yah, mungkin nggak sampe melebihi 50% populasi om -om sih, tapi porsinya cukup signifikan, lah. Maka lahirlah meme ini:

Ini meme buatan gue yang paling sukses nyebar. Sampe berbulan-bulan setelah tanggal uploadnya, gue masih sering kena tag dari meme ini. Mungkin karena banyak yang merasakan kebenarannya, kali. Bahkan kemarin, Sheila, salah satu komikus paling jagoan di Indonesia, mengangkatnya dalam salah satu edisi komikjakarta.com:

Tapi pertanyaan yang lebih mendasar sebenernya adalah:
Kenapa Para Om gemar Berpose Jempol?
Kalo menurut pengalaman pribadi, plus sedikit unsur sotoy juga, akar permasalahannya adalah bingung mau naro tangan di mana. Ini kalo kita bicara om-om secara umum ya, sebab bagi para om senang tentu tidak ada tempat lebih baik untuk menaruh tangan selain pinggang para perempuan terdekat.
Sebagian besar om-om, kecuali yang kerjaannya memang foto model, belum tentu sebulan sekali difoto. Jadi, berpose adalah situasi asing. Belum lagi ditambah dengan kebutuhan umum para om untuk tampil jantan berwibawa, sehingga kurang memungkinkan mereka untuk pose “Dua Tangan Megangin Pipi”, pose “Naro Telunjuk di Depan Bibir”, atau pose “Niup Serbuk Sihir (Telapak Tangan Menghadap Atas di Depan Bibir Monyong.”
Di sisi lain, pose tegap dengan tangan di samping juga terasa kurang OK. Selain nampak kaku, hasilnya juga agak terlalu mirip Satpam. Om-om, khususnya yang berpostur cukup kekar dan berkumis, biasanya sangat menghindari pose tegap ini. Kecuali, tentunya, para om yang memang berprofesi sebagai Satpam. Eh, tapi mungkin ada juga para om yang berprofesi sebagai Satpam tapi nggak ingin terlihat terlalu Satpam di foto, maka memilih pose “Dua Tangan Megangin Pipi”. Mungkin.
Setelah mengeliminasi berbagai pose, maka pose jempol menjadi satu-satunya pilihan logis: nampak cukup jantan tapi juga nggak kaku, cukup ekspresif tanpa kemayu. Dengan kata lain, seorang om yang tengah berpose jempol sebenarnya sedang berpesan, “Gue adalah om-om jantan berwibawa, optimis dan ceria, namun tidak kemayu.”
Dan kalo pose jempol aja mengandung pesan tersembunyi di baliknya, maka kita sampai pada bagian berikut:
Makna Pose-Pose Foto Lainnya
Pose Telunjuk di Depan Bibir
“Kalo elu cukup beruntung, elu mungkin bisa menggantikan posisi telunjuk gue ini.”
Pose Niup Serbuk Sihir
“Begini posisi bibir gue saat niup. Begini juga saat nyedot. Silakan bayangin.”
Pose Monyong (Duckface)
“Gue terlalu cantik sehingga pose bodoh ini nggak akan menghalangi kilau kecantikan gue.”
Pose Pipi Gembung
“Pipi gue dong tirus banget, digembungin gini aja nggak kelihatan gendut, kan?”
Tentunya ada beberapa orang yang secara nekad menggunakan pose ini walaupun akhirnya jadi kayak gini:

Pose Dua Tangan Megangin Pipi
Sebagian terjadi akibat “Pose Pipi Gembung”, shock lihat hasilnya, lalu “OK sebaiknya ini gue tutup aja biar nampak rada tirus.”
Pose Berdiri Rada Nyamping
“Harap maklum, gue kalo difoto dari depan nampak lebar.”
Pose Berdiri Rada Nyamping, di Belakang Seseorang
“OK ternyata dari samping gue juga tetep nampak lebar.”
Yang mana pose favorit lu?

Tinggalkan Balasan ke omnduut Batalkan balasan