Gimana, udah mulai eneg lihat berita-berita miring tentang capres berseliweran? Sama. Ada yang bilang, selama berita miringnya masih “negative campaign” dan bukan “black campaign” masih bisa dibenarkan. Tapi di suatu titik tertentu, enegnya sama aja.
Emang apa sih bedanya?
Konon perbedaan antara negative campaign dan black campaign adalah:
Negative Campaign: memberitakan fakta (betulan terjadi) yang negatif mengenai seseorang.
Black Campaign: memberitakan cerita fiktif yang negatif mengenai seseorang.
Masalahnya membedakan negative campaign dan black campaign nggak semudah itu berkat kemunculan campaign tipe baru yaitu kampanye butek.
Gue definisikan kampanye butek sebagai:
Memberitakan sesuatu yang berdasarkan fakta tapi dipoles sedemikian rupa hingga akhirnya banyakan polesannya daripada faktanya, dan gak jelas mana fakta mana imajinasi.
Kurang lebih seperti proses perubahan Stefani Joanne Angelina Germanotta jadi Lady Gaga.
Berikut beberapa tipe kampanye butek beserta contohnya:
Tipe “Ini Bisa Gawat”
Dalam tipe ini, dampak suatu peristiwa dibesar-besarkan sehingga apapun bisa berujung pada kehancuran bangsa.
Contoh:
Fakta: Di sela aktivitas kampanye, seorang capres mampir ke minimarket dan beli teh botol.
Kampanye butek: Mengapa seorang capres malah memilih untuk beli teh botol yang merupakan produk industri raksasa, padahal banyak rakyat kecil yang jualan teh kenyot? Ini ciri keberpihakan pada kaum kapitalis! Kalau presidennya saja berpihak pada industri besar, habislah sudah para pedagang kecil, mereka semua akan mati kelaparan!
Tipe “Harusnya Bisa”
Penulis kampanye butek tipe ini punya daftar kemampuan yang harus dimiliki seorang presiden. Orang yang nggak punya salah satu aja dari daftar itu nggak layak jadi presiden.
Contoh:
Fakta: ada capres naik bemo.
Kampanye butek: Mengapa dia cuma jadi penumpang? Kenapa bukan dia yang nyetir? Bagaimana mau jadi presiden kalau nyetir bemo aja nggak sanggup?
Tipe “Teori Konspirasi”
Dengan tipe ini, dua atau lebih kejadian yang belum tentu berhubungan dikesankan seolah-olah saling terkait dalam sebuah skema besar konspirasi yang super ngeri. Biasanya dibumbui dengan pertanyaan-pertanyaan menggantung agar kesannya lebih misterius.
Contoh:
Fakta: capres makan malam di restoran X, 300 meter dari rumah Mister Anu.
Kampanye butek: Restoran X, tempat yang dipilih capres untuk makan malam, hanya berjarak 300 meter dari rumah Mister Anu, seorang tokoh yang terkenal sering melanggar HAM. Capres selesai makan malam jam 8, lalu buru-buru menuju mobil dan pulang. Sementara itu, sebuah sumber kami melaporkan bahwa lampu rumah Mister Anu menyala sampai jam 12 malam. Apakah terjadi sebuah pertemuan rahasia di antara mereka? Silakan simpulkan sendiri…
Tipe “Terjun Bebas”
Tipe ini rada mirip sama teori konspirasi, tapi dalam bentuk jauh lebih bego. Modusnya adalah menarik sebuah kesimpulan dari fakta yang nggak ada hubungannya sama sekali.
Contoh:
Fakta: capres doyan minum sari tebu.
Kampanye butek: Lihat, minuman kesukaannya aja dibuat dengan memeras tebu, pasti ini ciri capres yang senang memeras rakyat!
Tipe “Numerologi”
Ini tipe kampanye butek paling goblok pake U dan G ekstra jadi GUOBLOG: fakta dihubung-hubungkan dengan angka, lalu angkanya dihubungkan lagi sama hal lain.
Contoh:
Fakta: capres miara marmut.
Kampanye butek: Perhatikan! Dia senang memelihara marmut. Bila diurai, M-A-R-M-U-T terdiri atas 6 huruf, sama dengan B-A-N-G-K-E. Apakah dia seorang capres bangke? Anda simpulkan sendiri!
Selain itu kalau kita urutkan dalam abjad, M=13, A=1, R=18, M=13, U= 21 dan T=20 lalu kita jumlahkan hasilnya sama dengan 86. Padahal kita sama-sama tahu, istilah “86” sering digunakan orang sebagai kode untuk “tahu sama tahu”. Pertanda capres ini gemar kolusi!
Jadi harus Gimana?
Pertama-tama, kalo ada contact FB lu yang mem-posting kampanye-kampanye butek, SEGERA unfriend. Ada contact BBM yang doyan BM kampanye butek, remove from contact. Ada akun twitter yang demen ngetwit link berita palsu, unfollow.
Sentimen?
Bukan, ini langkah pencegahan demi keamanan. Kalo kapasitas otak orang itu nggak mampu menyaring informasi mana yang bener dan mana yang ngawur, maka kemungkinan besar dia berisiko tinggi kena virus. Lu tau kan, di FB banyak app yang kalo diklik bakal nularin virus ke komputer kita. Nah, orang-orang dodol kayak begini biasanya jadi sasaran empuk virus. Iya kalo virusnya cuma ngerusak komputernya sendiri. Lha kalo dia kena virus yang suka auto tag foto produk iklan penggondrong alat vital, dan muka lu ditag ke foto hasil produk tersebut, emang enak?
Yang kedua, doain agar mereka cepat insap dan dikaruniai kecerdasan memilah informasi.
Yang ketiga, tentunya, stop forward berita model gitu. Nggak usah forward, komentar pun nggak usah. Karena semakin dikomentarin, semakin besar peluangnya untuk nyebar karena banyak orang. yang baca notifikasi new comment.
Dan kita semua bertanggung jawab menjaga kewarasan bangsa ini.
bwahahahahahahahahahahhaha,, 😀 😀 .. plis bikin buku kedua nanti aku beliii lagii
Mas Agung..
Cant agree more.. kita emang bertanggung jawab atas kewarasan bangsa.. punya andil banget.. 🙂
Tq ya..
Mas Agung, saya ijin mengutip, ya. Terima kasih 🙂
Silakan
SETUJUUUUU!
Gue barusan delete beberapa contact di BBM karena sering nyebarin kampanye butek via broadcast. Beneran deh, keselamatan dan kewarasan gue lebih penting, dari pada bawaannya emosian melulu >.<
🙂
ijin share pemikiran mu ini yo, mas..
ngguyu ngakak saya..
matur nuwun
Monggo, sami-sami
bikin ngakak aja nih mbot 😀 keren cara nyampein pesannya (y)
ini yg paporit ane:
Tipe “Terjun Bebas”
Tipe ini rada mirip sama teori konspirasi, tapi dalam bentuk jauh lebih bego. Modusnya adalah menarik sebuah kesimpulan dari fakta yang nggak ada hubungannya sama sekali.
Contoh:
Fakta: capres doyan minum sari tebu.
Kampanye butek: Lihat, minuman kesukaannya aja dibuat dengan memeras tebu, pasti ini ciri capres yang senang memeras rakyat!”
izin share yaaa :’)
Ngakak banget ampe dilihatin orang seruangan di kantor… wah, blog ini juga bisa menyebarkan virus nih…virus ketawa tiada henti..hehehe…nice post…skalian ijin share ke FB ku… 🙂
Reblogged this on Sheetavia's Weblog and commented:
hahahahaha…..beneran ngakak abis baca ini….
awalnya dulu gw suka ngerimpit-nyeripmpit temen-temen gw biat gak kampanye butek *keren istilahnya bang, tapi capek juga euy…ujung-ujungnya gw yg kena serimpit…
sekarang mah…enjoying this democrazy…..
Yang Numerologi itu keren. Menunjukkan tim sukses lawannya berasal dari semua kalangan. Bandar Togel pun direkrut.
yak, Agung..
jadi. berapa menit tepatnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tulisan ini? ^_^
ternyata cukup lama, sekitar 1 jam lebih. Padahal idenya udah disusun sejak semalem.
Sudah hampir satu bulan ini saya mulai jarang buka Twitter dan efeknya sangat menyegarkan hati dan pikiran. Halah. Maksudnya, saya tidak jadi pusing baca tweet2 yang bikin pusing ttg capres2 itu dari para pendukungnya.
Totally made my afternoon. *nggak berhenti2 ngakak* 😀
🙂
iya, belakangan mulai eneg dengan segala jenis kampanye yg wara wiri di televisi, sosmed, dll. Makanya skrg ga nonton tayangan televisi dan mulai nge-mute bbrp akun media yg terang2an condong sebelah pemberitaannya 😀
Langkah bijak.
….padahal capres itu bukan miara marmut loh mas Agung. Tapi miara SEMUT *silahkan diurai lagi hehehe*
Tulisan mas Agung selalu keren dan bikin nyengir. *ketawa sih, cuma kan gengsi, masak mentertawakan hal-hal seperti ini, nanti rakyat susah pun ditertawakan. Capres makan keselek pun ditertawakan… kentut harum pun ditertawakan <- tipe "ini bisa gawat" *
Gawat karena melecehkan rakyat kecil yang bisanya cuma kentut. Penindasan!
makasih mas, bacaan segar ni 🙂
Sama2
Aku sudah mulai unfollow orang-orang yang informasinya negatif melulu di twitter, capres manapun yang didukung. Capek euy bacanya.
Iya, sayang otak kita.