
Pernah denger nama Ippho Santosa? Itu lho penulis buku 7 Keajaiban Rejeki yang antara lain mendorong kita untuk banyak-banyak pake belahan otak kanan dan sedekah kalo mau cepet kaya. Nah, akhir bulan lalu dia bikin ‘ulah’ lagi lewat sebuah akun twitter baru bernama Hanya20Ribu. Pesannya sederhana aja sih: banyak-banyaklah ngumpulin uang 20 ribuan untuk ditabung, nanti kalo udah banyak jadiin modal usaha, pasti akhirnya jadi cepet kaya. Kalo baca itung-itungan yang dijelasin di akun twitter itu kayaknya sih enak dan gampang aja ya. Padahal nggak segampang dapet online storage gratis dari Dropbox. Antara lain dia bilang:
- Kalau sehari kita bisa ngumpulin 5 lembar saja 20 ribuan, maka dalam 3 tahun uang Anda sudah 108 juta.
- Kalau uang itu dipake untuk bisnis dengan keuntungan 10% aja, maka setiap bulan kita akan punya penghasilan 10,8 juta! Wow!
Wow?
Tunggu bentar.
Contoh kasusnya adalah ‘ngumpulin 5 lembar 20 ribuan dalam sehari untuk ditabung’. Selintas kedengerannya kecil ya, 5 lembar 20 ribuan. Recehan, tuh. Tapi kayaknya si Ippho ini mencoba menggiring para followernya untuk melupakan bahwa 5 lembar 20 ribuan = 100 ribu per hari! Itu mah bukan duit kecil, mas. Dan kalo ada orang yang sanggup nabung 100 ribu per hari, artinya dia nabung 3 juta per bulan. Dengan asumsi rata-rata orang hanya sanggup mengalokasikan 1/3 pendapatannya untuk ditabung, maka yang bisa ngikutin ‘tip mudah’ ini hanya mereka yang penghasilan bulanannya 9 juta ke atas!
Ini mirip hitung-hitungan Presiden Suharto kalo lagi tatap muka sama petani, tahun 80-an dulu:
“Penghasilannya berapa Pak?”
“Lima ribu sebulan, Pak Presiden…” (di masa itu US Dollar cuma 500 perak, jadi ini setara dengan 10 dollar).
“Wah banyak sekali! Artinya, setahun sudah 60 ribu! Bayangkan kalau sudah sepuluh tahun, berapa?”
“Eee… enam ratus ribu, Bapak Presiden”
“Nah, banyak kan? Luar biasa sekali, seorang petani bisa punya penghasilan 600 ribu!”
*penonton tepuk tangan dengan wajah setengah mikir, “errr… kayaknya ada yang salah, tapi apa ya?”
Tapi ya okelah. Maksud Ippho adalah mengubah mindset orang yang selama ini mikir nabung itu sulit karena hidup udah pas-pasan. Bagian situnya gue setuju. Yang bikin gue rada meringis adalah 2 twitnya berikut ini:

Perhatikan kata-kata yang dia pilih; NEMU / KETEMU 20 ribuan.
Gue yakin dia bukan asal-asalan / kebetulan menggunakan istilah NEMU / KETEMU 20 ribuan ini. Ini pasti sengaja, untuk menanamkan kesan bahwa aktivitas menabung itu mudah dan nggak membebani. Tapi dia lupa efek samping kata-kata tersebut pada sebuah rumah tangga di Tebet…
“Suami, pinjem dompetnya sini!”
“Mau buat apa, istri?”
“Siniin cepet!”
“…” (menyerahkan dompet dengan bingung)
“…” (membongkar dompet dengan beringas) “Nah! Istri NEMU 20 ribuan ini! Yes! Terima kasih, suami!”
“Mau buat bayar apaan sih?”
“Ada, lah!”
Hari berikutnya…
“Suami! Kenapa sih kantong celananya isinya dua ribuan gini!” (sambil menggeledah celana kotor yang nyaris masuk cucian)
“Ya namanya juga kembalian. Kenapa emangnya?”
“Kenapa dari tadi istri nggak NEMU dua puluh ribuan?!”
Hari berikutnya lagi…
“Suami, lihat nih, istri NEMU dua puluh ribuan tiga biji! Asik!”
“Wow! Nemu di mana?”
“Di dompet suami!”
“Wow…”
Bukannya mau pelit sama istri, tapi kalo nggak rajin-rajin ngecek isi dompet bisa terjadi adegan berikut:
“Nasi pecel sama empal dan kerupuk, semuanya jadi 16 ribu, mas…”
“OK… sebentar ya mbak… LAH, INI KENAPA DOMPET GUE MENDADAK ISINYA DUA RIBUAN 4 LEMBAR GINI!?”
Setelah mengalami serangkaian penggeledahan dan perampasan paksa, barulah gue menemukan biang keladinya yaitu twitter si Ippho ini. Dia sendiri nggak menjelaskan kenapa harus 20 ribu yang jadi sasaran, kenapa nggak 10 ribu atau 100 ribu sekalian. Tapi kalo perkiraan gue, nominal ini dipilih karena posisinya pas: nggak kekecilan sehingga lama terasa efeknya, juga nggak kegedean sehingga memberatkan. Yang jelas, nasib duit dengan total nilai yang sama dapat berbeda tergantung formasi lembaran-lembarannya:



Tinggalkan Balasan ke power indoarabic Batalkan balasan