[2012-005] Serba Random

Di tengah malam ini, ujug-ujug ingin ngemil yang ringan – ringan aja. Maka pergilah gue ke depan pasar, tempat mangkalnya abang ketoprak edisi nocturnal (karena spesialis jualan mulai jam 20.00 – 02.00). Ketopraknya dibungkus, gue jalan lagi pulang. Lewat depan tukang rokok. Tukang rokoknya pelihara kelinci, yang entah kenapa malam ini dilepas. Mungkin biar kelincinya nggak suntuk. Kelincinya gede banget, mungkin nyaris segede kambing balita. Eh, tapi kambing mah 4 tahun juga udah bisa beranak ya? Ya nggak segede itu sih, tapi pokoknya gede lah, kelinci itu.

Liat gue lewat, dia mulai membuntuti. Abis itu dia motong langkah gue, dari kiri melintas ke kanan. Gue berhenti. Dia berhenti, ngeliatin gue. Kupingnya goyang-goyang. Gue jalan lagi. Eh dia begitu lagi. Motong dari kiri langsung kanan. Gue ngeri dia keinjek, kan nggak enak sama tukang rokoknya.

 

“Bang, sori kelincinya keinjek.”
“KURANG GEDE GIMANA KELINCI SAYA KOK BISA KEINJEK, PAK!?”

 

Susah jelasinnya.

 

Maka gue berhati-hati jalan. Gue berhenti lagi. Dia berhenti juga. Gue jalan, dia begitu lagi. Gue bingung gimana harus bersikap. Kalo dikejar anjing, orang maklum kalo gue lari. Tapi ini dikejar kelinci. Gue nggak perlu lari, sih. Tapi tuh kelinci ganggu. Dibilang nggak terganggu, jelas gue terganggu. Tapi kayaknya masih kurang kuat alasan untuk terganggu. Karena dia hanya seekor kelinci.

 

Gue jalan makin jauh dari kios rokok itu, si kelinci masih ngikutin. Gue mulai senewen. Takut dituduh nyolong kelinci orang. Gue berhenti, dan ngeliat ke arah kios rokok – berharap majikan si kelinci berbuat sesuatu atas perilaku aneh peliharaannya. Ngomong-ngomong, untuk seorang tukang rokok, kenapa sih dia harus melihara kelinci? Kenapa mesti kelinci? Kenapa nggak kucing yang tiap 5 menit lewat 3 ekor?

 

Nggak lama kemudian, harapan gue terkabul. Tukang rokok itu manggil kelincinya.

 

“Whoi, ssst JOKO! Sini! Hei! Joko! Sini!”

 

Kelincinya ternyata bernama Joko.

 

Sebuah nama yang random untuk seekor kelinci. Se-random pengalaman gue diuber kelinci. Banyak pertanyaan di benak gue. Kenapa nama kelinci itu harus Joko? Kenapa si Joko harus nguber gue? Apakah dia tertarik dengan bau ketoprak yang gue bawa? Sejak kapan kelinci doyan ketoprak?

 

Ah sudahlah. Selamat malam semuanya.

30 comments


  1. miapiyik said: Salah mampir…. Dini hari jd kebayang ketoprak. Enak mana ama ketoprak Ciragil? Ciragil enak, tp porsinya imut, pas utk sosialita yg diet 🙁

    masih enakan ciragil sih, harganya juga beda jauh sih. Bahannya juga beda, Ciragil pake kacang mede jadi lebih gurih. Ditambah telur asinnya itu lho, mantap!


  2. wishknew said: Jokondo-kondo mas :DBTW, ketopraknya enak gak?

    Enak banget, pake telur goreng. Boleh pilih mau diceplok atau didadar. Lokasinya di Tebet Timur Dalam Raya, seberang Century, sebelah pasar PSPT.