Astroboy

Sebenernya, pengetahuan gue tentang serial animasi legendaris dari Jepang ini cuma terbatas pada gambar kartun yang sering menghiasi kaos-kaos anak baru gede di mall. Ekspektasi gue sebelum nonton cuma berharap dapet tontonan animasi yang banyak tembak-tembakannya dan sedikit berharap ada cerita di tingkat lumayan. ternyata, film ini sangat berhasil mengejutkan gue.

Ceritanya bersetting di masa depan di mana manusia hidup di sebuah kota canggih bernama Metro City – yang mengambang di atas permukaan bumi. Di masa itu teknologi robot sudah sedemikian majunya, sehingga hampir sebagian besar kebutuhan manusia dilayani robot. Salah satu ahli robot paling terkemuka bernama Dr. Tenma, yang punya seorang anak laki-laki bernama Toby. Dalam sebuah percobaan, Dr. Tenma harus kehilangan Toby. Sebagai gantinya dia menciptakan sebuah robot yang sangat mirip dengan Toby, yang di kemudian hari dijuluki ‘Astroboy’.

Dibangun di atas landasan cerita yang begitu sederhana, film ini menyuguhkan sebuah paket hiburan yang lengkap buat seluruh keluarga. Joke-joke slapsticknya bisa menghibur buat anak-anak, sedangkan buat para orangtua bisa menikmati jalinan cerita dan pengembangan karakter yang menurut gue cukup matang. Kenapa Dr. Tenma memutuskan untuk menciptakan Astroboy, dan kemudian kecewa atas hasil ciptaannya sendiri, misalnya, menurut gue punya latar belakang yang cukup kuat dan logis. Gambar-gambarnya keren dan menghibur, membuat Astroboy nampak beberapa langkah jauh lebih canggih ketimbang penampilannya di serial TV Jepang era 80-an. Nonton film ini harus siap mengganti-ganti sudut pandang dalam tempo cukup cepat. Terkadang penonton diajak bermain-main dengan adegan-adegan kocak khas film kartun anak-anak, lalu tiba-tiba di adegan berikutnya diajak mengharu-biru lewat adegan-adegan menyentuh. Penampilan robot-robot ‘figuran’ seperti sepasang robot pembersih kaca atau tiga robot penggagas revolusi robot berulangkali menyegarkan penonton, dan berhasil bikin gue ketawa ngakak berkali-kali. Desain karakternya memang hebat, Astroboy sebagai robot nampak sangat manusiawi dan mengundang simpati penonton ketimbang waktu dia masih jadi bocah sok keminter bernama Toby.

Akhir kata, sebuah tontonan yang sehat dan menyegarkan buat seluruh keluarga.

10 comments