plants vs. zombies

Waktu kuliah dulu, gue ngambil sebuah mata kuliah pilihan berjudul ‘Psikologi Bermain’. Sebuah pilihan yang belakangan lumayan gue sesali karena tugas makalahnya banyak banget dan akhirnya cuma dapet C. Satu hal yang gue inget dari mata kuliah itu, selain fakta bahwa ternyata kegiatan bermain bisa dikemas dalam bentuk yang begitu datar dan membosankan, adalah definisi ‘bermain”:

“Sebuah kegiatan menghibur diri sendiri yang tidak memiliki titik akhir.”

Dan menurut gue, game yang satu ini bener-bener memenuhi definisi tersebut. Tipe gamenya rada-rada mirip game strategi pertahanan seperti “Master of Defense” tapi yang ini dikemas dalam bentuk yang jauh lebih kocak dan menghibur.

Skenarionya, kita adalah pemilik sebuah rumah yang lagi disatronin serombongan zombie. Target permainannya adalah bertahan agar para zombie jangan sampe masuk ke rumah karena kalo itu terjadi, mereka akan memakan otak kita. Cara bertahannya ini yang unik: dengan bantuan tanam-tanaman! Hehehe… gue ngebayangin para pencipta game ini pastilah sekelompok orang yang super iseng dan jail, sehingga kok ya bisa-bisanya kepikiran skenario gila kaya gini.

Yang seru, di setiap stage akan ada tanaman baru yang bisa kita pilih untuk dipake di stage berikutnya. Mulai dari Pea Shooter alias tanaman kacang-kacangan yang menembaki para zombie dengan biji kacang polong, Walnut raksasa yang bisa dipake sebagai benteng pertahanan, sampe cabe merah yang bisa menimbulkan dinding api.

Yang bikin game ini makin seru adalah, kita nggak bisa main taro tanaman pilihan kita gitu aja. Tanaman hanya bisa dipasang kalo kita punya cukup sinar matahari. Sinar mataharinya berbentuk bola-bola kuning yang berjatuhan dari langit, plus yang dihasilkan oleh tanaman Bunga Matahari. Selain itu, setiap tanaman juga punya refresh rate sendiri-sendiri. Jadi, setiap kali kita baru menanam satu jenis tanaman, kita nggak bisa langsung menanam jenis yang sama lagi, sekalipun kita punya biji sinar matahari yang cukup.

Selain tanamannya, jenis zombienya juga macem2. Ada yang berlindung di balik sebuah pintu logam sehingga kebal dari tembakan para Pea Shooter, juga ada yang terikat pada balon sehingga bisa melewati barikade para Walnut raksasa. Yang paling konyol adalah zombie berjaket merah dengan dandanan mirip Micahel Jackson di video klip “Thriller”

Dancing Zombie ini berjalan dengan gaya Moonwalk, jurus andalannya Michael Jackson, dan… diiringi oleh beberapa zombie penari latar! Dengan isengnya, di bagian almanac para zombie tertulis: “Any resemblance between Dancing Zombie and persons living or dead is purely coincidental”.

Selain rangkaian game utama yang terdiri atas 5 stage yang masing-masing terdiri atas beberapa sub-stage, juga ada bonus mini game dan survival mode. Berhubung game ini buatan Pop Caps, di bagian mini games ada game-game plesetan dari game Pop Caps lainnya seperti Insaniquarium dan Bejeweld, tentunya masing-masing dimodifikasi biar sesuai dengan tema Plants vs. Zombie. Selain itu juga ada mini game Zen Garden, di mana kita bisa menanam aneka bunga-bungaan yang menghasilkan… duit untuk beli tanaman baru!

Walaupun nggak terlalu sulit (nggak ada satu stage pun yang bikin gue ngulang lebih dari 2 kali), tapi secara keseluruhan game ini menghibur banget: kocak, penuh kejutan, dan setelah tamat pun kita bisa memainkannya lagi dari awal dengan cara yang berbeda. Bener-bener hiburan tiada akhir, sesuai dengan definisi ‘Bermain’ menurut Psikologi Bermain.

Walaupun gue dapet versi bajakannya dari seorang PNS yang menggunakan fasilitas negara untuk mendownload file-file pribadi, tapi gue sangat menyarankan kalian untuk mendownload dan membeli versi aslinya di sini.

10 comments