Pesan buat Para Bapak Pegawai…

…yang istrinya mau memulai bisnis sendiri.

  • Pertama-tama, bersyukurlah – karena di luar sana banyak bapak-bapak pegawai lain yang sampai stress, gila, korupsi, dllsb karena keseringan denger istrinya bilang “Papih, aku mau beli…” Sedangkan istri lu bilang, “…saya mau jual…”

  • Nggak usah banyak cingcong dengan jabatan dan status. Katakanlah sekarang elu adalah seorang “Business Development Head” atau “Assistant Sales Manager” atau “Assistant Vice President” atau “Senior Human Capital Head” atau apapun jabatan keren yang lu sandang, lalu istri lo memutuskan mau mulai jualan cendol, dan elo merasa hina karena seorang “Senior Human Capital Head” harus bersanding dengan seorang tukang cendol, maka elo melihat dari perpektif yang salah. Kondisi sebenarnya adalah, elu sekarang hanyalah seorang buruh, jongos, dan istri lo sedang merintis jalan untuk menjadi seorang owner. Lagipula, Bob Sadino juga dulunya cuma seorang “tukang telur”. Liat aja apa jadinya dia sekarang.
  • Nggak usah sok kaya / sok mapan dengan bilang, “Memang uang bulanan kamu kurang ya, sampe perlu jualan segala? Gue tambahin deh!” Berapa sih gaji bulanan lu sebagai seorang pegawai? Sepuluh juta? Lima belas? Dua puluh? Asal tau aja, minggu lalu gue baru ketemu seorang “tukang sayur” dari Pasar Unit II Tulang Bawang Lampung yang omzet per bulannya rata-rata 160 juta. Ini rata-rata lho, jadi ada kalanya lebih dari itu. Dengan asumsi keuntungan bersih 10%, maka pendapatan dia adalah 16 juta per bulan. Contoh lainnya, seorang ibu penjual beras, dari hasilnya berdagang plus pinjem ke bank mampu beli 1 hektar lahan karet. Setelah pinjaman lunas dan lahan karet jadi milik, dia menjaminkan lahan itu untuk mengambil pinjaman lagi. Pinjamannya dipake untuk membangun ruko 2 pintu. Sekarang, cicilan ke bank dibayar dari hasil penjualan lahan karet dan sewa ruko. Di luar itu, pendapatan dari kios beras masih mengalir, sekitar 10 jutaan nett per bulan. Gimana tuh, wahai para “Head” dan “Manager” kantoran?
  • Masih terkait poin sebelumnya, terkadang urusannya sama sekali bukan uang. Punya bisnis sendiri adalah salah satu bentuk aktualisasi diri, sebuah kebanggan tersendiri yang nggak ada urusannya dengan uang belanja. Punya bisnis sendiri besar banget pengaruhnya buat rasa percaya diri seseorang, terlepas dari ukuran bisnisnya. Dana kalo elo merasa terancam / keberatan dengan kehadiran seorang istri yang semakin PD dan berkembang, gue sarankan elo introspeksi deh.
  • Nggak usah banyak ribut kalo istri lo minta dukungan modal. Jangan lihat itu sebagai pengeluaran ekstra – siapa tau elo justru sedang melakukan investasi awal di embrio sebuah perusahaan multi – nasional. Pernah denger tentang “Mrs. Fields Cookies”? Di era 90-an perusahaan Amerika ini pernah punya outlet di deket Jembatan Dukuh Atas, Jakarta. Pemiliknya, si Mrs. Fields, tadinya hanya ibu rumah tangga biasa dengan pendidikan akhir SMA, yang merasa minder setiap kali dateng di acara kantor suaminya. Jabatan suaminya udah lumayan tinggi, dan istri-istri temen-temen kantor suaminya juga rata-rata berpendidikan tinggi. Begitu tau Mrs. Fields hanya lulusan SMA, mereka cuma memandang sebelah mata. Mrs. Fields berpikir, dia juga ingin punya sesuatu yang bisa dibanggakan, maka mulailah dia berbisnis kue kering. Bum – sekarang dia jauh lebih kaya ketimbang suaminya maupun istri-istri teman kantor suaminya.
  • Nggak usah menggunakan premis “kewajiban istri melayani suami” secara berlebihan. Ya memang benar kewajiban istri adalah melayani suami, tapi kalo elo komplen karena biasanya dibikinin kopi dan sekarang istri sibuk ngurus bisnis sehingga nggak sempet bikinin kopi lagi, gue sarankan beli kopi kemasan sachet di warung. Tuh baca, di kemasannya ada petunjuk cara bikinnya. Jangan sebut diri lo seorang “Head” / “Manager” / “Executive” kalo nggak bisa ngikutin petunjuk itu.
    Poin gue adalah, mau nggak mau memang perlu ada hal-hal yang dikorbankan kalo istri yang tadinya hanya mengurus rumah tangga sekarang punya kesibukan ekstra. Nggak perlu membebani istri lo dengan tuntutan yang nggak esensial.

Intinya, wahai para suami, selama bisnisnya halal, masih dikelola tanpa menelantarkan keluarga, dan bisa membuat istri kalian lebih maju, restuilah. Buat para istri yang ragu untuk memulai bisnis karena suami mengajukan keberatan yang bukan-bukan, silakan forward posting ini. Semoga bisa membuka wawasan mereka đŸ™‚

(didedikasikan buat istri yang omzet bisnisnya sekarang 1500% lebih gede dibanding omzetnya saat baru mulai, 1 tahun yang lalu).

115 comments


  1. ningrumdesign said: Salut buat mba Ida ya Mas, seenggaknya istri yang tidak menggantungkan 100 % ke suami bisa mempertahankan pendapat dan harga diri, dan so pasti dapat nilai plus dari suami.

    tentunya solusi untuk para suami yang nggak membiarkan istri2nya mempertahankan pendapat dan harga diri hanya karena istri2nya nggak kerja, adalah cari suami baru :-p


  2. nadnuts wrote on Jul 4btw salut ma ida deh (mamaku juga ikutan salut loh)tadi waktu lewat depan rumah, dr luar kliatan ada warna-warni, pasti kemasan kotakkue… *ketauan, tetangga suka intip2 hehehe*kadang pingin kayak ida, tp apa daya, gak telaten utak-utik n hias2 *alasan! dasar pemalas!*:Dcongrats yaaaa…ikut hepi for you, too…yahhhhhhhhhh semangat nya 45 mana………….?


  3. Head” atau “Assistant Sales Manager” atau “Assistant Vice President” atau “Senior Human Capital Head” atau apapun, dan istri lo memutuskan mau mulai jualan cendol, dan elo merasa hina karena seorang “Senior Human Capital Head” harus bersanding dengan seorang tukang cendol, maka elo melihat dari perpektif yang salah. nah mungkin ini yg hrs tiru atau lebih baik di praktekan buat ibu”boss yang ngejongos di rumah .tapi klo yg terjadi sbaliknya gimana ya mas…………….hehehe tepuk dada tanya karepe kepiye dik hehehe…


  4. boeldozzer said: ada niat lagi sih pengen nyoba yang lain..Kalo soal size sepatu/sendal relatif kayanya, tergantung target calon pelanggan..misalnya ini liburan sekolah atau apa.dulu itu pertama-tama ngasih brosur dulu ke calon pelanggan, terus pelanggan nunjuk barang yang mau di pesen, bayar DP setengahnya, barang pesenan datang seminggu kemudian setelah gue tombokin cash di PIK….Awal-awalnya lancar.Modal awal gue cuma 250 ribu, untung setengah taun dari rumah ke rumah nyampe 3 jutaan. Itu antara taun 2002-an.Persoalannya ada di… gara-gara gue ngreditin tuh dagangan…hehe.

    hohoho…ngereditin emang bikin pusing. aku gak mau ngereditin lebih dari 1 minggu. klo yg lama blom dilunasin, yg baru aku ga kasih đŸ˜€ *agak kejam sih*


  5. siiip…. gud-marsoguudartikel yang bagus !pemahaman seperti ini yang perlu disebarkan, dikembangkan dan ditanamkan kepada masyarakat. kendalanya satu gung: mentaltau sendiri kan mental orang endonesa kaya apa. mereka lebih memilih gengsi dan ‘posisi’ di masyarakat, daripada keharmonisan keluarga sendiri.


  6. hehehe betul, di mana-mana yang namanya juragan mah pasti lebih beunghar daripada buruhnya. sedikit nambahin dongeng bob sadino… awal mula dia terjun jadi pengusaha. tadinya om bob kerja di jerman, pulang ke indonesia bawa mobil 2. mobil yang satu dijual jadi rumah, mobil yang satu dipake narik taksi gelap, om bob sendiri yg nyupir. satu hari si taksi gelap itu cilaka, hancur, mulailah om bob jualan telur, sampe sekarang dia bisa jual kangkung harga 10rb seiket. kangkungnya mah kangkung biasa, tapi karena yang jualan bob sadino di kem chik, harga si kangkung kagak bisa turun tuh, kalo turun malah kagak laku… mulai si fery ngelantur hehehesatu lagi pelajaran yg gue tarik dari bob sadino, ibarat berenang, mau usaha juga sama, langsung nyemplung aja.


  7. mrs fields cookies adalah favoritku…dulu kalo beli di jakarta, di bandung tuh kukis aku taro di lemari. asli, makannya segigit gigit saking enaknyaaa….btw aku mau ah menyaingi mrs fields…nanti aku akan dipanggil oprah sbagai tukang putu terlaris pertama di enggris….hehehhehe………………


  8. Mantaaaffff… kl gt gw termasuk kaum istri yg beruntung didukung suami buat usaha dong yah đŸ™‚ Jangan takut ditelantarin deh ah.. disana khan enak msh ada pembantu, kt disini yg smua2 hrs sendiri msh enjoy aja tuh bertiga đŸ™‚ maju terus ya ponakan!!


  9. “pada pintu gerbang kiamat orang2 hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus(dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) ” (Hadist Shahih lighairihi Ahmad)


  10. mbot said: ayo ayo coba lagi :-)gue sarankan coba bisnis yg nggak memerlukan modal gede dulu. misalnya yang sistem titip dan bagi hasil, atau yang dibuat hanya berdasarkan pesanan seperti kue :-)trus ngomong2 soal sepatu, gue jadi inget obrolan dengan seorang pedagang kaos kaki. dia sebelumnya jualan BH, tapi trus mengalami problem dengan stock. misalnya, model tertentu hanya laku nomor 32 doang sementara nomor lainnya kurang laku. akhirnya dia banting setir jualan kaos kaki, yang nggak pake sistem ukuran yang ribet. mungkin problem yang sama juga terjadi di penjual sepatu, ya?

    ada niat lagi sih pengen nyoba yang lain..Kalo soal size sepatu/sendal relatif kayanya, tergantung target calon pelanggan..misalnya ini liburan sekolah atau apa.dulu itu pertama-tama ngasih brosur dulu ke calon pelanggan, terus pelanggan nunjuk barang yang mau di pesen, bayar DP setengahnya, barang pesenan datang seminggu kemudian setelah gue tombokin cash di PIK….Awal-awalnya lancar.Modal awal gue cuma 250 ribu, untung setengah taun dari rumah ke rumah nyampe 3 jutaan. Itu antara taun 2002-an.Persoalannya ada di… gara-gara gue ngreditin tuh dagangan…hehe.


  11. mbot said: didedikasikan buat istri yang omzet bisnisnya sekarang 1500% lebih gede

    Jurnal yg sangat2 positifffffffffffffffff! Suami yang sangat sadar pemberdayaan! Kagum banget! :-DAyo Mas, bukunya Mas yg dilirik Mba Asma dikelarin, akyu dukung 1500% juga :-)Btw, Ida hebat krn didukung suami hebat đŸ™‚ Jurnal ini buktinya :-)*Mas, aku main situ lagi boleh gak, insyaAllah nyampe Jakarta tanggal 10 Juli ini* :-p


  12. btw salut ma ida deh (mamaku juga ikutan salut loh) tadi waktu lewat depan rumah, dr luar kliatan ada warna-warni, pasti kemasan kotakkue… *ketauan, tetangga suka intip2 hehehe*kadang pingin kayak ida, tp apa daya, gak telaten utak-utik n hias2 *alasan! dasar pemalas!*:Dcongrats yaaaa…ikut hepi for you, too…


  13. mbot said: iya, tapi tukang kue belum pernah ada yang maksa liburan ke singapur, pake uang saku, lagi! :-pp

    oo bentar lagi ada suami yang minta jatah liburan ke singapur ke tukang kue , plus pake uang saku :p


  14. mbot said: nah satu lagi (calon) pengusaha sukses… sip, ditunggu ordernya đŸ™‚

    aiiiiihhhhhhhhhhhhh,….amiiiiiin….makasi doanya. đŸ™‚ Amazing ya….pas lagi jumpalitan wirausaha gini,…berasa banget, gak ada yang lebih mesra, dibanding mesra nya suami istri di fase ini, saat sang istri liat suami yang senantiasa dukung usaha istri walaupun baru capek pulang kerja dan di saat yang sama upaya istri tetep ngelayani suami walau usaha jalan terus. Kita sama sama minta ke Allah yuk….semoga selalu berada dalam lindunganNya, dalam cobaan ‘sukses’ sekalipun.


  15. nilaalya said: hmm….passs beneeeeeerrrrr !!!!! Selamat buat Ida-Agungdan makasi udah available tiap kali aku membutuhkan kueee…end of July nya tanggal nya bentar lagi ya….dipastiin , sekalian menunyaa..

    nah satu lagi (calon) pengusaha sukses… sip, ditunggu ordernya đŸ™‚


  16. c4rlo said: kl saat ini ngobrol ma istri masih nyambung…kebayang ga kalo tu istri taunya cuma bersihin rumah n nonton tivi…setelah 20 tahun…masih nyambung ga kalo ngobrol ma istri?

    repotnya cukup banyak suami di luar sana yang merasa terancam kalo istrinya berkembang, takut superioritasnya luntur, kayaknya


  17. ailtje said: semoga tulisan ini di forward kemana-mana ya dan bisa menyadarkan para pria yang tidak sensitif gender :-)Terimakasih telah mendukung mbak Ida untuk berbisnis, Mas Agung sadar gender, dua jempol buat mas Agung ^_^

    makasih ya :-))


  18. boeldozzer said: intinya pantang menyerah ya bro ?gue pernah jualan sepatu dan sendal2, ngambil dari PIK Pulo Gadung..terus nyerah karena bangkrut.Mengembalikan semangat kaya dulu lagi susahnya.

    ayo ayo coba lagi :-)gue sarankan coba bisnis yg nggak memerlukan modal gede dulu. misalnya yang sistem titip dan bagi hasil, atau yang dibuat hanya berdasarkan pesanan seperti kue :-)trus ngomong2 soal sepatu, gue jadi inget obrolan dengan seorang pedagang kaos kaki. dia sebelumnya jualan BH, tapi trus mengalami problem dengan stock. misalnya, model tertentu hanya laku nomor 32 doang sementara nomor lainnya kurang laku. akhirnya dia banting setir jualan kaos kaki, yang nggak pake sistem ukuran yang ribet. mungkin problem yang sama juga terjadi di penjual sepatu, ya?


  19. pujay said: iya gung .. gw jadi inget … juragan kue rumahnya lebih bagus dari juragan eh tukang minyak hihihihihihi

    iya, tapi tukang kue belum pernah ada yang maksa liburan ke singapur, pake uang saku, lagi! :-pp


  20. frendhie said: *lebih sep kalo laki bini dua duanya sehati sepikiran….*buka usaha, sekecil apapun adalah latihan untuk menggodok jiwa entrepreneur didalam diri kita, dan selalu bae untuk dipraktekan!

    bener banget! đŸ™‚


  21. gue setuju banget dgn konsep istri bekerja/usaha.karena namanya manusia ya musti kerja…lebih ke arah aktualisasi & pemgembangan diri kali ya dibandingin duit..karena dgn bekerja, kedewasaan & logika berkembang..kl saat ini ngobrol ma istri masih nyambung…kebayang ga kalo tu istri taunya cuma bersihin rumah n nonton tivi…setelah 20 tahun…masih nyambung ga kalo ngobrol ma istri?


  22. sal3ho said: ada duit abang di sayang, gak ada duit abang di tendang !!

    kalo istri udah sukses berbisnis, bisa berubah jadi “abang manis abang disayang, abang banyak cingcong abang ditendang… ” :-)))


  23. semoga tulisan ini di forward kemana-mana ya dan bisa menyadarkan para pria yang tidak sensitif gender :-)Terimakasih telah mendukung mbak Ida untuk berbisnis, Mas Agung sadar gender, dua jempol buat mas Agung ^_^


  24. selamat buat agung, selamat buat idaisme di masyarakat kita masih sering keliru… mungkin warisan dari jaman kumpeni dulu dimana status pegawai paling oke adalah pegawai negeri… sedangkan pedagang adalah kelas bawahpadahal sekarang para “raja” di negeri ini mayoritas adalah kaum pedagang… yang ningrat rata2 udah tinggal ngabis2in warisan aja… sedangkan pegawai negeri… hmm…


  25. wakkwakwkakkkakwakkakwk banar mas mbot……jangan nglarang istri buat bisnis, toh mereka juga malah dapat tambahan income…heheheheh betullllllll,,,,daripada mintak mulu…kekekek ada duit abang di sayang, gak ada duit abang di tendang !!!!! kekekekekee